Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tahu Tempatmu (2)



Tahu Tempatmu (2)

0Rentetan ledakan tubuh begitu membekas di benak masyarakat di Ibu Kota Kekaisaran. Walaupun dengan banyaknya Prajurit Rui Lin menduduki Ibu Kota Kekaisaran, rakyat sedikit tenang, bagi mereka yang menyaksikan ledakan itu pertama kali, itu adalah pemandangan mengerikan yang akan menghantui seumur hidup mereka.     

Banyak saksi mata yang jatuh sakit karena syok yang mereka alami dari pemandangan mengerikan siang hari itu. Mereka mengalami demam tinggi dan energi spiritual mereka kelihatannya bergejolak dan mendidih di dalam tubuh mereka, yang membuat mereka berada dalam penderitaan. Seluruh dokter di kota mencari penyebabnya, namun tak ada yang dapat menemukannya.     

Panas karena demam tinggi, banyak yang tergeletak di tempat tidur, tak tahu bahwa mereka telah diracuni.     

Efek racun itu muncul kemudian di tubuh seseorang yang memiliki kekuatan spiritual lebih tinggi dan ketika racun itu melipat gandakan kekuatan spiritual mereka, orang-orang ini memiliki kemampuan lebih tinggi untuk menampung kekuatan itu. Di sisi lain, sangat sedikit dari rakyat jelata yang bahkan mencapai level dasar energi merah, dan tubuh mereka tak mampu menahan begitu banyak dorongan energi.     

Di Istana Lin, keranjang demi keranjang tanaman herbal berdatangan tanpa henti. Dengan Ibu Kota Kekaisaran berada di bawah kendali Prajurit Rui Lin, pemilik toko herbal dan klinik tak memiliki pilihan selain menuruti permintaan mereka, terutama ketika pasukan bersenjata lengkap berdiri di depan pintu-pintu mereka, seraya menunggu mereka mengosongkan gudang penyimpanan mereka.     

Dan bukannya mereka memberikannya secara cuma-cuma, Prajurit Rui Lin telah memberitahu mereka bahwa tanaman herbal ini diminta oleh Putra Mahkota dan pembayaran yang setimpal akan dikirimkan pada mereka dalam beberapa hari.     

Itu membuat para pemilik toko melakukannya dengan sedikit rasa senang.     

Paviliun Jun Wu Xie dipenuhi dengan tumpukan tanaman herbal dari dinding ke dinding dan dengan cepat tanaman yang datang diangkut dengan kereta ke paviliun di mana Mo Qian Yuan tinggal dan area itu dijadikan area penyimpanan.     

Jun Wu Xie sangat sibuk di dalam ruang farmasinya dari pagi hingga siang hari, melakukan banyak uji coba dan analisis racun yang berada di tubuh kesepuluh tentara Rui Lin. Dari satu sloki kecil sampel darah yang yang diambil dari para prajurit, Jun Wu Xie akhirnya menemukan terobosan.     

Malam mulai merangkak keluar, dan bulan yang bersinar mengintip dari balik awan gelap dan kebun itu bermandikan cahaya rembulan yang memancarkan sinar lembut.     

Jun Wu Xie akhirnya berhasil meramu penawar racun itu dan menyuruh para prajurit meminumnya sebelum ia memeriksa denyut nadi mereka. Denyut mereka langsung stabil dan kekuatan spiritual mereka tidak lagi bergejolak mendidih, kembali ke keadaan semula yang tenang.     

"Kau boleh pergi. Dan panggilkan Long Qi."     

Mereka memberi hormat pada Jun Wu Xie dan langsung pergi. Long Qi datang beberapa saat kemudian.     

Jun Wu Xie sangat sibuk hari ini, dan kakinya begitu ngilu. Ia duduk di sebuah kursi, memijat-mijat lututnya.     

Long Qi berjalan menghampirinya tanpa mengeluarkan suara, menuangkan secangkir air hangat dan menawarkannya padanya, dengan kepala menunduk.     

Nona Muda selalu diam dan tak banyak bicara, wajahnya selalu ditutupi topeng dingin, biasanya tak terjangkau. Namun jika ia ingin menolong, ia menyelesaikan tugasnya dengan indah. Long Qi telah melihat prajurit ini sebelum datang menemuinya. Dari air muka mereka dan warna kulitnya, ia melihat bahwa para prajurit ini sudah pulih dan Jun Wu Xie sudah berhasil menemukan penawarnya.     

Ia selalu menjadi seorang prajurit sepanjang hidupnya, dan tak ada banyak yang dapat ia lakukan untuk Nona Mudanya. Ia hanya dapat mengekspresikan rasa syukurnya yang kekal, dengan caranya yang sedikit sembrono.     

Jun Wu Xie tidak menolaknya dan meminum air yang diberikan padanya. Tenggorokannya yang kering dibasahi oleh air hangat dan rasa lelahnya sedikit berkurang.     

"Aku tidak berguna, aku tidak berhasil mendapatkan petunjuk mengenai identitas tubuh yang meledak." Long Qi menundukkan kepalanya malu karena ia gagal menarik kesimpulan setelah melakukan investigasi terhadap kelima puluh kasus ledakan tubuh yang diperintahkan oleh Jun Wu Xie padanya.     

Jun Wu Xie tidak kaget. "Mereka meledak, wajar." Bahkan tulang-tulangnya berserakan, kecuali mereka menggunakan peralatan dan teknologi dari kehidupan masa lalunya, tak akan ada yang dapat menyimpulkan apa pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.