Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kekerasan (1)



Kekerasan (1)

0Keesokan pagi dini hari, tanpa menunggu apel pagi mulai di istana, Klan Qing Yun menyerbu masuk ke aula utama Istana Kekaisaran.     

Mo Qian Yuan baru saja duduk di singgasananya menemui para pejabat dan jenderalnya ketika kehadiran Klan Qing Yun yang mengintimidasi membuat mereka takut dan mundur dari aula utama dan seketika itu wajah Mo Qian Yuan bertambah kelam.     

"Di mana Giok Jiwa itu?" Jiang Chen Qing tak menyadari bahwa tindakan mereka yang berlebihan telah menginjak-injak posisi Mo Qian Yuan sebagai Kaisar menjadi debu, ketika mereka menerobos masuk tanpa pengumuman atau pemberitahuan, dan membuat para pejabat dan jenderal mundur sebelum berdiri di tengah aula menyebutkan permintaannya.     

Mungkin ia bukan tak menyadarinya, tetapi ia hanya tak peduli berbasa-basi pada penguasa kerajaan yang begitu kecil di matanya.     

Mo Qian Yuan menahan kegusarannya yang bergejolak di dalam hati dan berkata sambil tersenyum, "Kau datang sangat awal. Penjaga! Sediakan kursi bagi tamu kehormatan kita."     

Sekelompok kasim membawakan beberapa kursi dan utusan Klan Qing Yun duduk.     

"Kita akan mengesampingkan kegilaan Yun Xian untuk saat ini, tetapi aku ingin mengulangi bahwa kesepakatan antara mantan Kaisar dan Klan Qing Yun masih berlaku dan kami tak ingin menyebabkan keributan di Negeri Qi, tetapi kami akan memohon pada Yang Mulia untuk secepatnya menyerahkan Giok Jiwa pada kami, sehingga kami dapat kembali ke Klan Qing Yun setelah menyelesaikan misi kami." Jiang Chen Qing langsung menuju ke pokok permasalahan. Ia mungkin menggunakan kata-kata sopan, tetapi nada bicara dan sikapnya tak menunjukkan sedikit pun toleransi terhadap penundaan.     

Bahkan Mo Qian Yuan yang aslinya bersifat baik terpancing untuk marah, tetapi berhadapan dengan kekuatan Klan Qing Yun, ia menelan kembali kemarahannya dan mengendalikan diri.     

Saat itu, ia membenci dirinya karena tak setuju dengan saran Jun Wu Xie untuk membunuh semua pengacau angkuh ini, ia malah melihat mereka mengancam dan menggertak di sini.     

"Ahh, kau datang untuk hal itu, aku telah menyetujuinya kemarin dan aku tentu saja telah menyuruh orang-orangku untuk mengambil batu Giok Jiwa tadi malam. Tetapi mereka menemui sebuah masalah." Mo Qian Yuan sudah memikirkan skenarionya tadi malam.     

"Masalah? Masalah apa?" Wajah Jiang Chen Qing mendadak bertambah suram.     

Jika Bai Yun Xian tidak mengirimkan pesan palsu seperti itu, mereka tak akan menggerakkan kekuatan besar seperti ini.     

Sebagai Tetua yang dihormati dan dipandang di Klan Qing Yun, Kerajaan Qi yang kecil berada di bawah radarnya. Diperintahkan untuk datang ke sini, ia hanya ingin secepatnya pergi.     

"Giok Jiwa memang ada di kerajaan, dan Anda pasti sudah tahu, Kaisar pendiri kerajaan kami telah memecahnya menjadi dua dan menganugerahkan setengahnya pada Jun Qing dari Istana Lin dan menyimpan sisanya di Istana Kekaisaran. Sepuluh tahun yang lalu, anak sulung Jun Xian, terbunuh di medan perang dan Jun Xian yang sangat berduka menguburkan setengah bagian Giok Jiwa ini bersama putranya, Jun Gu. Sedangkan potongan lainnya, telah dikubur di dalam Makam Kerajaan bersama mantan Kaisar setelah ia menyerah pada penyakitnya …." Mo Qian Yuan menceritakan semuanya tanpa tergesa-gesa. Mantan Kaisar masih terkunci di penjara bawah tanah tetapi kematiannya telah diumumkan pada orang-orang. Makam mantan Kaisar hanyalah sebuah fasad dan yang dikubur di dalamnya adalah mayat seorang terpidana hukuman mati.     

Fakta akan hal ini hanya diketahui oleh dua orang. Mo Qian Yuan dan Jun Wu Xie.     

Sementara Mo Qian Yuan mengungkapkan cerita yang telah dipersiapkannya, tatapannya beralih pada Qin Yu Yan. Ia tak mengharapkan perubahan apa pun dari Jiang Chen Qing yang angkuh, tetapi ia menaruh secercah harapan pada Nona Tertua yang beradab dan terpelajar, untuk menghormati kesucian istirahat kekal orang yang telah meninggal, dan tidak memaksakan kehendak mereka.     

Namun, ketika Mo Qian Yuan selesai, wajah Jiang Chen Qing semakin kelam. Ia berdiri dan menatap Mo Qian Yuan sambil berseru, "Omong kosong! Bagaimana kau bisa menguburkan Giok Jiwa? Sungguh keterlaluan! Ambil dua potong Giok Jiwa itu sekarang! Aku tak peduli jika kau harus membongkar kuburan atau membuka bangunan makam, kali ini, aku ingin Giok Jiwa itu ada di tanganku!"     

Tak ada ruang untuk bernegosiasi, permintaan pertama Jiang Chen Qing adalah supaya Mo Qian Yuan dan Keluarga Jun menodai makam keluarga mereka!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.