Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Impian yang Berubah Menjadi Mimpi Buruk (3)



Impian yang Berubah Menjadi Mimpi Buruk (3)

0Jun Wu Xie telah dianggap seperti kelinci kecil yang tak berbahaya, dan karena itu dikawal Qiao Chu masuk ke Puncak Awan Tersembunyi lebih dalam.     

Qiao Chu terus berjalan tanpa takut, dan tetap berada di jalur yang redup dan gelap, menghindari para murid yang berpatroli di wilayah pegunungan.     

Melihat keakraban Qiao Chu dengan rute yang mereka tempuh, Jun Wu Xie semakin yakin dengan perkiraannya sebelum ini.     

Ilmu Qiao Chu mengenai Puncak Awan Tersembunyi, mungkin tidak kalah dari Bai Yun Xian!     

Ia mengikuti Qiao Chu melewati banyak bangunan arsitektur Puncak Awan Tersembunyi. Penciuman Jun Wu Xie sangat tajam, semakin jauh mereka masuk di dalam Puncak Awan Tersembunyi, semakin pekat aroma tumbuhan herbal dan obat yang tersebar di udara. Aroma itu bukan berasal dari aroma herbal asli yang keluar ketika diproses, tetapi dari campuran berbagai varietas tumbuhan menjadi satu. Aromanya begitu tajam, tetapi tidak berbau seperti obat penyembuh atau vitamin.     

Akhirnya, Qiao Chu berhenti di depan sebuah gedung yang indah. Di luar gedung, dua murid Puncak Awan Tersembunyi berjaga. Ketika itu larut malam dan kedua penjaga itu terlihat agak letih seraya bersandar di pintu, dengan mata setengah terpejam, hampir tertidur.     

Beberapa saat kemudian, Qiao Chu berlari secepat kilat melewati kedua penjaga yang mengantuk itu, dan mengangkat kedua tangannya, kemudian segera melumpuhkan kedua penjaga itu sebelum mereka bahkan menyadari ada sesuatu yang salah.     

Dengan para penjaga dijatuhkan, Qiao Chu memberi tanda pada Jun Wu Xie untuk tetap di bersembunyi di dalam gelap, dan melanjutkan mendorong pintu hingga terbuka dan masuk ke dalam.     

Jun Wu Xie mengikuti di belakangnya. Setelah melangkahkan kaki ke dalam gedung, bau darah yang menyengat tercium oleh mereka, hampir membuat Jun Wu Xie muntah.     

Penerangan di dalam gedung itu sedikit redup, dan cahaya samar menerangi perabotan di dalamnya. Dinding-dindingnya dipenuhi dengan rak-rak yang berisi tumbuhan herbal dan tak ada yang aneh dengan tempat ini. Tetapi bau darah yang menyengat meresap ke dalam paru-paru mereka membuat Jun Wu Xie sadar bahwa semua yang ia lewati barusan saja, hanyalah sebuah tipu muslihat, untuk membodohi mereka yang lugu.     

Qiao Chu berbelok di ujung ruangan itu dan berjongkok lalu mengangkat sebuah ubin. Lorong gelap yang menganga terlihat di hadapan mereka, begitu gelap hingga dasarnya tak terlihat. Bau darah yang begitu kuat menyembur keluar dari kegelapan ketika lubang itu dibuka, dan baunya semakin kuat, sangat nyata.     

"Ikuti aku." Qiao Chu berkata pelan pada Jun Wu Xie dan mengeluarkan senter kecil, dan sebuah batu ambar yang menyala, dan melangkah turun melalui tangga gelap ke bawah.     

Jun Wu Xie mengikuti di belakang Qiao Chu ke dalam kegelapan yang tak berujung. Lorong itu begitu tenang, dan keheningan yang mengerikan menghantam jiwa mereka bagaikan lonceng tanpa suara.     

Dan segera, tangga itu membawa mereka pada sebuah pemandangan langsung dari neraka.     

Kamar di bawah tanah dipenuhi dengan belanga-belanga besar yang tersebar di seluruh area, belanga itu dipenuhi dengan cairan berbuih yang mengeluarkan gas hijau tua. Yang lebih mengejutkan lagi, setiap belanga itu berisi tubuh manusia hidup yang direndam di dalam cairan itu!     

Atau lebih tepat, orang-orang itu terlihat seperti orang mati ….     

Manusia yang direndam di dalam belanga besar itu telanjang bulat dan kulit mereka dipenuhi nanah dan luka karena direndam di dalam cairan beracun. Mata mereka telah dicongkel keluar dan hanya tersisa dua lubang gelap yang menganga, lalu mulut mereka disumpal dan tangan mereka diikat dengan tali hitam. Darah kering di sekitar mulut mereka berubah menjadi kecokelatan seraya mereka duduk tak bergerak di dalam belanga-belanga itu. Kepala mereka yang terkulai tak menunjukkan tanda-tanda pergerakan, tetapi dada mereka yang sedikit naik turun memperlihatkan sesuatu yang jelas bagi Jun Wu Xie.     

Mereka masih hidup!     

Puluhan belanga dengan manusia lumpuh direndam di dalamnya. Di atas belanga-belanga itu, ada beberapa kerangka kayu. Sejumlah pemuda dirantai ke kerangka kayu itu dan mereka ditelanjangi. Tubuhnya dipenuhi luka-luka bernanah mengeluarkan bau yang sangat busuk. Seorang pemuda lain tergantung di kerangka kayu itu, dikuliti hidup-hidup ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.