Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kebangkitan Kembali (2)



Kebangkitan Kembali (2)

0Proses pemulihan kembali dilakukan dengan sistematis dan cermat, sama dengan yang dilakukan Jun Wu Xie di kehidupan sebelumnya ketika ia bergelut dengan kematiannya sendiri. Di saat itu, pikiran Jun Wu Xie, tak sanggup memikirkan hal lain kecuali menenangkan diri.     

Membersihkan racun perlahan dengan mengeluarkannya bersama darah, Jun Wu Xie mengawasi serius dengan matanya yang dingin dan menghitung waktu dengan tepat untuk memberikan ramuan penambah darah pada Mo Qian Yuan, dicampur dengan sedikit air hangat untuk membantu penyerapan. Dengan kondisi Mo Qian Yuan yang melemah akut, Jun Wu Xie sangat berhati-hati agar tidak terlalu banyak memberikan ramuan penambah darah, untuk menghindari penurunan fungsi tubuh di saat lemah karena tak mampu menerima produksi darah yang berlebihan, dan malah akan menyebabkan racun menyebar lebih luas karena meningkatnya aliran darah.     

Darah yang mengandung racun di tubuh Mo Qian Yuan perlahan dibersihkan ketika darah itu keluar dan menetes melalui jarum. Seprai di bawah tubuhnya telah berubah menjadi berwarna merah tua, dan bau tajam menyebar di udara.     

Ketika darah yang menetes dari jarum perak berubah menjadi warna merah yang lebih terang, Jun Wu Xie mulai memperbanyak pemberian ramuan penambah darah, namun tetap mengawasi jumlah air yang dikonsumsi Mo Qian Yuan, yang sebentar-sebentar diberikan padanya.     

Mo Qian Yuan tak dapat bergerak di kasur, dan tulang-tulangnya yang patah di banyak tempat membuatnya tak dapat banyak bergerak. Setelah Jun Wu Xie menstabilkan kondisinya dan mengembalikan fungsi organnya, ia segera mulai memperbaiki urat-urat yang menghubungkan bagian tubuh Mo Qian Yuan. Potongannya menembus tulang dan dapat terlihat melalui luka yang menganga lebar. Jun Wu Xie memegang sebuah jarum perak dan menyelipkan benang yang lebih halus daripada rambut melewatinya. Benang itu begitu tipis sehingga tembus pandang, dan tangan Jun Wu Xie memainkan sulapnya ketika tangan itu menenun melewati udara, menjahit urat yang putus menjadi satu.     

Ini adalah pertama kalinya Teratai Mabuk menyaksikan seseorang mampu menjahit dan menyambungkan urat yang terluka parah. Matanya membelalak, seraya melihat dalam ketakjuban, keahlian medis tak tertandingi yang dimiliki Nonanya.     

Tangan Jun Wu Xie bergerak gesit dan mantap dan urat-urat itu dengan cepat segera terjahit. Ia mengganti jarum yang lain dan bekerja dengan luka-luka di dagingnya.     

Melihat Jun Wu Xie bekerja, Mo Qian Yuan, manusia nyata yang hidup, seperti berubah menjadi sebuah boneka usang. Tambal sulam, prosedur sederhana, tetapi perlahan membawa kehidupan kembali pada Mo Qian Yuan yang sudah di ambang pintu kematian.     

Pertama-tama organnya, kemudian arteri dan venanya, kemudian tulang-tulang yang patah.     

Setelah Jun Wu Xie menjahit seluruh luka Mo Qian Yuan, ia mengoleskan banyak salep penyembuh untuk menyejukkan dan menutup lukanya. Luka menakutkan yang berdarah terlihat mengempis dan rasa sakitnya berkurang dengan cepat seraya Jun Wu Xie melanjutkan untuk memasang gips di sepanjang tubuh Mo Qian Yuan, untuk membiarkan tulang-tulang yang telah diluruskan pulih dan menyatu dengan sempurna.     

Sudah setengah hari waktu berjalan, dan Jun Wu Xie berjuang habis-habisan melawan kematian yang dengan gigih mengancam Mo Qian Yuan setiap detik. Matahari menyembul dari balik pucuk barat sebelum Jun Wu Xie akhirnya menjauh dari ranjang.     

Dan menatap Mo Qian Yuan, walaupun ia masih sedikit pucat, tetapi napasnya sudah semakin kuat. Namun ia praktis terbalut perban dari kepala hingga ujung kaki dan gips di seluruh tubuhnya yang masih begitu menyedihkan untuk dipandang.     

"Panggil penjaga di pintu." Kata Jun Wu Xie dengan wajahnya yang juga agak pucat seraya menjatuhkan diri di atas sebuah kursi di pinggir ranjang. Pantatnya baru saja menyentuh kursi ketika sebuah cangkir teh dengan keharuman herbal terlihat di hadapannya.     

Ia mengangkat kepalanya, dan melihat mata Jun Wu Yao yang penuh kekaguman. Ia dengan kaku menerima teh yang disodorkan oleh Jun Wu Yao dan menundukkan kepalanya untuk menyesapnya, melegakan tenggorokannya yang kering.     

Jun Wu Xie merasa ia tak menghabiskan waktu terlalu lama untuk menyembuhkan Mo Qian Yuan. Di kehidupan sebelumnya, ia pernah berdiri selama tiga hari penuh di meja operasi tanpa menutup mata sedikit pun untuk melakukan tindakan operasi yang berkesinambungan, dan ia harus melakukannya di depan semua orang di ruangan teater operasi.     

Ketika ia memulai perawatan, tubuhnya melupakan rasa lelah. Selama ia berdiri di depan pasien yang ingin diselamatkannya, ia berubah menjadi begitu tenang dan terkendali, seperti mesin penyembuh yang tak berperasaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.