Istri Kecil Tuan Ju

Bermain Kejar - Kejaran



Bermain Kejar - Kejaran

0Setelah selesai bermain dan berfoto, Qiara dan Julian merebahkan tubuh mereka lagi di pasir. Namun, suasananya kini lebih hangat karena sore hari sudah mulai menampakkan wajahnya.     

"Ayo bangun! Saat nya kita main lagi!" Kata Qiara setelah ia terbangun lebih dahulu dari Julian.     

"Okey." Jawab Julian tanpa ragu. Karena hari ini dia milik Qiara bukan milik yang lain. Meski ia merasa geli dengan permainan ala anak muda belasan tahun. Tapi, Julian rela melakukannya demi membuat istri kecilnya merasa bahagia.     

Tidak lama setelah Julian bangun lalu berdiri sejajar dengan Qiara. Mereka bermain bersama deburan ombak yang mengalun indah.     

"Julian .... Kejar aku!" Teriak Qiara setelah mendorong bahu Julian.     

"Hei ... Gadis kecil. Berani sekali kamu menantang lelaki mengejarmu. Baiklah, aku akan dengan senang hati menerima tawaranmu! Kamu jual aku beli ..." ucap Julian sambil berlari mengejar Qiara dengan senyum licik nya.     

Tidak lama setelah itu, Julian berhasil menangkap Qiara dengan memeluk pinggangnya. Seketika itu Julian tertawa sehingga mereka berdua jatuh ke pasir karena Qiara mengamuk saat Julian memeluk pinggangnya. Mereka pun berguling di atas pasir setelah itu sambil tertawa gembira, untuk sesaat mereka melupakan siapa dan bagaimana mereka bersama.     

"Gadis kecil ... Aku gak nyangka kamu bisa lari cepat juga! Namun, kamu tidak akan mampu mengalahkan kecepatan lariku." kata Julian sambil terenggah-enggah diatas pasir dengan kedua tangannya di bentangkan.     

"Qiara gitu loh ... Ha ha ha ... Oleh karena itu, lain kali jangan meremehkan wanita. Karena kamu tidak pernah tau seberapa kuatnya mereka nantinya. Jadi, jangan meragukan kemampuanku lagi!" kata Qiara dengan sombong.     

"Baiklah! Aku tidak akan meremehkan mu. Kalau begitu ayo kita kembali ke kamar untuk bersih-bersih! Karena hari sudah mulai malam." Kata Julian seraya berdiri lalu menjulurkan tangan kananannya kearah Qiara.     

"Oky, aku juga sudah mulai merasakan tubuhku lengket terkena air laut." Sahut Qiara seraya meraih ukuran tangan Julian.     

Tidak lama setelah itu Qiara berjalan dengan patuh di samping Julian. Setelah menghabiskan waktu di pantai mereka berdua memutuskan untuk kembali ke kamar untuk bersih-bersih setelah itu menikmati makan malam di restauran yang ada di Hotel itu.     

Setelah selesai makan malam, Qiara dan Julian kembali ke kamar mereka masing - masing. Waktu berjalan begitu saja tanpa bisa dihentikan. Qiara pun tertidur pulas lebih awal karena ia merasa lelah setelah bermain berdua bersama Julian.     

Sementara di kamar Julian. Ia terlihat berbolak balik karena tidak bisa tidur. Ia pun lupa juga membawa obat tidurnya. Sehingga ia merasa frustasi untuk sesaat. Karena tidak punya pilihan lain, Julian pun beranjak dari tempat tidurnya untuk mencari obat hidupnya. Dengan pelan, Julian melangkah masuk ke kamar Qiara. Untungnya Qiara tidak menutup pintu karena dia lupa saking capek nya.     

'Gadis ini sangat ceroboh. Bisa-bisa nya dia tidak tutup pintu. Tidakkah dia tau akan bahayanya jika ada kucing besar memasuki kamarnnya lalu menggodanya. Untungnya, aku suamimu yang masuk. ' Batin Julian seraya menutup pintu. Lalu berjalan mendekat kearah ranjang perlahan tapi pasti. Julian pun naik keatas tempat tidur dan masuk kedalam satu selimut bersama Qiara, benar saja ia langsung bisa tertidur.     

Keesokan paginya. Qiara terbangun dari tidurnnya dan menemukan seorang lelaki tidur di sampingnya.     

