Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Teratai Mabuk (2)



Teratai Mabuk (2)

0Jun Wu Xie mengamati dengan tenang ketika duo mini ini terus bercekcok. Ia mengangkat Kucing hitam kecil ke atas meja, dan berbalik untuk mengeluarkan teratai dari pot keramik tempat ia ditanam dan menyerahkan pot keramik itu pada Teratai Kecil.     

"Tuang anggur ke kolam itu." Dikatakan di dalam buku tua itu bahwa ketika menanam sebuah Teratai Salju yang Agung, jangan menggunakan kembali Nektar Giok yang tersisa di pot. Ketika anggur surut sampai tidak menutupi akarnya, anggur itu harus segera diganti. Maka, ia harus selalu menuangkan kelebihan Nektar Giok ke dalam kolam teratai.     

Teratai Kecil mengangguk dan tertatih-tatih berjalan ke kolam mendekap pot itu erat-erat.     

Teratai Kecil bergerak cepat dengan kaki mungilnya membawa pot itu ke kolam, aroma tajam dari pot memenuhi batang hidungnya dan pipinya memerah. Ia berbalik untuk mengintip, melihat Jun Wu Xie menatap teratai itu begitu serius, ia tak sadar menelan ludah dan mengusap air liurnya yang akan menetes dari sudut bibirnya.     

Anggur ini tak diperlukan lagi … bukan?     

Maka, tidak apa-apa untuk meminumnya sedikit …?     

Teratai Kecil mengangkat pot itu mendekat ke mulutnya ….     

[Apa yang kau lakukan!?] Kucing hitam kecil tiba-tiba berteriak.     

Teratai Kecil panik setelah mendengar teriakan itu dan menyingkirkan Nektar Giok dengan menuangkan semuanya ke dalam mulutnya. Ia tersedak dan batuk hingga wajahnya memerah, dan menatap ke arah Kucing hitam kecil ketakutan.     

"Ti … tidak ada apa-apa …." Teratai Kecil terbata-bata.     

Kucing hitam kecil melompat dari atas meja dan dalam sekejap berjalan mendekati Teratai Kecil.     

Teratai Kecil mundur dari sang kucing, kaki kecilnya membawa tubuhnya mendekat ke tepi kolam.     

"Ja … jangan mendekat …."     

"Kau meminum anggur ini diam-diam." Kucing hitam kecil memicingkan matanya menatap tajam Teratai Kecil.     

"Aku … tidak …. Arrgghhh!!!"     

Setelah berteriak, ia terjatuh ke dalam kolam teratai.     

SPLASH!     

Teratai Kecil jatuh dan air terciprat.     

Kucing hitam kecil berdiri tertegun. Ia hanya ingin menakuti bocah kecil itu, dan kemudian ia panik dan jatuh ke air?     

"Hentikan omong kosong ini." Jun Wu Xie melihat kegaduhan dua makhluk ini dan merasa tak berdaya sambil memegang teratai di tangannya.     

Kucing hitam kecil mengangkat bahu, menunggu Teratai Kecil muncul ke permukaan.     

Setelah sesaat, ia masih belum melihat sosok padat berisi itu di mana pun.     

Apakah tanaman air dapat … tenggelam? Kucing hitam kecil bertanya-tanya seraya berjalan ke pinggir kolam, merasa sedikit khawatir.     

Begitu ia sampai di tepi kolam, sebuah bayangan gelap terlihat di air, naik dengan cepat ke permukaan.     

Gerimis dari tetesan air yang mengucur dari sosok putih yang terbang melayang keluar dari air membasahi tanah.     

Itu adalah seorang pemuda tampan berambut perak, pakaiannya yang berwarna putih keperakan terselubung dengan lapisan kabut tipis. Ketika ia turun ke tanah, air yang tergenang memantulkan sinar matahari dan membuatnya gemerlapan seperti butiran berlian yang tersebar di tanah.     

"MIAUWW!!" Kucing hitam kecil berubah wujud menjadi monster hitam dan melompat di tengah-tengah Jun Wu Xie dan orang asing ini.     

Pemuda berambut perak itu perlahan turun, kaki telanjangnya melangkah ringan di atas batu-batu yang basah, rambutnya yang masih basah disibakkan ke belakang, memperlihatkan sebuah wajah tampan yang berkilauan.     

"Itu adalah kau, yang selalu mempermainkan aku?" Pemuda berambut perak itu bertanya, alisnya mengerut, mata birunya yang begitu tajam menatap sang monster hitam.     

"Tidak berguna, dipermainkan oleh seekor kucing kurap … Ck!" Si rambut perak merengut, kemarahan terlihat di matanya.     

Jun Wu Xie menyipitkan matanya menatap pemuda yang tiba-tiba muncul di halaman paviliunnya.     

"Siapa kau?"     

Wajah pemuda berambut perak ini pun merona merah ketika melihat Jun Wu Xie dan bertanya, "Kau bahkan tak dapat mengenali roh kontraktualmu sendiri?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.