Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Gugusan Puncak Berawan (3)



Gugusan Puncak Berawan (3)

0Apakah ia beruntung? Atau memang bagus?     

Klan Qing Yun memberikan mereka batas waktu yang sangat sedikit, dan mereka tak yakin dapat menemukan tumbuhan yang diminta dengan waktu yang diberikan. Ketika mereka melihat Jun Wu Xie telah mendapatkannya, mereka mulai memiliki ide lain.     

Pengacau di hadapan mereka mengenakan pakaian sederhana, dan tidak terlihat berasal dari keluarga kaya. Latar belakang keluarga bocah ini pasti bukan orang penting.     

Di mata pemuda lain yang sangat ingin bergabung dengan Klan Qing Yun, Jun Wu Xie terlihat sangat lemah dan menjadi sasaran empuk.     

Klan Qing Yun hanya menugaskan mereka untuk mencari tumbuhan yang disebutkan, tetapi tidak mengatakan apa pun mengenai mencuri atau merampas.     

"Pengacau, serahkan tumbuhan yang ada di tanganmu pada kami. Karena sangat mudah bagimu, kau bisa mengambil yang lain." Salah satu pemuda itu menatap Jun Wu Xie dengan licik, bermaksud untuk merampasnya jika Wu Xie menolak untuk memberikannya.     

Sebenarnya, hal seperti ini terjadi setiap bulan perekrutan di gunung. Jika para pelamar yang paling muda mendapatkan tumbuhan yang diminta terlebih dahulu, para pelamar yang lebih tua sering merampasnya. Murid Klan Qing Yun tidak peduli dengan kecurangan ini dan tak ikut campur. Banyak pemuda yang berusia empat belas dan lima belas tahun telah menjadi korban di hadapan Jun Wu Xie ketika pelamar yang lebih besar dan lebih tua membentuk geng untuk mempermainkan anak-anak yang lebih kecil, sehingga mereka menyerahkan kesempatannya untuk masuk ke dalam Klan Qing Yun karena mereka dipaksa pergi dalam kekecewaan setelah gagal menjalani tes pertama.     

Mereka tak berdaya, mereka lebih muda, dan memiliki lebih sedikit kekuatan. Mereka hanya bisa menderita dalam hening ketika berhadapan dengan pemerasan terang-terangan.     

Kedua pemuda di hadapan Jun Wu Xie, memiliki pikiran yang sama.     

Tak heran mereka menargetkan Jun Wu Xie. Ia baru saja berusia empat belas dan ia memiliki tubuh yang mungil. Ia mungkin mengubah penampilannya untuk menyamar sebagai seorang bocah laki-laki, tetapi struktur tulangnya tetap terlihat. Di antara para remaja yang datang untuk perekrutan, tak ada yang memiliki tubuh kecil seperti dirinya, dan ia berbusana sederhana membuatnya terlihat seperti orang biasa. Itu telah menjadikannya sasaran empuk di mata yang lain.     

Jun Wu Xie merengut sambil memandang kedua pemuda dan ia pun mengangkat alisnya.     

Mereka berani merampas darinya!?     

Jun Wu Xie hendak membuka mulutnya ketika satu sosok remaja tiba-tiba melesat berdiri di hadapannya. Sebelum ia dapat bereaksi, sebuah tangan ramping mendadak terjulur ke salah seorang pemuda itu dan bagaikan kilatan petir, pemuda itu ditarik dan dilempar melewati bahu remaja itu hingga melayang terbang menjauh dari tempat mereka berdiri!     

"Kau cacing hina yang cengeng, apakah kau sudah bosan hidup?! Ini perampokan di siang hari bolong! Jangan memaksaku untuk membunuhmu!" Seorang remaja pria dengan pakaian penuh tambalan berdiri gagah di hadapan Jun Wu Xie, jarinya menunjuk berandalan yang baru saja dilemparkannya, dan pemuda lain yang berdiri tercengang dengan serangan mendadak yang dialami rekannya.     

" … " Ekspresi Jun Wu Xie membeku.     

Setelah sang remaja membereskan para pemuda itu, sosok itu berbalik dan tampaklah wajah yang sedikit terpelajar dengan figur tubuh yang mencolok muncul di hadapan Jun Wu Xie.     

"Hah hah, sebuah kebetulan! Bayangkan saja bertemu denganmu di sini! Jangan khawatir, dari saat ini, aku akan menjadi pelindungmu! Jika ada yang berani mempermainkanmu, aku akan menghajar mereka!" Remaja bersemangat itu menyeringai ketika menatap Jun Wu Xie. Hmm … ada yang familiar dengannya.     

Alis Jun Wu Xie mengerut ketika ia mengamati sosok yang berdiri di hadapannya. Ia mengingat-ingat di dalam benaknya, tetapi tak dapat menemukan sosok ini di dalam ingatannya.     

"Kau salah orang." Jun Wu Xie akhirnya menjawab.     

Remaja itu berhenti sebentar dan seringai lebarnya berubah menjadi kaku. Ia menggaruk kepalanya, terlihat frustrasi dan menatap kesal pada Jun Wu Xie sebelum wajahnya kembali mendapatkan pencerahan. Ia berjongkok di tanah dan menggosokkan tangannya di tanah yang berdebu. Ia menepuk wajahnya dengan tangannya yang kotor dan mengambil beberapa rumput dan meletakkannya tergantung di sudut mulutnya sebelum ia berdiri di hadapan Jun Wu Xie lagi dan bertanya, "Pikir lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.