Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Racun (1)



Racun (1)

0Di bawah langit malam, kelima puluh sosok berpakaian biasa menyelinap keluar dari gerbang belakang Istana Kekaisaran. Mereka segera menyebar ke berbagai tempat di kota. Jika diperhatikan betul-betul, destinasi mereka yang berbeda satu sama lain disebar di seluruh Ibu Kota Kekaisaran.     

Dalam keheningan malam, lima puluh pintu dipalang rapat-rapat, menyembunyikan sumber mimpi buruk, tak diketahui oleh orang-orang di Ibu Kota Kekaisaran, yang akan segera melahap mereka.     

Hari-hari berlalu ….     

Prajurit Rui Lin di bawah Jun Wu Xie telah menduduki Ibu Kota Kekaisaran selama satu minggu, dalam tujuh hari ini, Jun Wu Xie bersembunyi di Istana Lin dengan tenang, melatih energi spiritualnya. Jun Xian, di bawah perawatan intensif Jun Wu Xie, telah pulih sempurna seperti sebuah mukjizat.     

Melewati Istana Kekaisaran, Putra Mahkota melihat bahwa area itu sudah dibersihkan dan kembali terlihat megah. Di bawah perintah Jun Wu Xie, ia menjalani kursus kilat, dipaksa melihat kenyataan hidup yang dihadapi oleh rakyat setiap hari.     

Sudah menjadi rutinitasnya untuk turun ke jalan setiap hari berderma dan membagikan kebajikan sebagai Putra Mahkota Qi.     

Ketika ia berjalan melewati sebuah pemukiman yang dijaga Prajurit Rui Lin, pintu yang dipalang rapat tiba-tiba terbuka dan seorang pria bergegas keluar, meratap sedih, berlari ke jalan, terlihat gila.     

Karena itu masih pagi hari, jalanan dipenuhi dengan orang dan si gila ini menabrak beberapa pejalan kaki hingga jatuh, menimbulkan kemarahan.     

"Lihat apa yang terjadi!" Mo Qian Yuan melihat keributan yang terjadi di jalan, memerintahkan penjaga dari Prajurit Rui Lin untuk memeriksanya.     

Di tengah kerumunan, tubuh pria itu bengkak dan memerah. Ia berteriak kesakitan. Tubuhnya terus membengkak begitu menakutkan, pakaiannya terkoyak, dan kulitnya meregang. Darah menyembur keluar karena kulit dan dagingnya terus meregang hingga menimbulkan luka-luka yang bertambah banyak.     

Wajahnya bengkak hingga tak dapat dikenali dan luka mulai terbuka membuat wajahnya penuh darah, itu adalah pemandangan yang mengerikan.     

Ia berlari ke tengah keramaian, tangannya mencakar-cakar tubuhnya sendiri. Penjaga Prajurit Rui Lin yang memeriksa keadaan ingin menahan pria itu tetapi terlempar karena perlawanan kuat. Kekuatan yang dimiliki pria itu, tidak wajar untuk manusia mana pun.     

Tindakan orang gila ini, telah membuat orang panik, banyak yang berteriak ketakutan, dan semuanya kabur ke berbagai arah.     

Mo Qian Yuan melihat aniaya yang terjadi di depan dan memutuskan untuk melihatnya sendiri. Ia memanggil roh kontraktualnya, dan roh itu berwujud tombak panjang dengan rumbai hitam. Ia menendang tanah dan melempar tombak ke arah orang gila itu, ujung tombaknya melesat seperti serangan naga melewati tangan pria itu, memakunya ke tanah dan menghentikan kemarahannya yang menggila.     

Walaupun tertancap ke tanah karena tusukan tombak itu, ia terus berusaha keras mengabaikan rasa sakitnya, tak menyadari kepala tombak yang tertancap di tangannya. Ia mengaum seperti seekor binatang buas, mencoba untuk berdiri.     

Mo Qian Yuan berdiri di samping pria itu, berpikir keras mengenai pria yang seperti binatang buas ini. Keanehan perilaku pria ini membuatnya curiga dan ia baru hendak bertanya ….     

Orang gila yang mengamuk itu tiba-tiba mengaum keras, dan tubuhnya membesar dengan sangat cepat.     

Dengan sebuah suara ledakan keras, tubuhnya pecah berserakan ke semua arah dan berjatuhan ke tanah. Ledakan itu membuat tubuh Mo Qian Yuan dipenuhi darah dari kepala hingga ke kaki.     

Ledakan keras di kota, mengakibatkan hujan darah dan daging, seperti teratai merah tua, yang mekar di jalan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.