Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Siksaan (2)



Siksaan (2)

0Ia telah mengunjungi Makam Kerajaan dan Kuburan Keluarga Jun. Ia telah mencari jungkir balik di tempat-tempat itu dan masih belum berhasil menemukan tanda-tanda keberadaan Giok Jiwa.     

Qin Yu Yan telah menyimpulkan bahwa Mo Qian Yuan berbohong padanya.     

Harga yang harus dibayar karena telah berbohong pada Klan Qing Yun, bukan sesuatu yang sanggup diterima semua orang.     

Ia mungkin tak akan membunuh Mo Qian Yuan, tetapi membuatnya mendekati jurang kematian. Setelah ia berhasil mengungkap lokasi Giok Jiwa, ia akan membawa Kaisar itu kembali ke Klan Qing Yun, memotong-motong anggota tubuhnya dan merendam tubuhnya di dalam belanga besar berisi obat-obatan, yang dipenuhi dengan racun mengerikan, dan membuatnya mengalami siksaan yang tak terkatakan, dan membuatnya tetap hidup.     

Ini adalah harga yang harus dibayar karena berbohong pada Klan Qing Yun.     

"Yun Xian." Qin Yu Yan tiba-tiba memanggil. Bai Yun Xian, yang hanya berdiri diam di sudut ruangan tersadar dari lamunannya, dan wajahnya pucat, seraya berlutut dengan diliputi rasa panik di hadapan Qin Yu Yan yang duduk di singgasana Kaisar yang tinggi.     

"Senior! Aku bersalah! Aku tak akan pernah menimbulkan keributan lagi!" Butiran keringat mengalir turun di sisi wajahnya. Orang-orang biasanya terpikat dengan tampilan lembut yang ditunjukkan Qin Yu Yan, namun sebagai murid Klan Qing Yun yang mengetahui cara kerja mereka di balik layar, ia tahu teror yang tersembunyi di balik topeng yang diperlihatkan Qin Yu Yan ke dunia luar.     

Nona tertua Klan Qing Yun yang selalu terlihat lembut dan ramah, sebenarnya adalah iblis yang menyamar.     

Bidang keahlian Qin Yu Yan bukan obat-obatan, tetapi pengembangan racun!     

Di kebun belakang paviliun Qin Yu Yan, puluhan belanga besar obat-obatan disimpan. Setiap belanga besar, dipenuhi dengan berbagai rebusan racun dari banyak tumbuhan. Ia akan memotong-motong bagian tubuh, mencongkel mata mereka, lalu memotong lidah orang-orang yang membuatnya merasa tidak senang dan memasukkan mereka ke dalam belanga-belanga itu untuk melakukan penelitian mengenai racun. Orang-orang yang digunakan untuk penelitiannya ini dibiarkan tetap hidup dan kematian menolak mereka, sehingga mereka bertahan menjalani kehidupan yang menyakitkan.     

Bahkan murid Klan Qing Yun ketakutan dengan Qin Yu Yan.     

Wanita yang tak pernah bermurah hati, bahkan ketika murid Klan Qing Yun sendiri membuatnya merasa tak senang, mereka juga tak akan dilepaskan begitu saja.     

Qin Yu Yan tersenyum menatap Bai Yun Xian yang mengeluarkan keringat deras dan melambaikan tangannya. Seorang murid Klan Qing Yun dari bagian belakang aula mendorong sebuah kursi roda. Dan duduk di atas kursi roda, adalah Mo Xuan Fei yang mengerikan dan menjijikkan.     

"Karena kau telah mengakui kesalahanmu, kau tahu apa yang harus dilakukan. Kau adalah juniorku, dan ayahku menaruh harapan besar padamu. Menjadi tak berdaya karena hubungan cinta dengan seorang Adipati, bukan sesuatu yang ingin didengar ayahku." Setelah mengatakan hal itu, Qin Yu Yan melemparkan sebuah belati ke kaki Bai Yun Xian. "Bunuh dia, dan kembali denganku untuk menerima hukumanmu."     

Bai Yun Xian tertegun seraya memandang belati di kakinya. Ia ragu-ragu sesaat sebelum akhirnya membungkuk untuk mengambilnya dengan hati-hati. Ia gemetar sambil menegakkan tubuhnya dan berjalan terhuyung-huyung ke arah Mo Xuan Fei yang sedang mengigau.     

Dahulu ia adalah seorang pria yang ramah dan memikat, dan kini keadaannya menjadi begitu menyedihkan. Ia telah kehilangan wajah tampannya, dan pesona anggun yang dimilikinya lenyap. Ia kini hanyalah tumpukan daging busuk yang baunya seburuk penampilannya.     

"Tak sanggup?" Qin Yu Yan bertanya, mengamati Bai Yun Xian.     

"Bukan itu." Bai Yun Xian menenangkan dirinya. Jika ini adalah Mo Xuan Fei di masa lalu, ia mungkin mempertimbangkan perasaannya kepadanya. Tetapi setelah keadaannya memburuk begitu parah, Bai Yun Xian tidak memikirkan hal itu lagi.     

'Bunuh dia dan seniorku akan mengampuniku.'     

Tanpa berlama-lama ragu, Bai Yun Xian menusukkan belati di tangannya ke dada Mo Xuan Fei. Mo Xuan Fei yang sedang mengigau dan bergumam beberapa saat tadi tampaknya terbangun dan kembali sadar saat ini. Tatapan kosong di matanya terangkat dan ia memandang nanar tangan yang menggenggam gagang belati yang mencuat keluar dari dadanya dan berpaling menatap Bai Yun Xian dengan tatapan tak percaya dan penuh dendam.     

"Aku tak memiliki pilihan lain. Membunuhmu lebih baik daripada membiarkan diriku terbunuh." Bai Yun Xian membisikkan kata-kata itu lewat celah giginya seraya ia mengamati cahaya yang perlahan meredup di mata Mo Xuan Fei. Dan ketika ia mengembuskan napas terakhirnya, Bai Yun Xian berbalik dan berlutut di hadapan Qin Yu Yan.     

"Seniorku, ia sudah mati."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.