Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Keempat (3)



Tamparan Keempat (3)

0Dalam sekejap, keempat tokoh ahli jatuh di bawah serangan ganas Ular Tinta, tergeletak di lantai mengalami kejang-kejang karena ledakan.     

Qin Yu Yan yang berdiri di depan singgasana kekaisaran menonton dalam kecemasan. Ia tak dapat mempercayai apa yang dilihatnya! Pria tampan seperti itu memiliki kemampuan langit!     

Ia hanya menjentikkan jarinya dan beberapa ular yang ia lepaskan telah menjatuhkan keempat tokoh ahli yang memiliki roh biru dan bahkan yang paling kuat di antara mereka, pemilik roh nila, hanya dengan serangan tunggal yang sangat singkat!     

Dari mana kemampuan dahsyatnya berasal!?     

Kekagumannya segera berubah menjadi ketakutan, dan senyum yang pernah menghiasi wajah Qin Yu Yan memudar seiring bertambahnya ketakutan.     

Jun Wu Yao mendarat perlahan dengan Jun Wu Xie di dalam pelukannya, dan perhatiannya terpaku pada Jun Wu Xie sambil meneliti seluruh tubuhnya untuk memastikan tak ada setetes darah pun di tubuhnya, tak sedikit pun melihat ke arah keempat tokoh ahli yang tubuhnya meledak-ledak.     

Di dalam aula utama Istana Kekaisaran, Teratai Mabuk sepenuhnya tenggelam dalam panasnya pertempuran, mata indahnya menyala dengan kobaran semangat perang, terhuyung-huyung di batas kegilaan. Tinju kilatnya terlalu cepat untuk dilihat dan setiap pukulannya membawa siksaan baru bagi lawan-lawannya yang hebat.     

Membungkus tubuhmu di dalam sebuah energi spiritual?     

Ahli berkekuatan tinggi dengan roh biru?     

Mereka satu per satu roboh di bawah pukulan ganas dan semena-mena Teratai Mabuk yang tanpa henti dan upaya lemah mereka untuk bertahan terlihat seperti sebuah lelucon.     

Sebuah pukulan telak telah meledakkan kepala seorang murid Klan Qing Yun hingga terbelah dan darah meresap ke pakaian Teratai Mabuk yang awalnya berwarna putih. Bau darah yang begitu tajam membuat Teratai Mabuk semakin gila dan tubuhnya memancarkan aura mematikan yang menusuk seraya serangannya bertambah intens. Jiang Chen Qing yang berteriak menginginkan kepala Teratai Mabuk kedua tangannya sudah patah dan bengkok membentuk sudut yang tak wajar juga tulang punggungnya. Ia tergeletak bagaikan sebuah tumpukan daging menyedihkan sambil menatap penuh kengerian pada kematian yang turun ke dunia mortal!     

Jiang Chen Qing kini mengerti, bagaimana Jun Wu Xie, seorang anggota Keluarga Jun yang menjadi sasaran, dapat hadir di Istana Kekaisaran.     

Melihat kekuatan Teratai Mabuk, kekuatan yang dikirim ke Istana Lin tak diragukan lagi telah dimusnahkan!     

Jiang Chen Qing tak pernah membayangkan, dirinya, yang sudah menjalani setengah usianya, mendominasi hampir kebanyakan orang, akan tersandung dan menemui ajalnya di Kerajaan Qi yang kecil ini, yang baru didirikan kurang dari seratus tahun yang lalu.     

Walaupun, tak ada yang menyangka, bahwa pemuda yang begitu menakutkan hadir di Kerajaan Qi yang tak kasat mata.     

Dengan kekuatan penghancur, seorang ahli yang memiliki roh nila bukan tandingannya, bahkan roh ungu yang legendaris dan belum pernah ada di dunia ini mungkin hanya dapat bertarung dengan kekuatan seimbang.     

Seluruh jejak kesombongan dan keangkuhan telah dilenyapkan beserta dengan tubuhnya di bawah pukulan Teratai Mabuk. Ia hanya dapat berbaring di lantai tak berdaya seraya menyaksikan anggota pasukannya dibantai oleh Teratai Mabuk yang gila.     

Monster hitam membawa Mo Qian Yuan yang hampir meninggal di punggungnya berjalan melewati kekacauan itu. Mo Qian Yuan telah disiksa hingga hampir menemui ajalnya, dan dengan guncangan tubuh Monster hitam yang berjalan di aula utama, organ dalamnya terancam keluar melalui mulutnya dan ia mengatupkan rahangnya rapat-rapat menghadapi mimpi buruk terakhirnya.     

Ia bertahan dengan sisa kekuatannya dan terlebih lagi, ia tak boleh menyerah sekarang.     

[Ia berada di kondisi yang buruk, sangat buruk.] Monster hitam berhenti di hadapan Jun Wu Xie dan mengibaskan ekor bulunya yang panjang.     

Binatang itu tahu dirinya bukan dokter, tetapi mengikuti Jun Wu Xie selama ini, dari semua yang pernah dilihat dan didengarnya, kucing besar itu dapat melihat hidup Mo Qian Yuan tak lama lagi. Satu-satunya alasan Mo Qian Yuan masih hidup karena Klan Qing Yun ingin tahu di mana lokasi Giok Jiwa. Tetapi organ dalamnya mulai mengalami kegagalan, urat-urat di bagian tubuhnya telah dipotong, dan pembuluh darah vena dan arterinya terkunci. Kematian tidak jauh darinya.     

Mata Jun Wu Xie mengecil ketika menatap Mo Qian Yuan. Ia sudah biasa melihat darah, tetapi pemandangan menyedihkan keadaan Mo Qian Yuan membuat Jun Wu Xie mengerutkan keningnya tanpa sadar.     

Orang-orang itu bukan hanya kejam.     

Mo Qian Yuan hampir seperti sebuah cangkang kosong, dan ia masih hidup hanya karena obat yang dijejalkan untuk memaksanya tetap sadar. Bertahan di saat-saat terakhirnya, bibirnya terkatup rapat. Tetapi darah merah yang berkilau, terus mengalir dari ujung mulutnya.     

Jun Wu Xie menghela napas panjang dan menatap Teratai Mabuk yang masih senang menikmati pembantaiannya, dan ia berkata dingin, "Cepat selesaikan."     

Ia dapat menunggu, tetapi luka Mo Qian Yuan, tak akan mampu menunggu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.