Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pergantian Rezim (1)



Pergantian Rezim (1)

0Kelima jarum itu menancap keras langsung ke mata Kaisar, Kaisar meneriakkan jeritan menakutkan dari mulutnya ketika ia bergerak terhuyung-huyung di seputar singgasananya.     

Jun Wu Xie menatapnya tanpa ekspresi, tanpa sedikit pun rasa kasihan.     

Ia tak akan membiarkan Kaisar meninggal dengan mudah, ia berhutang besar pada Keluarga Jun mereka, tak ada yang dapat menebusnya, bahkan tidak dengan nyawanya yang hina. Ia ingin Kaisar membayar kembali dendanya, sedikit demi sedikit.     

"Lempar mereka bertiga ke dalam penjara bawah tanah." Ia berseru dengan suara datar.     

Prajurit Rui Lin terkejut di dalam hati dengan kebiadaban Jun Wu Xie dan terheran-heran ia benar-benar mengabaikan identitasnya sebagai Kaisar.     

Bagaimana ini dapat dikatakan penurunan takhta? Ini adalah pembunuhan Kaisar!     

Setelah beberapa saat, Kaisar, Pangeran Kedua, dan Bai Yun Xian diseret ke dalam penjara bawah tanah. Ketiga orang yang sebelumnya begitu berkuasa dan berkedudukan tinggi kini diseret seperti anjing mati, harga diri dan martabat mereka benar-benar dihancurkan oleh Jun Wu Xie.     

Mo Qian Yuan menatap singgasana yang kosong, dalam keadaan linglung.     

Apa yang baru saja terjadi?     

Ia telah memikirkan pidatonya untuk saat ini, tetapi tidak sepatah kata pun yang telah ia siapkan digunakan. Jun Wu Xie menyelesaikan semuanya … dengan cara paling sederhana dan paling kejam yang pernah ada!     

"Para penjahat telah menyusup ke dalam istana dan meracuni Kaisar serta Pangeran Kedua. Malang, Kaisar tak dapat selamat dari efek racun itu dan telah meninggalkan kita semua. Kerajaan kita tak mungkin berjalan tanpa penguasa." Jun Wu Xie memegang sapu tangannya, menyeka tangannya yang halus dan melemparkan pandangan tanpa ekspresi kepada Mo Qian Yuan.     

Mo Qian Yuan menatapnya dengan wajah tak percaya, tak sanggup menutupi perasaannya saat ini. Gadis ini! Dengan kalimat singkat yang sederhana, ia mampu menutupi semua kejadian ini dan memberikan alasan sah baginya untuk menduduki takhta.     

Kata-kata ini sepertinya penuh cela, namun begitu sinkron dengan semua peristiwa yang telah terjadi di Ibu Kota Kekaisaran.     

Racun itu ditelusuri kembali sampai ke Prajurit Yu Lin, maka jika Kaisar dan Pangeran Kedua diracuni, tidak terlalu sulit untuk dipercaya.     

"Apa yang akan kau lakukan dengan mereka?" Mo Qian Yuan tak dapat menahan untuk bertanya padanya sambil memandangnya penuh ketakutan.     

Metode yang digunakan Jun Wu Xie sangat kejam dan tanpa ampun, membiarkan mereka hidup pasti bukan untuk niat baik.     

"Klan Qing Yun akan segera tiba di Ibu Kota Kekaisaran jadi Bai Yun Xian belum boleh mati." Jun Wu Xie menunduk sambil mengingat ancaman yang diutarakan Bai Yun Xian.     

Tak mengetahui metode yang digunakan perempuan itu untuk menghubungi Klan Qing Yun, untuk saat ini ia harus membiarkannya tetap hidup.     

"Kau akan membiarkannya hidup? Bagaimana jika ia dapat menghubungi mereka dan mengatakan pada mereka kebenarannya …." Mo Qian Yuan tak berani membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka mengetahui apa yang terjadi di dalam istana. Ia tak takut jika rakyat mengetahui kebenarannya tetapi ia takut akan pembalasan yang akan dilakukan Klan Qing Yun. "Penguasa Klan Qing Yun sangat pemarah dan begitu melindungi muridnya, pernah ada sebuah kejadian di mana sekelompok murid Klan Qing Yun sedang bepergian dan dirampok oleh kelompok bandit. Bukan hanya kelompok bandit itu yang dimusnahkan, bahkan para pejabat dan keluarga mereka diseret dan mereka semua dieksekusi karena kelalaian mereka yang menyebabkan murid Klan Qing Yun dirampok. Bai Yun Xian adalah murid langsung penguasa Klan Qing Yun, jika Tuannya tahu bahwa ia menderita di sini, aku takut akan konsekuensinya …."     

Jun Wu Xie menatap Mo Qian Yuan, "Mereka tak akan mengetahuinya."     

"Apa?!"     

"Bai Yun Xian tak akan mengatakan sepatah kata pun." Jun Wu Xie menjawab.     

Mo Qian Yuan melihatnya dengan perasaan bercampur aduk, ia tak tahu seberapa besar kemampuan gadis ini yang tak terungkap, tetapi karena gadis itu sudah mengatakan untuk tidak khawatir, ia tak akan memikirkannya lagi.     

"Kau hanya perlu bersiap-siap untuk naik ke takhta, tak perlu mengkhawatirkan hal lain." Jun Wu Xie berkata sebelum meninggalkan aula istana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.