Istri Kecil Tuan Ju

Aku Tidak Salah!



Aku Tidak Salah!

0"Dia adalah .. " Ucap Julian dengan pelan dan berhenti sebentar untuk mengambil nafas. Qiara dan yang lain menjadi tegang dan tidak sabaran menunggu jawaban Julian.     

'Jangan Julian! Aku tidak akan Memaafkan mu, jika kamu mengatakan kebenarannya maka aku akan berlari darimu. ' Batin Qiara dengan tegang seraya melotot mengerikan kearah Julian.     

"Dia hanya orang yang aku kenal." Kata Julian melanjutkan kalimatnya yang tertunda oleh tarikan nafas yang dia harus ambil disaat seperti itu. Mendengar jawaban Julian, Qiara mengambil nafas lega begitu pun juga dengan Feny dan Fanya.     

Sedang yang lain merasa kecewa karena tidak memiliki bahan gosip yang lain. 'Selamat juga aku! Hampir saja aku akan ketahuan kalau aku sudah menikahi lelaki tua yang mesum. Di depan orang banyak dia terlihat sangat baik. Tapi, saat di depanku ia malah bertindak sesukanya. Dasar, muka dua.' Batin Qiara dengan perasaan yang cukup rumit.     

"Dia hanya orang yang Tuan Ju kenal. Jadi, kakak jangan cemburu!" Bisik Feny dengan bangga karena ia berhasil membuat kakak nya kembali merasa tenang.     

"Aku akan mengurus mu di rumah nanti. Karena kamu sudah berani bertindak tidak sopan dan sangat lancang pada Tuan Ju dengan berteriak dan menyentuh urusan pribadi Tuan Ju." bisik Fanya dengan perasaan yang tidak tentu. Disisi lain, ia senang karena gadis itu bukan siapa-siapanya Julian. Tapi, disisi lain dia merasa malu dan geram memiliki adik yang bertindak seenaknya begitu saja.     

Terlebih ketika dia memperhatikan gelagat Julian yang sangat mengerikan. Fanya langsung memukul mulutnya dengan pelan karena dia sudah melakukan kesalahan yang membuat kakak nya menjadi murka.     

Sementara itu, setelah memberika jawaban pada semua orang tentang Qiara. Julian pun melanjutkan kembali perjalannya tanpa menoleh kearah kerumunan yang memandangnya dengan aneh. Tidak lama setelah itu Julian membawa Qiara masuk ke mobil dan disusul olehnya kemudian. Sementara menunggu asistennya kembali mengurus kekacauan di dalam Restauran. Julian menoleh kearah Qiara dengan ekspresi yang rumit.     

Qiara hanya menunduk malu mengingat apa yang sudah terjadi.     

"Apa ada yang ingin kamu katakan?" Tanya Julian setelah diam beberapa saat.     

"Aku tidak salah. Bukan aku yang mulai duluan! Aku memang gadis tengil, tapi aku tidak pernah menyerang orang yang tidak menyerangku. Itu pun untuk membela diri. Jadi, jangan memarahiku! Aku lagi malas dan lelah untuk berdebat. " Kata Qiara sambil menunduk dengan suara yang lemah. Mendengar apa yang dikatakan Qiara, Julian menarik nafas dalam.     

Setelah itu ia menarik tubuh Qiara kepelukan nya. Entah kenapa, Qiara merasa nyaman lalu menangis sesegukan di pelukan Julian. 'Vania ... Aku sering bertanya kenapa kamu memintaku menikahi adikmu yang masih kecil dan sangat keras kepala. Sekarang, aku sedikit demi sedikit mengerti apa maksudmu. Gadis kecil ini sangat polos, dan jujur. Apakah ada hal yang belum aku ketahui lagi tentang dia? Tolong beri aku petunjuk Vania! Agar aku tidak sampai salah mengambil keputusan!' Batin Julian seraya menepuk-nepuk pundak Qiara.     

"Percaya padaku! Aku tidak melakukan kesalahan!" Ucap Qiara lagi sambil sesegukan.     

"Jangan bicara lagi! Kamu tau kalau aku akan tetap berada di pihak mu, apapun yang terjadi. Jika pun kamu salah, maka aku hanya akan mengingatkanmu di tempat sunyi yang ada hanya kita berdua. "Kata Julian sambil tersenyum manis.     

