Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Perlawanan Sang Teratai (1)



Perlawanan Sang Teratai (1)

0Badai mengamuk di mata Jun Wu Xie, ketika ia melihat perkelahian antara sebuah bunga dan seekor binatang buas. Tatapan dingin yang menusuk beralih ke lemari di sudut kamar, tempat sejumlah kendi Nektar Giok disimpan setelah ia mengurutkan dan mengaturnya sebelum ini. Sekarang semuanya berantakan, sebuah kendi kosong tergeletak begitu saja di dalam lemari, dan banyak kendi lain yang pecah berantakan di lantai, berserakan di mana-mana, Nektar Giok yang amat berharga terbuang begitu saja. Tak heran baunya menyebar begitu kuat di udara!     

Pemandangan di hadapannya membuat matanya menjadi dingin menusuk, dan mengecil memperlihatkan tatapan sadis.     

"Pisahkan mereka." Jun Wu Xie berkata halus.     

Jun Wu Yao tahu bahwa gadis itu berbicara padanya dan tanpa berkata-kata, ia menerobos ke 'medan perang', ketika tangannya menggapai Teratai Mabuk.     

Teratai Mabuk yang begitu fokus pada aksi pembalasan pribadinya, bahkan tak menyadari Jun Wu Xie sudah kembali hingga Jun Wu Yao mendekat dan ia pun mengangkat kepalanya tercengang.     

Sayang, ia terlambat menyadarinya.     

Begitu Teratai Mabuk mengangkat kepalanya, Jun Wu Yao menancapkan tangannya di pundaknya. Tangan yang luar biasa kuat itu mencengkeram begitu erat hingga ia merasa sekan tulang di bahunya hampir patah.     

"Sial!" Teratai Mabuk menyumpah, ia memutar tubuhnya dengan gesit dan melawan, memegang siku Jun Wu Yao, dan mendaratkan kakinya kuat-kuat di lantai, dan ia mendorong kuat-kuat!     

Jun Wu Yao berdiri tegak, bagaikan sebuah gunung yang tak terjamah, seraya menaikkan alisnya melihat pemuda tampan yang mabuk ini.     

"Itu adalah gerakan yang bagus, tetapi, digunakan pada lawan yang salah." Mulut Jun Wu Yao melengkung membentuk senyuman dan tangan yang mencengkeram pundak Teratai Mabuk diputar dan kemarahan terlihat di mata Teratai Mabuk dan ia pun merasakan kekuatannya dihisap keluar dari tubuhnya.     

Monster hitam melompat karena kebebasan yang baru saja ia dapatkan, tetapi lehernya dicengkeram dan tubuhnya diangkat dengan begitu mudah. Monster itu begitu geram ….     

Sepasang mata ungu, dan mata itu benar-benar mengaburkan semangat pertempuran yang berkobar dan tubuh monster itu menggantung lemas di tangan kekar pria itu.     

"Sudah cukup?" Jun Wu Xie bertanya datar, dengan tangan terlipat. Wajahnya datar saja seraya melihat kedua pengacau yang bergantung di masing-masing tangan Jun Wu Yao.     

Berapa lama ia pergi?     

Monster hitam dan Teratai Mabuk menurut begitu mereka melihat Jun Wu Xie.     

Tatapan dingin yang menggigit dari mata gadis itu dirasakan oleh pasangan yang menggantungkan kepala mereka, seraya mata itu menyapu kedua wajah yang dipenuhi rasa bersalah. Mata dingin itu mendarat di wajah berbulu hitam terlebih dahulu, kemudian beralih ke wajah tampan dan muda yang memikat, sebelum akhirnya kembali normal.     

"Bicara!" Suara itu membekukan hati mereka dalam sekejap.     

Monster hitam memekik.     

[Nona! Begitu kau pergi, maling hina ini mencuri anggurmu yang berharga! Aku berusaha untuk menghentikannya! Ia kemudian berubah wujud dan berani memukulku ….]     

Ini adalah pertemuan kedua Monster hitam dengan Teratai Mabuk. Pertama kalinya, mereka tak bertengkar karena Jun Wu Xie ada di situ. Pertemuan kedua mereka hari ini dimulai begitu Jun Wu Xie melangkahkan kakinya pergi dan Teratai Kecil dikuasai ketamakan lalu ia berjalan tergopoh-gopoh ke lemari tempat menyimpan anggur. Begitu tangan mungilnya yang dekil menyentuh kendi, ia menenggak Nektar Giok berlebihan. Kucing hitam kecil menemukannya dan langsung berusaha menghentikannya saat itu juga. Teratai Kecil pun mabuk dan berubah menjadi Teratai Mabuk tampan yang tak menghiraukan permintaan Kucing hitam kecil dan menuangkan kendi demi kendi Nektar Giok ke dalam mulutnya.     

Tak berdaya, Kucing hitam kecil berubah menjadi wujud Monster hitam dan menyerang Teratai Mabuk.     

Sayang, niatnya begitu mulia, namun akhirnya begitu … tragis.     

Ia menerkam dengan gagah berani, tetapi sebuah tinju dari pemuda kurus yang kurang gizi merobohkannya, dan ia jatuh terlentang sepanjang malam. Monster hitam itu merasa agak miris dengan semua kejadian ini!     

Bahkan Singa Emas telah disantapnya, tetapi berhadapan dengan tongkat kecil yang rapuh dan bunga tak tahu malu, ia telah dipermalukan dan tak berdaya … ini tidak masuk akal!     

Jutaan cara untuk menghukum mereka melintasi benak Jun Wu Xie, namun setelah mendengar kucing hitam kecil menceritakan kejadian malam itu, ia menjadi lebih prihatin, dan kemarahan sirna dari matanya. Sambil berpikir keras, ia berjalan dan berdiri di hadapan Teratai Mabuk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.