Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Perubahan (1)



Perubahan (1)

0Hanya dengan membunuh Jun Xian maka kekuatan Istana Lin akan hilang setengah.     
1

Tak peduli seberapa banyak kemampuan yang dimiliki Jun Wu Xie, ia masih anak-anak dan Jun Qing adalah orang lumpuh tak berguna, Istana Lin hanya dapat bertahan sebentar lagi.     

Begitu mereka memulai hal ini, tak ada jalan kembali.     

Kaisar mengetahui pentingnya hal ini dan bahkan jika Jun Wu Xie mencurigai bahwa serangan terhadap Istana Lin malam ini berhubungan dengan mereka, ia tak memiliki saksi. Jika ia berani memberontak, Kaisar memiliki alasan untuk menangkap mereka dan menuduh mereka dengan pengkhianatan. Akhirnya akan membekukan Prajurit Rui Lin.     

Alasan mengapa Kaisar begitu waspada terhadap Prajurit Rui Lin bukan hanya karena kekuatan militer mereka tetapi juga karena reputasi baik yang dimiliki di tengah-tengah rakyat Qi. Prajurit Rui Lin begitu disegani di hati mereka dan bahkan jika Kaisar diam-diam berpikir untuk membubarkan mereka, ia harus mendengarkan suara rakyat Qi.     

Jika ia mengikuti kemauannya, ia akan terkubur dengan petisi dan dikutuk banyak orang. Akan ada kekacauan di mana ia tak memiliki jalan keluar.     

Rencana mereka tak pernah dapat berjalan sempurna, ketika Kaisar membisikkan perintah untuk Mo Xuan Fei, barisan lain Prajurit Rui Lin tiba.     

Barisan ini dipimpin oleh Long Qi di depan sambil menarik sebuah kantung besar. Ketika ia mendekati Jun Wu Xie, orang dapat melihat bahwa ada pergelutan di dalam kantung itu juga terdengar suara nyaring seperti babi yang hendak dibunuh.     

Hmm. Entah bagaimana teriakan itu rasanya begitu familiar bagi Kaisar.     

"Melapor padamu Nona Muda, Kami telah membawa orang itu ke sini." Long Qi melemparkan kantung itu ke sisinya seraya melaporkan tugasnya yang telah dilaksanakan.     

Monster hitam yang ditunggangi Jun Wu Xie berjalan mendekati kantung itu dan menggunakan cakar tajamnya untuk merobek sisi kantung dan sosok bulat terhuyung-huyung keluar.     

Orang itu berguling ke tanah yang banjir darah dan jubah mewahnya ternoda. Ia berbaring menelungkup ke tanah yang dingin sementara berusaha memahami situasi yang terjadi, sebelum dirinya bahkan sempat kabur, ia didorong ke tanah oleh tapak kaki monster hitam itu. Wajahnya yang gemuk terjerembab ke lumpur dan teriakan terus terdengar menggema di langit.     

Semua orang di tembok istana langsung mengenali orang yang baru saja berguling itu!     

"Jun Wu Xie! Apa yang kau lakukan! Mengapa kau menangkap Wu Wang?!" Wajah Kaisar pucat kelabu, teriakan sosok bulat yang sedang diinjak itu adalah adiknya, Wu Wang!     

Ketika Jun Wu Xie melihat ekspresi tersembunyi Kaisar, bibir tipisnya melengkung ke atas membentuk sebuah senyuman.     

Di bawah cahaya rembulan, senyuman itu menyebarkan atmosfer dingin yang membuat setiap orang yang melihatnya merasa seolah mereka berada di atas dataran salju dan dinginnya membuat gigi mereka bergemeletuk.     

Jun Wu Xie jarang tersenyum, baik di dunia ini maupun di dunia sebelumnya. Dapat dikatakan senyumannya adalah sebuah harta berharga!     

Bagaimana pun setiap kali ia tersenyum, seakan-akan kotak pandora sedang terbuka.     

Bahkan dikatakan sebelumnya bahwa senyumnya sangat memukau dan mematikan.     

Ketika orang-orang masih tersihir dengan senyuman memabukkan itu, Jun Wu Xie menjawab santai, "Wu Wang berkolusi dengan para penyerang dan memiliki niat buruk terhadap Pangeran Kedua. Eksekusi segera!"     

Suara dingin itu membuat Kaisar tersadar dari lamunannya dan memandang dengan mata membelalak pada Jun Wu Xie kemudian berkata, "Jun Wu Xie! Kau sebaiknya tidak …."     

"Aaah!" Teriakan nyaring mengejutkan Kaisar. Wu Wang yang masih diinjak di lumpur dengan tapak kaki besar langsung diterkam oleh monster buas itu.     

Di bawah monster hitam itu kini menggelinding sebuah kepala kotor yang memiliki mata penuh kengerian menatap ke tembok istana.     

Kakek, mereka yang berani mempermainkanmu, Wu Xie akan membantumu menyingkirkan mereka!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.