Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Puncak Awan Tersembunyi (4)



Puncak Awan Tersembunyi (4)

0Kelompok pemuda itu gelisah begitu mereka masuk ke Puncak Awan Tersembunyi. Saat mereka melihat pekarangan tumbuhan herbal yang luas dengan berbagai varietas tanaman di sekeliling mereka, ketakjuban pun menyelimuti mereka. Mereka mulai mencari-cari tumbuhan langka yang pernah mereka dengar di sekelilingnya, berseru keras ketika berhasil mengidentifikasi tumbuhan-tumbuhan tersebut, seolah berusaha menciptakan kesan terbaik pada murid Puncak Awan Tersembunyi yang ada di situ mengenai "pengetahuan mereka yang luas".     

Selain bersikap kekanak-kanakkan dan bodoh, Jun Wu Xie tak dapat menemukan kata-kata lain untuk menggambarkan domba-domba yang sedang menuju ke rumah pemotongan hewan ini.     

Murid Puncak Awan Tersembunyi itu memandu mereka ke area tempat tinggal mereka. Puncak Awan Tersembunyi terkenal sebagai puncak terbesar kedua. Area tempat tinggal para murid sangat luas dan beberapa murid senior lewat di pekarangan yang luas dengan kepala tertunduk, mereka tak tertarik dengan kumpulan murid junior yang baru saja diterima di Puncak Awan Tersembunyi.     

Para murid Puncak Awan Tersembunyi semua diperlakukan dengan baik, dan setiap murid diberikan satu kamar pribadi. Bahkan murid Qin Yue tidak memiliki keistimewaan seperti ini. Di Klan Qing Yun, selain para Tetua dan beberapa orang pilihan yang diberikan keistimewaan oleh sang Penguasa sendiri, sebuah kamar biasanya ditempati oleh dua atau tiga orang murid.     

Berjalan masuk ke kamar mereka sendiri, kelompok pemuda itu tertawa melihat area mewah di mana mereka akan tinggal, diam-diam berpikir nasib mereka sudah berbalik.     

Kamar Jun Wu Xie bersebelahan dengan Qiao Chu, terletak di tepi utara kawasan penginapan itu. Kamar mereka persis di sebelah sebuah kolam dan didekorasi dengan pegunungan buatan, yang terlihat lebih anggun.     

Duduk di sebuah kursi di ruangan itu, mata Jun Wu Xie mengamati kamar itu. Kasurnya masih baru, walaupun dengan kualitas yang tidak terlalu bagus, setidaknya masih bersih. Ia belum duduk terlalu lama ketika wajahnya berubah sedikit merengut.     

Bau darah yang begitu familiar bertiup di bawah hidungnya. Baunya sangat tipis, hampir terlalu tipis untuk dapat tercium. Jika bukan indera penciumannya yang begitu sensitif, ia tak akan menyadarinya sama sekali.     

Setelah mencium bau yang dibencinya, Jun Wu Xie berdiri di depan meja di sebelah ranjangnya. Cat di salah satu sudut meja itu masih baru, warnanya sedikit lebih cerah dibandingkan yang lain. Jun Wu Xie menarik sebuah belati kecil dari tas kainnya dan menggosok cat di ujung meja itu. Cat berwarna jingga sedikit demi sedikit terkelupas dan kayu aslinya mulai tampak. Dilihat lebih dekat, di kayu itu, ada sedikit noda darah yang gelap. Noda itu sepertinya masih baru ketika darah menetes di meja dan terserap ke kayu sehingga berwarna merah gelap, dan tak mungkin dibersihkan.     

"Ini menarik." Jun Wu Xie duduk di kursi dan menatap noda darah yang ditutupi dengan asal-asalan dan keseriusan terlihat di matanya.     

Puncak Awan Tersembunyi memang berbahaya seperti yang telah didengarnya. Penghuni kamar ini meninggal belum terlalu lama, atau noda darah itu tak akan tercium.     

Ke Cang Ju menerima murid dalam jumlah besar setiap bulan di hari kelima belas. Tetapi ia diam-diam telah mengamati terlebih dahulu di dalam area tempat tinggal para murid, hanya ada kurang dari dua ratus murid. Dengan penerimaan murid baru sebanyak tiga puluh orang setiap bulan, ada yang aneh dengan jumlah populasinya, bahkan jumlahnya tidak mencapai sepuluh kali lipat.     

Menilai dari cara Ke Cang Ju menerima murid-muridnya kali ini, Penatua itu telah menerima dirinya dan Qiao Chu secara terbuka, tetapi ia juga secara rahasia menyuruh seorang muridnya untuk mengumpulkan tiga puluh murid baru lagi yang telah tersingkir di proses penilaian dan membawa mereka masuk ke Puncak Awan Tersembunyi.     

Jika Ke Cang Ju melakukan proses yang sama selama ini, yang lain tak akan melihat sesuatu yang mencurigakan dengan Puncak Awan Tersembunyi.     

Lagi pula, dari apa yang dilihat oleh banyak orang luar, Puncak Awan Tersembunyi tak memiliki banyak murid.     

Semua jejak kehadiran mereka dihapus, mereka benar-benar cermat dengan tipu muslihatnya.     

Jun Wu Xie berdiri, dan mengambil sebuah botol porselen yang masih disegel. Ia menumpuk serpihan cat yang terkelupas membentuk sebuah gundukan kecil dan menuangkan sedikit cairan dari botol itu. Cat kering itu perlahan mencair dan Jun Wu Xie mengoleskan cat itu dengan teliti menggunakan pantat botol, melapisi kembali sudut meja yang catnya sudah terkelupas. Dalam sekejap, meja itu kembali terlihat seperti sebelumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.