Istri Kecil Tuan Ju

Kantor Julian.



Kantor Julian.

0"Tuan Julian sedang ada pekerjaan yang harus dia selesaikan dengan segera. Oleh karena itu, dia meminta saya menjemput anda."Jelas andi dengan penuh hormat.     

"Ohh... Baiklah! Kali ini aku akan memaafkannya. Ayo masuk! " Sahut Qiara.      

Andi pun langsung mengangguk, lalu berjalan di samping Qiara untuk menunjukkan jalan padanya. Sepanjang jalan menuju ruangan Julian. Qiara tidak henti-hentinya mengagumi kantor yang mewah dan canggih itu.      

'Ini benar-benar kantor suamimu? Jadi, aku Ny. Bos di kantor ini? Wahhh... Pantas saja dia membelikanku ponsel yang mahalnya bisa buat beli sawah berhektar-hektar. Bukan hanya itu, aku juga bisa membeli mobil dan rumah mewah buat Mama. Apakah sekarang aku bisa dikatakan Ny. Kaya raya? Jadi, bolehkan aku jadi perempuan matre sekarang?' Batin Qiara yang tidak ada henti-hentinya mengagumi kantor itu.      

"Ny. Kita sudah sampai. Anda bisa berjalan lurus saja, nanti anda akan ketemu Eny sekrestaris bos. Maaf karena tidak bisa mengantar anda! Karena saya harus mengangkat telpon penting." Kata Andi setelah melihat ID pemanggil di ponselnya.      

"Oke. " Setelah mendapat jawaban dari Qiara. Andi pun langsung pergi ke jalan yang berselewanan dengan Qiara.      

Tepat saat Qiara akan sampai di depan meja Eny. Dia melihat seorang wanita cantik dan seksi sedang bicara dengan Eny sambil membawa rantang cantik yang di bungkus kain berwarna ping.      

Karena penasaran, Qiara pun bersembunyi di balik tembok sambil memasang telinganya untuk mendengar percakapan gadis itu dengan Eny.      

"Malam Eny! Apakah bosmu ada di dalam?" tanya gadis itu dengan senyum yang merekah.      

"Malam juga Nona Sherly. Bos ada di dalam. Tapi, dia tidak bisa di ganggu. "Jawab Eny dengan sopan sebab dia tidak ingin menyinggung putri tunggal dari pak Wali Kota.      

"Berapa lama lagi aku harus menunggunya?" tanya Sherly lagi dengan ramah.      

"Kurang tau. Kemungkinan, bos akan lembur. Apakah Nona Sherly butuh sesuatu. "Kata Eny.      

"Maaf Eny, aku tidak bisa menunggu. Karena, aku takut kalau kak Julian akan sakit jika aku telat membawakannya makanan ini. Karena dia memiliki riwayat sakit Mag akut. Jadi, aku ingin Mencegahnya." Kata Sherly sembari melangkah menuju ruangan Julian.      

Eny merasa frustasi melihat sikap Sherly yang tidak bersahabat.      

'Ahhh... Aku harus bagaimana ini? Bos bisa memecatku jika istrinya datang terus melihat Nona Sherly berdua di dalam. Akankah perang terjadi? Secara istri bos sangat galak. ' Batin Eny seraya bergerak cepat untuk menghentikan Sherly.      

"Nona, tolong jangan membuat masalah dengan saya! Bos pasti akan marah dan memecat saya jika saya mengijinkan anda masuk. "Kata Eny seraya memohon kepada Sherly.      

"Eny, tenang saja! Aku akan jamin kalau kamu tidak akan di pecat. Kalau begitu, permisi! " setelah menepuk bahu Eny dua kali, Sherly pun tersenyum lalu berjalan kearah pintu ruangan Julian.      

"Semoga istri bos belum tiba. " Kata Eny dengan penuh harap. Setelah itu, ia pun kembali ke meja nya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum dia pulang.      

Sementar itu, Qiara mengepalkan tinjunya saking kesalnya terhadap Sherly yang main masuk aja ke ruangan suaminya padahal sudah di larang.      

"Hei... Kamu siapa? Kenapa kamu bersembunyi? " Mendengar suara itu, Qiara pun tersentak kaget, lalu segera berbalik.      

'Jasmin? Bukankah dia kakak iparku? Aduhhh... Kenapa harus bertemu dalam keadaan yang buruk ini sih. Pasti dia akan berfikkr buruk tentangku. ' Batin Qiara sambil menelan ludahnya dalam - dalam.      