"Terimakasih!" Lanjut Qiara dengan suara pelan.     

"Iya. " Sahut Julian seraya mengusap-usap bahu Qiara untuk membuatnya merasa tenang.     

Tidak lama setelah itu, Julian merasa heran karena ia tidak lagi mendengar suara Qiara. Karena penasaran, ia pun mengintip wajah Qiara yang bersembunyi di dada bidangnya.     

'Ya ampun ... Aku tidak percaya kalau dia bisa tidur setelah menangis? Apa ini sisi lain dari dirinya? ' Batin Julian sambil tersenyum geli melihat Qiara yang tiba-tiba sudah tidur dengan pulasnya.     

"Saya sudah menyelesaikannya bos!" Kata Asistenya setelah ia masuk ke mobil dan duduk dengan tenang di depan.     

"Sssstttt ... " Julian menempelkan jari telunjuknya kearah sang asisten agar ia tidak bersuara lagi.     

Sang asisten pun langsung mengangguk karena faham apa yang dimaksud oleh bosnya ketika melihat Qiara tertidur di pelukan Julian.     

"Kita ke rumahku!" Bisik Julian.     

"Siap bos!" Setelah mengatakan itu, sang asisten pun segera meninggalkan Restauran itu dengan cepat. Sementara itu di Restauran sudah kembali aman. Fanya menolak ganti rugi dari asisten Julian karena dia bukan pengemis dan orang miskin yang butuh uang.     

"Ayo pergi!" Kata Fanya sambil menarik lengan Feny dengan kesal. Tanpa mengatakan apapun. Feny mengikuti Fanya dengan patuh. Namun, ia memiliki rasa khawatir dan takut akan dimarahi oleh Fanya karena telah bertindak gegabah. Sepeninggalan Feny dan Fanya. Orlin terlihat duduk termenung di salah satu kursi bersama Ibu nya.     

"Jadi, gadis tadi adalah temanmu? Dia datang bersamamu lalu menawarkan diri untuk membantumu. Apakah begitu?" Tanya Ibu Orlin setelah lama termenung. Tanpa mengatakan apapun. Orlin mengangguk dengan ekspresi sendu. "Ohhh ... Astaga ... Kenapa kamu tidak bicara? Kalau aku tau dia kenalan Tuan Ju. Ibu pasti akan memperlakukannya dengan sangat spesial. Apalagi, Tuan Ju ada di ruang utama untuk makan siang bersama Klien nya. Apa dia akan mengejar Restauran ini?" Kata Ibu Orlin dengan cemas karena dia tau bagaimana cara Julian menjalankan bisnisnya. Di kota A tidak ada yang berani menyinggung perasaannya serta orang-orang terdekatnya.     

"Orlin sudah berusaha memberitahu Ibu kalau dia temanku. Tapi, Ibu malah mengikuti emosi Ibu. Jika temanku adalah orang spesial buat Tun Ju, kemungkinan restauran kita akan di kejar. "Jelas Orlin dengan nada kesal. Mendengar penjelasan anaknya. Ibu Orlin bergidik ngeri. Walaupun Restauran nya masuk daftar sepuluh besar restauran terbaik di kota A. Tapi, jika sudah berurusan dengan Julian, Restauran itu hanya berada di ujung kukunya. Tinggal dia jentik kan pasti hancur.     

"Ibu tenang saja lah! Aku akan mencoba bicara dengan Qiara saat keadaan tenang. " Kata Orlin.     

Setelah itu ia pun pergi dari hadapan Ibu nya karena ia malas mendengar kecerewetannya yang lebih banyak lagi. Tidak lama kemudian, mobil Julian sampai di depan rumahnya. Pelayan Mu terlihat sudah berdiri di depan pintu untuk menyambutnya.     

"Selamat siang Tuan Ju!" Sambut Pelayan Mu ketika melihat Julian keluar dari mobil sambil membawa tubuh Qiara di gendongannya.     

"Apa kamu sudah siapkan apa yang aku minta?" Tanya Julian sebelum ia masuk ke dalam rumahnya. "Sudah Tuan." Jawab pelayan Mu dengan jelas dan sopan.     

Mendengar jawaban pelayan Mu. Julian pun langsung membawa tubuh Qiara untuk masuk ke kamarnya. Tidak lama setelah itu, Julian membaringkan Qiara diatas tempat tidur ketika mereka sudah berada di dalam kamar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.