Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Menggoda (1)



Menggoda (1)

0Bagaimana pun, Jun Wu Yao tidak melepaskannya. Ia tersenyum dan pelukannya semakin erat.     

"Tega sekali, kau ingin menyingkirkanku setelah menggunakanku?" Ia meletakkan kucing hitam kecil itu di atas meja dan mengangkat Jun Wu Xie dari lantai.     

"Apa yang kau lakukan?" Jun Wu Xie terpaku, pada wajah tampan yang tersenyum itu.     

"Ketika seseorang terluka, mereka harus mengoleskan obat." Jun Wu Yao melihat luka gores yang disebabkan oleh kucing hitam kecil di tangan Jun Wu Xie.     

"Tidak perlu."     

"Ya, perlu." Jun Wu Yao merayu sosok di dalam tangannya, masih tersenyum.     

" …. " Ia tak akan mendengarkan apa pun yang dikatakan Wu Xie.     

Melihat Jun Wu Xie berhenti meronta-ronta, Jun Wu Yao dengan senang hati menggendongnya dan membawanya ke tempat tidur. Ia menarik kotak kayu kecil dari bawah ranjang dan mengeluarkan satu pot krim.     

Aroma harum terpancar keluar dari krim putih itu ketika dibuka dan Jun Wu Yao mengangkat tangannya lalu dengan lembut mengoleskan krim itu pada luka goresannya.     

Kucing hitam kecil tidak menyadari perbuatannya, walaupun tidak dalam, cakarannya meninggalkan luka berdarah pada tangan Nonanya. Krim itu terasa dingin di ujung jari Jun Wu Yao, tetapi juga sedikit perih. Di saat yang sama ia juga merasakan sedikit gatal dan kebas.     

Jun Wu Xie menatap Jun Wu Yao, yang dengan sabar mengoleskan krim pada lukanya, tak melewatkan satu luka kecil pun.     

Dengan krim dioleskan pada semua luka, Jun Wu Yao mengangkat tangan Wu Xie untuk mencegah krim yang sudah dioleskan terhapus. Ia memegang tangan Wu Xie dan bermain dengan ujung jarinya.     

"Kau bisa melepaskannya sekarang." Jun Wu Xie merasa punggungnya sedikit kaku, karena Jun Wu Yao memeluk tubuhnya dari belakang, seraya menggenggam tangannya. Tubuh mungil Wu Xie seakan menjadi lebih kecil di dalam pelukan tubuh kekar yang mendekapnya.     

Ia dapat merasakan dari belakangnya, irama detak jantung Wu Yao dari dadanya yang dilekatkan ke punggungnya.     

Jun Wu Yao tertawa ketika ia menyadari Jun Wu Xie mengeraskan punggungnya.     

Apakah itu sebuah reaksi?     

"Kau benar-benar gadis yang tak berperasaan, aku menjelaskan semuanya padamu dan mengoleskan obat untukmu. Setelah selesai menggunakanku, kau hanya mengusirku seperti ini? Dan aku berusaha mandi dan mengganti pakaian sebelum menemuimu setiap kali. Huh …." Jun Wu Yao mengeluh seolah dirinya begitu menderita karena diperlakukan dengan tidak adil. Tetapi wajahnya tetap berada di dekat lehernya, dagunya diletakkan di pundak gadisnya.     

"Tidak benar." Jun Wu Xie sakit kepala. Ia tak pernah ingin memulai sebuah hubungan dengan Jun Wu Yao karena pria ini selalu dikelilingi hal yang misterius dan bahaya, dan ia tak ingin berdekatan dengan bahaya.     

Ia ingin mereka berpisah menempuh jalan masing-masing, tetapi pria ini selalu muncul kapan pun ia membutuhkannya.     

"Apa yang tidak benar? Setan kecil, kau benar-benar begitu membenciku?" Suaranya yang rendah terdengar gundah dan begitu sedih.     

"Tidak." Jun Wu Xie tidak tahu harus berkata apa. Ia tidak marah dengan pria itu, mereka saling menolong ketika berada di tebing, Wu Xie mengatakan ia tidak menyukai pria itu, tetapi ia juga tidak membencinya.     

Terlebih lagi, Jun Wu Yao telah menyelamatkan nyawa kakeknya, dan ia berhutang padanya, bagaimana ia dapat membenci orang yang berjasa baginya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.