Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Ketiga (2)



Tamparan Ketiga (2)

0"Karena mereka memaksa untuk menyelesaikan semua ini dengan cara kasar, jangan buang-buang waktu lagi. Tangkap yang paling berguna terlebih dahulu, aku tak percaya Istana Lin akan menolak menyerahkan Giok Jiwa setelah itu." Kedua murid Klan Qing Yun mendiskusikan rencana mereka dengan terbuka, sepenuhnya tidak menganggap keberadaan Prajurit Rui Lin yang geram serta ayah dan anak Keluarga Jun.     

'Yang paling berguna' mereka merujuk pada tak lain adalah Jun Qing yang duduk di kursi roda.     

Mata Jun Qing memerah seperti darah ketika mendengar perkataan mereka, ia begitu ingin menyerbu kedua perusuh keji ini dan bertarung sampai mati untuk mengalahkan mereka!     

Mereka tak berusaha untuk melakukan negosiasi atau memohon. Klan Qing Yun datang ke pintu gerbang mereka dan menyerang tanpa peringatan. Berserakan di depan gerbang, begitu banyak prajurit yang masih tergeletak di tanah terluka parah. Mereka telah dilukai oleh penyerang tak kenal ampun dari Klan Qing Yun, hidup mereka terancam!     

Mereka telah mendengar kesewenangan Klan Qing Yun, dan menghadapinya secara langsung hari ini, beberapa kisah yang mereka dengar dari Klan teratas ini memang benar!     

"Jangan memaksa kami lebih jauh!" Prajurit Rui Lin menggenggam pedang mereka dalam amarah, berdiri di hadapan Jun Qing dan Jun Xian siap melindungi mereka.     

Mereka mungkin tidak memiliki kekuatan setara dengan para murid Klan Qing Yun, tetapi kesetiaan mereka tidak perlu dipertanyakan!     

"Jika kau melukai Tuanku, kau harus melangkahi mayatku!" Long Qi melangkah maju, sendirian, tatapan dingin mengaliri pedangnya yang diarahkan mendatar di hadapannya.     

"Ha ha ha." Murid Klan Qing Yun tertawa keras. Tawanya sengaja ditujukan untuk merendahkan lawan yang dianggap lemah untuk melawan.     

"Kau? Kalian pikir kalian bisa menghentikan kami? Jika kalian cari mati, kami akan mengabulkan keinginanmu. Tenang saja, ketika kalian mati, aku akan memastikan untuk melangkahi mayat kalian satu per satu, dan menyeret Tuan cacat kalian ke tanah, supaya ia menyembah di kakiku dan memohon belas kasihan untuk menyelamatkan nyawanya."     

Nada bicaranya yang begitu sinis terdengar begitu kuat, bagaikan pisau tajam yang mengiris hati setiap Prajurit Rui Lin yang mendengarnya.     

Orang yang kepadanya mereka berikan segenap kesetiaan dan pengabdiannya, tak boleh dipermalukan!     

Long Qi menyerang ke depan, dengan pedang di tangannya, kilauan pedang itu bagaikan kilat yang menyambar pria yang memuntahkan kata-kata hinaan pada Jun Qing!     

Murid Klan Qing Yun tidak mundur, dan menghadapi serangan Long Qi dengan kekuatan setara. Pria itu memegang dua bilah pedang pendek di tangannya, sebuah manifestasi dari roh kontraktual berwujud senjata miliknya. Di saat pedang Long Qi mendekat, pria itu merundukkan badannya, untuk menghindari desakan yang mematikan, kemudian ia mengelak ke samping dengan sebuah gerakan tangkas, dan mata pedangnya menghujam ke tubuh Long Qi!     

Dalam sekejap, Long Qi sepenuhnya terlibat dalam pertarungan sengit dengan pria ini.     

Murid Klan Qing Yun yang lain hanya berdiri dan menonton. Mereka yakin pertarungan ini akan berakhir sama dengan sebelumnya. Ini akan berakhir dengan penghinaan bagi Prajurit Rui Lin lagi.     

Sesaat kemudian, senyum itu memudar.     

Long Qi menguatkan diri dari serangan dua mata pedang pendek itu. Ketika kedua pedang itu menusuk bahu kiri dan kanannya, menggunakan energinya untuk meregangkan otot bahunya dan menjepit serta mengunci kedua pedang pendek itu. Mengabaikan rasa sakit yang hebat di pundaknya, dan dengan teriakan keras, ia menghujamkan pedangnya di jantung lawannya!     

"Sial!" Murid Klan Qing Yun tak pernah bertemu lawan yang bertarung dengan begitu nekad, tak menghiraukan nyawanya sendiri. Karena mengelak, pria itu melepas genggaman pada senjatanya dan sebagai hasilnya, pedang Long Qi menembus lengan kirinya.     

Setelah bertarung dengan puluhan musuh, Klan Qing Yun tidak mengalami goresan sedikit pun. Ia memandang Long Qi, yang telah menyebabkan darahnya mengalir. Kedua pedang pendek itu telah menghilang ketika ia melepaskannya untuk menghindar dari serangan Long Qi. Sekarang, kedua bilah pedang itu telah menyatu dengan tangannya.     

Long Qi menegakkan tubuhnya dan berdiri di tempatnya. Darah mengalir dari luka di pundaknya, tetapi ia tak menghiraukannya. Matanya terpaku pada si murid Klan Qing Yun, tatapan tajamnya seperti belati yang menusuk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.