Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Dua Belas Puncak (3)



Dua Belas Puncak (3)

0Ketika ujian akhir dimulai, kebanyakan dari pemuda itu berupaya dengan semua kemampuan mereka, berharap mereka dapat memamerkan semua yang telah mereka pelajari seumur hidup mereka pada Penguasa Klan Qing Yun dan para Tetua. Beberapa mempraktikan ilmu medis klasik, beberapa menunjukkan titik akupuntur di tubuh manusia dengan menggambarkannya di model yang mereka bawa sendiri, dan yang lain mempersembahkan ramuan yang telah mereka buat sendiri ….     

Ada berbagai macam bentuk presentasi, dibuat dengan berbagai cara. Segera, tempat itu berubah seperti pasar ikan.     

Jun Wu Xie tidak terburu-buru beraksi dari awal, dan hanya menonton diam ketika para pemuda itu mengubah ujian akhir menjadi gelanggang sirkus seraya menunjukkan kemampuan terbaik mereka dengan cara yang semenarik mungkin.     

Qin Yue dan yang lain mengerutkan kening, dan ketika situasi semakin gaduh, kerutan di kening mereka semakin dalam.     

"Sebuah kekacauan! Jangan pernah melibatkanku dalam acara seperti ini lagi. Jika ada yang menarik matamu, bawa mereka kembali denganmu, dan singkirkan sisanya dari pegunungan." Qin Yue tak tahan melihat tingkah laku kekanak-kanakan dan ketiadaan bakat di antara mereka, dan bergegas pergi.     

Qin Yue biasanya tidak menghadiri perekrutan bulanan yang diselenggarakan di hari kelima belas, dan datang sesekali untuk menonton. Dan setiap kali ia hadir, ia selalu bergegas pergi seperti yang dilakukannya hari ini.     

Mu Chen mengamati Qin Yue yang pergi dengan mata dingin, seringaian terlihat di sudut mulutnya.     

Qin Yue selalu bersikap diplomatis. Seseorang yang bagus di antara pelamar itu telah menarik minat Qin Yue bahkan sebelum mereka memasuki kawasan pegunungan dan diam-diam dibawa ke Klan Qing Yun. Ia tak akan tertarik pada 'sisa' pelamar di sini, dan bergegas kembali menilai bakat yang baru direkrutnya.     

Pertunjukan hari ini, untuk keuntungan Tetua lainnya.     

Mu Chen memutar matanya kembali ke depan dan melihat mereka tanpa merasa kasihan ataupun sabar.     

Bukan salah mereka jika para pemuda itu dibutakan oleh semangat dan antusias mereka, tetapi menjadi kesalahan mereka jika mereka tidak menggunakan otaknya, sehingga menunjukkan kurangnya kepintaran. Pemuda ini begitu bersemangat untuk memamerkan keahliannya, tanpa tahu apa yang dicari oleh Klan Qing Yun.     

Ketika Mu Chen kehilangan minat juga, ia melihat sesuatu yang menarik.     

Sebuah sosok mungil berdiri di tengah keramaian, mengamati orang-orang dengan tatapan dingin, kelihatannya tak ingin berurusan dengan kerumunan ini. Tatapan dingin yang dipancarkan matanya, tidak terlihat sesuai dengan usianya.     

Tanpa alasan yang jelas, Mu Chen tertarik. Mungkin karena karakternya yang dingin, atau mungkin mata itu, tetapi semua itu membuat Mu Chen merasa, bahwa pemuda mungil itu berbeda dari yang lainnya.     

Seolah pemuda itu merasakan tatapan ke arahnya, ia mengangkat kepalanya dan menatap Mu Chen langsung ke dalam matanya dan berjalan keluar dari keramaian ke arah Mu Chen.     

Mu Chen mengamati pemuda mungil seraya dirinya mendekat dari jauh, tetapi selain itu tak ada yang diperbuat olehnya.     

Beberapa murid Klan Qing Yun melihat Jun Wu Xie berjalan keluar dari keramaian dan berjalan mendekati para Tetua. Mereka langsung melangkah dan bergerak untuk menghentikan langkah pemuda itu untuk berjalan lebih dekat lagi.     

"Penilaian belum berakhir, dan kau tak diperbolehkan bergerak mendekati Klan Qing Yun." Seorang remaja berusia di awal 20-an merengut dan melihat Jun Wu Xie. 'Pemuda ini begitu lancang untuk berani mendekati para Tetua!'     

Ini terjadi beberapa kali sebelumnya, tetapi biasanya diatasi oleh murid Klan Qing Yun dengan mengeluarkan beberapa peringatan, dan para penyerang selalu mundur.     

Tetapi Jun Wu Xie tidak memiliki niat untuk mundur. Ketika ia dihentikan, ia berdiri dan mengangkat kepalanya.     

"Maaf! Kami akan segera pergi!" Qiao Chu, yang mengikuti di belakang Jun Wu Xie, menyadari wajah murid Klan Qing Yun yang semakin suram dan melangkah maju untuk berdiri di sebelah Jun Wu Xie, mencoba merayunya untuk mundur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.