Istri Kecil Tuan Ju

Adu Mulut



Adu Mulut

0Sedangkan Rena, tidak bisa tinggal diam saat Siska membawa-bawa soal keluarganya yang penuh misteri dan kacau. Ia membenci Ibu nya. Sedang Ayahnya sekarang mendekam di rumah sakit jiwa.     

Suasana menjadi semakin tegang saat Siska mengatakan kalau Rena adalah anak orang gila. Sementara Jhonatan hanya diam menyaksikan pertengkaran dua wanita itu. Satu adalah gadis yang selalu mengejarnya, sedangkan yang satunya lagi adalah gadis yang sangat dia sukai dengan diam-diam. Hanya saja, dia terlalu bodoh dalam hal percintaan.     

"Dasar gadis bermuka dua. Kamu di kagumi oleh para lelaki di kampus ini karena prestasimu. Hanya sebatas itu, bukan karena kamu cantik. Selain itu juga, mereka pasti akan menjauhimu setelah tau kalau kamu adalah anak dari orang gila." Teriak Siska dengan ekspresi yang gelap.     

Mendengar umpatan Siska. Ekspresi Rena semakin gelap. Ia mengepalkan tinjunya lalu menatap tajam kearah Siska. "Teman-teman! Aku ingin kalian tau. Kalau wanita yang kalian kagumi ini adalah seorang psikopat yang memiliki Ayah gila dan Ibu seorang pelacur. " Lanjut Siska tanpa kontrol itu.     

Semua orang langsung kaget mendengar keterangan Siska. Memang selama ini Rena tidak pernah kelihatan bersama kedua orang tuanya. Juga, dia tidak pernah mengunggah foto-fotonya bersama kedua orang tuanya. Dia dikenal sedikit misterius.     

Qiara dan dua temannya kaget melihat sang bintang kampus mengumpat begitu kejam. Jiwa sosial Qiara pun mulai meronta-ronta. Dia sebagai seorang manusia yang memiliki hati, ikut panas mendengar apan yang dikatakan oleh Siska.     

"Tutup mulutmu Siska! Kalau tidak, aku bisa merobek nya." ucap Rena sambil mengamuk. Dia yang hatinya sedang patah karena di selingkuhi oleh kekasih yang dipercaya itu sangat mudah tersulut emosi. Kali ini, dia menemukan tempat untuk melampiaskan emosinya.     

"Merobek mulutku? Kamu fikir aku takut? Tidakkah kamu tau kalau pamanku adalah wali kota? Aku bisa saja membuatmu terusir dari kota ini.     

"Kamu fikir aku takut? Kamu tidak hanya jelek, tapi wajahmu semuanya hasil operasi pelastik. Tidakkah itu lebih memalukan? Juga, hatimu yang kotor sehingga mulutmu bau busuk. Sepertinya aku perlu mengirim foto aslimu ke situs kampus agar semua orang tau wajah aslimu. Biasanya aku tidak sejahat ini, tapi kamulah yang memaksaku untuk melakukannya." Kata Rena sambil tersenyum licik.     

Setelah itu, Rena pun mengambil ponselnya untuk menemukan foto Siska yang dia pernah ambil dari salah seorang teman SMA Siska yang juga menjadi seniman lukis bersamanya sewaktu dia berada di luar negeri.     

"Rena ... Jangan coba - coba fitnah aku ya! Kamu fikir aku tidak bisa menunjukkan siapa orang tua mu hah?" Teriak Siska lagi sambil tersenyum licik. Kesabaran Rena mulai hilang. Dia tidak tahan lagi dengan sikap Siska yang mulai kelewatan..     

"Natan ... Tolongin Rena dong! Kamu kan suka sama dia!" Bisik sahabat Jhonatan sambil menyenggol bahunya. Mendengar apa yang dikatakan sahabatnya. Jhonatan pun merasa tergiur untuk menjadi penyelamat Rena. Dia ingin memasang badan untuk membela Rena. Namun, dia masih teringat pesan Papa nya Agara tidak membuat ulah selama dia ada di kampus. Kalau tidak, semua fasilitas nya akan di cabut. 'Sebaik nya aku lihat dulu apa yang akan di lakukan Siska. Jika sudah keterlaluan maka aku akan maju. ' Batin Jhonatan sambil mundur kembali.     

