Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Terobosan (4)



Terobosan (4)

0Itu adalah energi spiritual dari sebuah roh yang tak umum, sepenuhnya bersifat tirani, dan dipenuhi dengan kekuatan merampas yang sangat merusak. Begitu Jun Wu Xie mulai menghirup masuk roh itu, pikirannya menjadi kacau dan syarafnya terasa segera akan patah!     

Butiran keringat terbentuk di tubuhnya dan pakaiannya basah terendam keringat.     

Rasa sakit di jiwanya terasa begitu menyiksa, jauh lebih parah daripada rasa sakit yang pernah dirasakan.     

Jun Wu Xie tak pernah mundur karena rasa sakit, tetapi penyiksaan yang dialaminya, membuatnya menjadi pucat.     

Rasa sakit dapat membuat seseorang pingsan sesaat, tetapi penderitaan dari siksaan jiwa tak akan pernah membuat seseorang kehilangan kesadaran. Ketika jiwa seseorang berada di bawah siksaan, kesadarannya malah semakin tinggi. Di saat seperti ini, panca indera Jun Wu Xie semakin tajam berlipat kali sehingga tepukan ringan di tubuhnya akan terasa seperti sebuah batu besar menimpa tubuhnya.     

Tubuh mungil di dalam tangan Wu Yao semakin panas dan wajahnya tak berwarna lagi. Jun Wu Yao tak melakukan apa pun selain memeluk Jun Wu Xie dengan lembut di dalam dekapannya.     

Ia sangat paham, sedikit saja sentuhan pada tubuh Wu Xie akan berbahaya baginya dan membuat Jun Wu Xie sangat kesakitan.     

Jiwanya sedang diserang dengan kekuatan tanpa ampun, Jun Wu Xie menggertakkan giginya dalam perlawanan. Kebanyakan orang mungkin tak memiliki kesempatan merasakan rasa sakit yang menyiksa seperti ini dalam hidup ini, tetapi Wu Xie tidak asing dengan hal ini.     

Ketika roh Kucing hitam kecil bergabung dengan jiwanya, ia telah mengalami penderitaan yang tak dapat diungkapkan ini.     

Ia masih sangat muda dulu. Ketika ia berdiri dari meja operasi, ia kehilangan wujudnya sebagai manusia. Sekarang ia sekali lagi merasakan kesakitan yang begitu dikenalnya, tak ada rasa takut atau ngeri di dalam hatinya.     

Jika ia tak takut dengan kematian, ini bukan apa-apa baginya.     

Pertahanan Jun Wu Xie sangat kuat, ia tak mundur sedikit pun, dan menambah kecepatannya menghirup roh itu.     

Bunuh aku jika kau sanggup, jika tidak, mengalah dan biarkan aku melahapmu!     

Roh Ular Terbang meronta-ronta dan terus melawan, menolak diserap oleh seorang manusia. Tetapi barikade roh menutup semua jalan keluarnya, dan di bawah panduan pria itu, ia perlahan tertarik ke dalam tubuh gadis manusia itu!     

Ular Terbang melancarkan serangan terdahsyat pada jiwa Jun Wu Xie. Manusia memiliki jiwa yang lebih lemah dan ia percaya bahwa dengan menghancurkan jiwa gadis kecil itu, ia dapat melarikan diri!     

Tetapi jiwa Jun Wu Xie ternyata lebih tahan banting daripada yang disangka ular itu. Tak peduli bagaimana kuatnya serangan yang dilakukan, jiwa kecil yang kelihatannya lemah tak bergeming sedikit pun, dan tidak menunjukkan sedikit pun tanda kematian.     

Ketika Jun Wu Xie sudah sepenuhnya menarik roh Ular Terbang ke dalam tubuhnya, mata Wu Xie tetap terpejam.     

Kesadarannya telah menghilang bersama dengan jiwanya ke dalam kegelapan lubang neraka.     

Ia melihat di dalam kegelapan, seekor binatang buas yang menakutkan.     

Itu adalah seekor naga raksasa yang legendaris. Memiliki tubuh seekor ular, tetapi dilengkapi dengan sepasang sayap dengan cakar tajam. Naga itu mengepakkan sayapnya, dan tubuhnya meliuk-liuk di udara.     

Sejak kelahiran kembali Jun Wu Xie, di antara roh bengis yang pernah dilihatnya, Singa Emas adalah yang paling besar. Tetapi dengan Ular Terbang di depan matanya, kepalanya saja sudah lebih besar daripada seluruh tubuh Singa Emas itu! Kehadirannya penuh dominasi menyebar saat ia memamerkan kekuatannya.     

"Manusia kurang ajar! Kau mau berusaha melahap rohku!?" Ular Terbang itu menatap ke bawah dari tinggi pandangnya yang sangat tinggi, melihat Jun Wu Xie mungil di tanah. Jiwa Jun Wu Xie begitu kecil sehingga satu buah taring di mulutnya bahkan lebih besar darinya!     

Jun Wu Xie mendongakkan kepalanya, dan memandang Ular Terbang yang kejam. Mata hitamnya yang berkilau, tampak seperti sebuah lautan yang begitu tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.