Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Giok Penenang Jiwa (5)



Giok Penenang Jiwa (5)

0Di bawah langit malam yang gelap, penjaga di luar dan di dalam Istana Kekaisaran yang bertugas menjaga keamanan berpatroli berpasang-pasangan. Tak ada dari antara mereka yang menyadari, sebuah bayangan gelap melayang di atas kepala mereka.     

Jun Wu Xie dipeluk di tangan Jun Wu Yao, merasakan pengalaman 'terbang' untuk pertama kalinya.     

"Di sana." Jun Wu Xie menunjuk istana di mana kamar tidur Mo Qian Yuan berada tanpa ragu.     

Wajah Jun Wu Yao menjadi murung, dan ia turun ke tempat yang ditunjuk oleh Jun Wu Xie.     

Penjaga di luar istana melihat sebuah bayangan yang tiba-tiba mendarat dari langit dan mereka hampir menjatuhkan senjata mereka karena terkejut. Mereka menatap penyusup itu dan sebelum mereka berteriak, mereka melihat bayangan itu membawa seseorang di tangannya dan mengenalinya sebagai Nona Muda Istana Lin, Jun Wu Xie!?     

Sudah tersebar luas di seluruh Ibu Kota Kekaisaran, bahwa Jun Wu Xie dan Mo Qian Yuan sedang 'dimabuk cinta', dan semua orang menunggu Mo Qian Yuan mengeluarkan maklumat, yang mengundang Jun Wu Xie mendiami Istana Timur, yang disediakan khusus bagi Permaisuri.     

Mereka menyadari bahwa calon Permaisuri datang mengunjungi Kaisar di kamar tidurnya di tengah malam buta, dan mengejutkan penjaga hingga tercekat menutup mulutnya. Mata mereka menjelajahi pria yang berdiri, menggendong calon Permaisuri mereka.     

Hanya sekilas tatapan padanya, dan kaki mereka berubah seperti jeli, hampir tersandung di tempatnya berdiri.     

Lelaki itu memancarkan aura yang menyeramkan dan memikat, membuat mereka bergetar ketakutan.     

"Apakah Yang Mulia di dalam?" Jun Wu Xie bertanya seraya melompat turun dari dekapan tangan Jun Wu Yao, tak menyadari mata yang dipenuhi penyesalan di belakangnya ketika ia menghadap ke arah para penjaga.     

"Ya." Para penjaga menjawab dengan tegas.     

Jun Wu Xie berjalan ke arah kamar Kaisar dan meminta diantar.     

Jun Wu Yao mengikuti di belakangnya dan para penjaga melangkah maju hendak menanyakan niat kedatangan kedua orang ini ketika mereka menyadari telah kehilangan keberanian untuk maju selangkah lebih dekat lagi dengan lelaki ini. Mereka hanya dapat menelan ludah ketika Wu Yao berjalan melewati mereka dan berdiri di dekat pintu tanpa mengatakan apa pun.     

(Yang Mulia, kami tidak melalaikan tugas kami, hanya saja lelaki yang dibawa oleh Permaisuri terlalu menyeramkan!!)     

Jun Wu Xie mendorong keras pintu dan menerobos masuk ke kamar dan Mo Qian Yuan terpaku sementara dirinya sedang berganti pakaian tidur.     

Mo Qian Yuan berbalik dan ujung bibirnya berkedut ketika ia melihat Jun Wu Yao berdiri di pintu masuk kamarnya dengan tampang masam. Tangan Mo Qian Yuan masih melekat di ikat pinggangnya, dan pakaian yang tergantung di pundaknya memperlihatkan dadanya yang berotot bagaikan sebuah pahatan.     

Walaupun Mo Qian Yuan mengalami penganiayaan untuk waktu yang cukup lama, di bawah perawatan intensif Jun Wu Xie dan kerja kerasnya sendiri, tubuhnya tidak terlihat terlalu buruk.     

"Jiwa … Mmmph." Jun Wu Xie tak melihat situasi canggung di hadapannya dan ingin melangkah lebih dekat untuk membicarakan Giok Jiwa ketika sebuah telapak tangan hangat menutupi matanya.     

Mo Qian Yuan menatap pria di belakang Jun Wu Xie bertanya-tanya, dan melihat wajah tampannya yang menyimpan keangkuhan dan sikapnya yang mengagumkan, dan mereka belum pernah bertemu sebelumnya.     

Apa yang membuat Mo Qian Yuan lebih takjub adalah mata hitamnya yang tampak seperti lubang tak berdasar.     

"Pemandangan yang tidak senonoh." Jun Wu Yao berkata pelan pada Jun Wu Xie, tetapi matanya yang hitam pekat bagaikan dua bilah pedang yang menusuk Mo Qian Yuan. Mata itu seolah ingin membelah tubuhnya. Matanya yang 'mematikan' dan suara lembutnya menegaskan perbedaan yang sangat kontras antara tindakan dan perasaannya.     

Mo Qian Yuan tak sedungu itu dan menangkap makna di balik tatapan itu, dan ia bergegas mengenakan pakaiannya, meletakkan baju yang baru saja dilepasnya, dan tatapan menusuk itu melembut setelah ia berpakaian lengkap.     

Baru setelah itu, Jun Wu Yao melepaskan tangan yang menutupi mata Jun Wu Xie.     

Setelah penglihatannya kembali, Jun Wu Xie masih tak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi. Ia melihat Jun Wu Yao dan ketika ia tak melihat banyak perubahan dalam diri pria itu, ia segera melupakannya dan memusatkan perhatiannya pada masalah yang lebih penting, dan segera berjalan masuk ke ruang tidur Kaisar, tak sabar berdiskusi mengenai Giok Jiwa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.