Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Semua Untukmu (2)



Semua Untukmu (2)

0Seperti janjinya, Jun Wu Xie meninggalkan semua penawar racun itu untuk Qin Yu Yan. Satu-satunya masalah adalah mengidentifikasi dan memisahkan penawar racun itu di antara timbunan debu dan potongan porselen.     

Bahkan jika Qin Yu Yan tidak berada dalam siksaan rasa sakit dari racun itu, masih mustahil untuk memilah-milah penawar racun dari tumpukan sampah itu.     

Secercah harapan yang sejenak bersinar, dipadamkan dan dirampas darinya tanpa ampun, melemparkan Qin Yu Yan ke dalam keputusasaan yang lebih besar.     

Jatuh dari ketinggian awan dan masuk ke dalam kubangan lumpur di tanah, merasa tak berdaya dan tak berguna dengan situasi ini, Qin Yu Yan begitu sedih dan ia hanya tergeletak meringkuk, menyerah.     

Penderitaan yang ditimbulkan racun itu, menghancurkan tubuhnya, dan ejekan Jun Wu Xie dengan melambungkan harapannya untuk kemudian menghancurkannya berkeping-keping telah menghempaskan keinginan Qin Yu Yan untuk terus hidup.     

Jun Wu Xie menawarkan bantuan?     

Mimpi saja ….     

Setelah melihat kondisi Mo Qian Yuan, Jun Wu Xie ingin menguliti wanita itu hidup-hidup.     

Jun Wu Xie telah menghabiskan begitu banyak waktu dan tenaga untuk merawat dan memulihkan Mo Qian Yuan menjadi seorang pria yang sehat, namun Qin Yu Yan datang dan merusak semuanya dalam satu serangan. Semuanya kembali dari nol!     

Qin Yu Yan tak berani menaruh sedikit pun harapan lagi, dan tenggelam ke dalam keputusasaan karena rasa sakit itu terus-menerus menghancurkan tubuhnya. Penderitaan itu menyebabkan tubuhnya kejang-kejang dan tulangnya terasa begitu nyeri seperti ada jutaan semut yang perlahan menggigit dan memakan tulangnya.     

Semua racun ini dengan efek mematikan dibuat dengan tangannya sendiri. Qin Yu Yan menggunakannya pada musuh-musuhnya yang tak terhitung lagi jumlahnya untuk memberikan siksaan pedih bagaikan neraka. Ia tak pernah menyangka bahwa racun yang menjadi senjatanya, suatu hari akan berbalik dan digunakan untuk menyerang dirinya, membuatnya mencicipi buatan tangannya sendiri!     

"Semua orang keluar dari sini dan tinggalkan aula utama untuk membiarkan Nona Qin kita menemukan penawar racun dengan damai." Jun Wu Xie memberi perintah dengan suara datar. Tetapi kata-katanya bagaikan sebuah musik di telinga orang-orang yang bersembunyi di sudut ruangan dan para pelayan istana serta kasim menahan air matanya karena gembira dan langsung berhamburan keluar dari aula utama yang berdarah-darah, dipenuhi dengan potongan tubuh mayat-mayat yang dimutilasi di seluruh ruangan.     

Bai Yun Xian tetap berdiam diri di tempatnya, tak mempunyai tujuan, dan berdiri terpaku, memandang Jun Wu Xie ketakutan.     

Jun Wu Xie berbalik melihatnya dan Bai Yun Xian segera berlutut di hadapan Jun Wu Xie sebelum ia dapat mengatakan sesuatu dan bergumam dengan wajah pucat kelabu, "Aku tak mengatakan apa pun pada mereka! Aku bersumpah! Qin Yu Yan memaksaku untuk membunuh Mo Xuan Fei! Aku … aku … benar-benar tak pernah mengatakan apa pun! Tak sepatah kata pun!"     

Jun Wu Xie mengangkat alisnya. Ia tak tahu, bahwa Bai Yun Xian menjadi setakut ini padanya.     

Tetapi ….     

Mo Xuan Fei meninggal? Itu terlalu mudah baginya.     

"Berdiri." Jun Wu Xie berkata dingin. Bai Yun Xian masih berguna, dan ia akan membiarkannya hidup, untuk saat ini.     

Jika Bai Yun Xian mengungkapkan semuanya pada Qin Yu Yan, ia sudah akan membunuhnya. Tetapi sepertinya, ia tak sebodoh itu.     

Tubuh Bai Yun Xian bergetar seraya ia berdiri, karena ia tahu ia baru saja berhasil mempertahankan nyawanya saat ini.     

"Kau tinggal di sini, dan pastikan ia tidak bunuh diri." Kata Jun Wu Xie seraya memberi isyarat pada Qin Yu Yan.     

Bai Yun Xian menganggukkan kepalanya dengan berapi-api, tak berani berkomentar.     

Dengan semua yang dikatakan dan dilakukan di sini, Jun Wu Xie berbalik pergi dan Jun Wu Yao berjalan bersamanya. Monster hitam itu membawa Mo Qian Yuan di punggungnya dan mengikuti mereka dari belakang. Teratai Mabuk, yang berjalan paling belakang, mengaitkan tangannya di pintu dan seraya melangkah keluar, ia menarik pintu aula utama di belakangnya hingga tertutup rapat, mengunci pemandangan biadab di dalamnya.     

Di dalam aula utama, hanya tersisa Qin Yu Yan, yang bergetar tak terkendali, dan Bai Yun Xian, yang bernapas lega.     

Sebuah tetesan berwarna merah mengalir dari sudut mulut Qin Yu Yan. Matanya begitu penuh kebencian ketika ia menatap Bai Yun Xian. Ia sadar dari cara Bai Yun Xian memohon pada perempuan hina itu, Bai Yun Xian, telah bersekongkol dengan Jun Wu Xie selama ini.     

Bai Yun Xian tidak senang dengan tatapan Qin Yu Yan dan berkata dengan terus terang, "Senior, kau tak bisa menyalahkanku untuk hal ini. Bukankah kau dan Tuan selalu mengajariku, orang bijaksana harus bersikap luwes mengikuti perubahan keadaan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.