Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Ketiga (3)



Tamparan Ketiga (3)

0"Serangan berikutnya, akan menghabisi nyawamu." Long Qi berkata dengan memicingkan mata, mengancam si murid Klan Qing Yun.     

Wajah pria itu pucat kelabu, tak dapat percaya ia terluka oleh Long Qi.     

"Ini waktunya untuk berhenti bermain-main, kami seharusnya tidak membuang waktu kami dengan sampah ini. Seharusnya kami melaksanakan perintah Nona Tertua terlebih dahulu sebelum mencari kesenangan bermain-main dengan mereka." Melihat rekannya terluka, murid lain dari Klan Qing Yun menyela.     

Mereka telah menghabiskan banyak waktu untuk bermain-main, dan tak memiliki banyak waktu lagi untuk dibuang-buang.     

"Jangan bunuh anjing geladak yang menyedihkan ini, aku memerlukannya untuk menguji coba obat-obatan …." Murid yang terluka berkata dengan suara pelan, dan memandang Long Qi dengan tatapan mematikan.     

"Terserah kau saja."     

Berikutnya, keempat murid Klan Qing Yun mengepung Long Qi.     

Tiba-tiba, dirinya diserang oleh empat roh level hijau dan Long Qi bahkan tak sempat bernapas.     

Sebuah jeritan melengking terdengar di atas kepala mereka, Burung Hantu Putih Penghancur Tulang menukik tajam dari gerbang Istana Lin, dan sosok tinggi dan ramping mengikuti di belakangnya!     

"Ayah, aku tak dapat menahan lagi." Jun Qing berkata begitu ia bergerak.     

Long Qi sudah seperti kakak baginya, dan sang kakak bertarung untuk melindunginya. Tak mungkin ia hanya menonton ketika saudaranya bertarung mati-matian untuknya.     

Jun Xian melenguh, tetapi kilat menyala di matanya.     

"Ayo kita maju! Prajurit Rui Lin bersiap! Bunuh mereka semua!" Dengan perintah Jun Xian yang menggelegar, pasukan Prajurit Rui Lin bergegas maju menghadapi sepuluh pria dari Klan Qing Yun!     

Pertempuran antar ratusan pendekar menjadi marak dalam beberapa detik, dan keenam pria yang hanya menonton dari pinggir akhirnya bergerak!     

Ketakutan Jun Xian telah menjadi kenyataan, keenam pria itu mungkin sudah tua, tetapi kekuatan dan kemampuan mereka di atas keempat murid itu! Lima sinar biru dari energi spiritual ditembakkan ke langit, dan di antaranya, sebuah lintasan sinar nila berpendar!     

Hampir terlihat seperti roh ungu yang masih malu-malu, roh nila yang perkasa!     

Saat cahaya nila itu muncul, semua Prajurit Rui Lin merasakan tekanan intens!     

Kekuatan roh nila, mengakibatkan semua roh di bawah level hijau sulit bernapas. Kemampuan bertarung mereka seperti dirampas, dan beberapa bahkan tak sanggup berjalan.     

Kilau roh nila berpendar dari kepala hingga ujung kaki seorang tetua dengan jenggot putih keabu-abuan. Ia menggenggam tangannya di punggung dan berdiri di belakang semua orang, tatapan matanya yang bijaksana mengamati pertempuran ini, keningnya sedikit mengerut.     

Klan Qing Yun telah mengirimkan dua tokoh ahli yang memiliki roh nila. Salah satu dari mereka pergi dengan Jiang Chen Qing dan Qin Yu Yan ke Istana Kekaisaran untuk menyelesaikan urusan mereka dengan Mo Qian Yuan, dan satunya lagi berdiri di depan gerbang Istana Lin!     

Di bawah tekanan roh nila yang begitu kuat, Prajurit Rui Lin tidak dapat melawan sama sekali. Hanya Long Qi, Jun Xian dan Jun Qing dan beberapa orang yang berjuang melawan. Tetapi mereka berhadapan dengan empat orang yang mempunyai roh kontraktual level hijau dan lima roh biru di saat bersamaan!     

Keadaan tidak mungkin lebih buruk lagi!     

Keluarga Jun berada dalam pertempuran yang sangat keras, luka besar dan kecil mulai memenuhi tubuh mereka. Bau darah yang pekat di udara, menghancurkan pertahanan yang mereka buat.     

Tepat pada saat itu, auman yang memekakkan telinga memecah di udara!     

Bayangan hitam besar melintas keluar dari gerbang Istana Lin, dan sosok mungil duduk, bertengger di atas punggung hitam itu.     

"Siapa yang berani melukai kakek dan pamanku!!?" Suaranya yang dingin menusuk tepat ke telinga para lelaki yang masih berkutat di dalam pertarungan sengit itu, dan mereka tanpa sadar berpaling untuk melihat ke arah datangnya suara itu.     

Mereka melihat seekor binatang buas besar berwarna hitam, dengan gadis cantik yang tiada taranya duduk di atasnya, matanya memandang tajam, begitu dingin!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.