"Hai... " Ucap Qiara sambil tetsenyum malu.      

"Kamu imut dan manis sekali. Namamu siapa? Dan, sedang apa kamu di kantor ini malam-malam? Kalau di lihat dari penampilan sih. Apa kamu masih SMA? " tanya Jasmin dengan ramah.      

Qiara mengerutkan keningnya melihat sikap manis dan ramah Jasmin yang baru mengenalnya. Padahal, yang ada di fikirannya tentang Jasmin adalah perempuan yang galak dan sombong.      

"Ahhh.. Iya, namaku Qiara Putri Senja. Kakak bisa memanggilku Qiara. Aku disini karena diminta oleh suamiku. Juga, aku bukan anak SMA he. "Jawab Qiara sekaligus sambil mengatur senyum nya.      

"Ummm... Suami? Kamu memanggilku kakak? Apa mungkin kamu adalah istri Julian? " Tanya Jasmin dengan ekspresi yang rumit.      

"Hehe ... Iya. Saya, istri Julian. "Jawab Qiara sambil nyengir.      

Qiara benar-benar mengagumi sosok Jasmin yang ada di hadapannya itu. Dia ramah seperti Ibu mertuanya. Fikir Qiara.      

"Senang bertemu denganmu adik ipar. Lalu, kenapa kamu tidak masuk? Apa Julian memarahimu? " Kata Jasmin.      

"Ohhh... Tidak kok. Hanya saja, saya takut menganggu, karena di dalam Julian ada tamu. " Jawab Qiara sambil menggaruk kepalanya.      

"Tamu? Jadi, dia belum tau kamu ada disini? " Ucap Jasmin dengan ekspresi penasaran.      

"Iya." ucap Qiara.      

"Ini tidak bisa dibiarkan, tamu macam apa yang sudah menyita waktunya sehingga dia tidak tau kamu disini. Ya sudah, ayo kita masuk karena kamu tidak boleh lama-lama di luar dengan pakaian topis begiti! " Kata Jasmin sambil menggandeng Qiara dengan ramah.      

'Tuhan... Apa aku pernah menyelamatkan sebuah kerajaan di masa lalu? Sehingga aku kau pertemukan dengan Keluarga yang ramah dan memperlakukan ku dengan baik tanpa melihat status sosialku.' Batin Qiara sambil mengikuti Jasmin dengan patuh.      

Di waktu yang sama. Ekspresi Julian berubah gelap melihat Sherly berdiri di depannya. Harusnya, yang datang adalah Qiara, lalu kenapa Sherly bisa disini? Fikir Julian.      

"Hai... Kakak Julian! Selamat malam! " Sapa Sherly dengan tersenyum manis.      

"Kenapa kamu ada disini? "tanya Julian dengan ekspresi dingin ketika dia dan Sherly duduk berhadapan di sofa ruangan nya.      

"Aku kesini membawakan kakak makanan kesukaan kakak. Aku belajar khusus dari Tante Sarah. Maaf karena tidak memberitahumu terlebih dahulu. Semua karena aku khawatir kamu belum makan, jadinya aku datang dengan terburu - buru. " Jelas Sherly sambil tersenyum manja.      

Ekspresi Julian mendadak semakin gelap mendengar apa yang Sherly katakan.      

"Kamu tidak perlu melakukan ini! Karena istriku akan segera datang untuk makan malam bersamaku. " Ucap Julian tanpa ekspresi.      

Tidak lama setelah mengatakan itu. Julian pun berdiri dari duduknya tanpa mengatakan apapun lagi. Setelah itu dia melangkah hendak meninggalkan Sherly.      

"Kak, Julian mau kemana? Kita belum selesai bicara? Setidaknya makanlah dulu makanan buatanku ini. Kakak tidak tau kan bagaimana capek nya aku membuat masakan ini untuk kakak?" Kata Sherly mencoba menahan Julian agar lebih lama bersamanya. Setidaknya sampai Qiara datang dan melihat mereka lalu terbakar api cemburu, sehingga mereka bisa bertengkar, lalu bercerai deh. Itu yang ada di fikiran Sherly.      

Mendengar apa yang diktakan oleh Sherly. Julian pun berbalik lalu memberikan tatapan dingin kepada Sherly yang belum juga faham kenapa dia bersikap dingin.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.