"Aaarrggg ...!" teriak Qiara dengan histeris karena ketakutan sambil berlari keluar dari kamar nya. Julian pun terkejut ketika mendengar teriakan histeris Qiara. Ia yang baru bangun mengucek matanya untuk mengumpulkan kesadaran nya.     

Tidak lama setelah itu, Julian langsung melirik ke pintu keluar dimana ia merasa melihat Qiara berlari.     

"Apakah yang keluar dan beteriak adalah Qiara? Tapi, dia kenapa?' Batin Julian yang baru saja membuka matanya dengan sempurna. Karena merasa penasaran, akhirnya Julian keluar dengan rambut berantakan dan dengan celana pendek dan baju kaos putih longgar yang masih bisa memperlihatkan dada bidangnya, pemandangan itu membuat siapapun yang melihatnya itu terkesima, dia merasa sedang di karuniakan berkah oleh dewa karena pagi-pagi bisa melihat cowok tampan dan seksi. Fikir para pelayan yang fokus pada Julian yang baru saja berpapasan bersama mereka     

'Ya ampun cucok banget sih nih orang, mana bening banget, kalau aku jadi istrinya sumpah demi apapun aku ikat dia di tempat tidur biar tidur sama aku terus.' Batin pelayan itu sambil senyum-senyum nakal menatap Julian dari arah belakang.     

Tiba-tiba Julian merasa ada banyak mata yang memandangan nya. merasa risih dengan tatapan pelayan itu segera dia memalingkan wajahnya menatap lurus kedepan.     

"Qiara, ngapain kamu di sini?" Mendengar suara Julian. Qiara langsung bersembunyi di balik tembok. Julian mengerutkan keningnya melihat kelakuan Qiara.     

"Kenapa kamu bersembunyi? apa ada yang menyakitimu??" tanya Julian dengan heran.     

Tepat saat itu ia merasa khawatir pada Qiara yang menangis tanpa sebab itu karena dirinya.     

"Pergilah! Aku gak mau melihatmu!" kata Qiara dibalik tembok itu. Tepat saat itu ada pelayan yang tadi memuji Julian datang kembali laku berada ditengah- tengah mereka.     

Pelayan itu melirik Qiara sambil mengutuk Qiara yang bodoh berkali-kali, setelah itu dia kembali tersenyum pada Julian sambil berkata dengan suara yang di manis - manisin. Namun, Julian malah mengabaikannya. dan mendekat kearah Qiara.     

"Ayo kita kembali ke kamar!" Seru Julian seraya menjulurkan tangan kanan nya.     

"Enggak." Jawab Qiara dengan datar. Julian mengerahkan cara untuk membujuk Qiara. Tapi, Qiara tetap saja tidak mau karena entah kenapa dia sangat marah karena Julian lancang tidur di sampingnya. Sang pelayan itu masih saja memperhatikan dua orang yang main kuncing-kucingan itu.     

Merasa kewalahan dan frustasi mengajak membujuk Qiara. Dari pada dia malu dan dianggap melakuak kekerasan rumah tangga. Julian pun tidak punya pilihan selain mengangkat Qiara ke gendongan nya. Seketika itu, Qiara mengamuk untuk berusaha lepas dari gendongan Julian.     

"Yaaaaa ... Julian. Turunkan aku! Kalau tidak, aku akan melaporkanmu ke perlindungan anak." teriak Qiara dengan sekuat tenaganya, untungnya para penghuni kamar belum bangun sepagi itu. Tanpa menghiraukan teriakan Qiara. Julian pun langsung membawa Qiara masuk ke kamar dan mengunci pintunya. Lalu, pelayan itu pun sudah bisa menebak apa yang akan terjadi. 'Apa mereka sepasang suami istri? Atau mereka adalah pengantin baru? Uhhh ... Manisnya. Perempuan itu pasti lari karena di minta melayani nya lagi. Ahhh ... Dasar pengantin baru, tidak sabaran, he he.' Batin pelayan itu dengan deg-degan.     

Di dalam Kamar, Qiara mengamuk karena kesal melihat beberapa pekerjaan.     

"Julian ... lepasin aku! " Teriak Qiara lagi dengan lebih kencang, sehingga Julian merasa pusing mendengarnya karena begitulah Qiara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.