Sedangkan Qiara mengepalkan tinjunya karena tidak terima kalau idolanya di buat sakiit hati. 'Aku fikir anak manja itu akan maju membela kakak Rena. Eh... Taunya dia mundur lagi. Selain itu, dia ke kampus hari ini menggunakan mobil Julian yang baru seminggu di beli oleh lelaki mesum yang gila sama mobil itu. Entah bagaimana dia bisa meminjamnya dari Julian untuk bergaya.' Batin Qiara setelah memperhatikan Jhonatan dan mobil yang dia pakai.     

Setelah itu ia Kembali fokus pada dua orang yang lagi perang itu. Sementara yang lain tidak ada yang berani maju untuk membela Rena. Karena mereka tau kalau Siska adalah anak salah seorang anggota yayasan kampus. Mereka tidak berani membuat Siska marah jika mereka masih ingin kuliah di Kemas. Sedang Rena sendiri di kenal penyendiri dan memiliki tempramen yang susah di tebak. Karena sudah tidak tahan dengan Siska yang terus memojokkan keluarganya. Rena pun menarik tusuk konde China klasik dengan motif mawar yang selalu dia pakai di rambutnya yang panjang sepinggang dan hitam terurai dengan kasar.     

Setelah itu dia menggenggam tusuk konde itu dengan erat. Tidak lama setelah itu, ia pun langsung mendekat kepada Siska. Seketika itu pun Siska mundur kebelakang beberapa langkah karena ngeri dengan ekspresi Rena.     

Melihat itu, semua kaget dan menduga-duga apa yang akan di lakukan Rena. Qiara pun ikut penasaran dan fokus pada kejadian di depan. Ketika Qiara bisa menduga apa yang akan dilakukan Rena. Ia pun terkejut lagi, lalu dengan cepat dia langsung mendekat karena dia tidak ingin Rena kena masalah jika melukai orang.     

"Dasar gadis jelek brengsek ... Beraninya kamu mengatakan begitu pada keluargaku ... Rasain ini ..." Teriak Rena sambil mengangkat tangan kanannya yang sedangbmemegang tusuk konde nya yang tajam, lalu ia arahkan ke bahu Siska.     

"Argggg .... " Semua orang termasuk Siska berteriak melihat tindakan berani Rena.     

"Jangan ... !" Qiara mencoba menghentikan Rena. Tapi, dia malah berhenti dan menutup matanya karena kaget. Tidak lama kemudian. Siska yang menutup mata dengan kedua tangan yang mencoba melindungi dirinya itu merasa bingung karena dia tidak merasakan sakit sedikit pun.     

Begitu pun yang lain. Mereka yang menutup mata bingung karena tidak mendengarkan teriakan kesakitan dari Siska. Sedang yang tidak menutup mata malah kaget karena yang menerima tusukan itu bukanlah Siska melainkan seorang pemuda tampan dengan tubuh tinggi dan seksi berdiri diantara Siska dan Rena. Tatapan mata Rena begitu mengerikan ketika melihat pemuda yang menghalangi tindakannya itu. Sedang pemuda itu memegang pergelangan tangan Rena dengan kedua tangannya sambil menahan sakit di bahunya yang tidak berhasil dia hindari.     

Seketika itu darah keluar dari bahu nya dan membasahi kemeja putih yang dia kenakan.     

"Ya ampun ... Siapa pemuda tampan itu? Dia keren banget. " ucap salah seorang mahasiswi dengan ekspresi kagum. Dia benar-benar terpesona dengan sosok pemuda itu.     

"Itu kan mahasiswa baru yang sedang menjadi pembicaraan hangat para perempuan di kampus ini. Dia Mahasiswa jurusan Arsitektur yang masuk dari jalur prestasi. Itu yang aku dengar." Sahut mahasiswa baru yang merasa mengenal pemuda itu. Mendengar bisik - bisik itu.     

Qiara pun kaget dan langsung membuka penutup wajahnya ketika ia merasa orang yang sedang dibicarakan itu adalah orang yang dia kenal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.