Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Hadiah Terima Kasih (3)



Hadiah Terima Kasih (3)

0"!!!!!!"     

Kehangatan menyebar di mulutnya, dan sebuah dorongan hasrat menjalari dirinya ketika bibirnya terasa begitu geli.     

Jun Wu Xie ingin mundur dalam protes, tetapi dibatasi oleh bak kayu itu, ia tak memiliki ruang untuk bergerak.     

Sebelum ia melawan lebih keras, Jun Wu Yao menopang leher belakangnya dengan tangannya yang kekar, dan menarik wajahnya mendekat dengan lembut.     

"Kau berjanji, kau tak boleh ingkar. Dan … ingat untuk bernapas dengan hidungmu." Setelah sedikit mencicipinya, Jun Wu Yao tak dapat menarik dirinya menjauh. Ia tenggelam ke kedalaman mata itu. Ia sedikit terengah-engah ketika berbisik mengingatkannya, dan tanpa menunggu jawaban, ia menenggelamkan kepalanya memberikan satu ciuman lagi.     

Pikiran Jun Wu Xie menjadi kosong, napas pria ini menggelitik pipinya, seluruh kekuatannya sepertinya menghilang dari dalam dirinya, dan ia tak dapat melawan.     

Jun Wu Yao semakin dalam, perlahan menikmati ciuman itu. Tenggelam di dalam hasratnya yang menggebu-gebu saat ini, Jun Wu Yao mengangkatnya dari air hangat, dan menariknya ke dalam pelukan tangannya yang perkasa.     

Kucing hitam kecil yang duduk di luar bak rendam, melihat Jun Wu Xie digendong dan dipeluk oleh Jun Wu Yao yang tak tahu malu, hampir saja rahangnya jatuh karena terkejut.     

Kucing itu tahu nonanya tak mengerti sedikit pun mengenai hubungan antara seorang pria dan seorang wanita, dan si brengsek ini mengambil keuntungan dari hal itu dan mencuri keluguan nonanya!!     

[Nona! Kau harus melawan!]     

[Dorong dia menjauh!]     

[Hadiah terima kasih macam apa yang diminta si brengsek ini!?]     

[Ini adalah penghinaan terhadap keluguanmu!]     

[Cepat bunuh dia!]     

[Tusuk dia dengan jarummu!]     

[Jadikan ia seekor landak!]     

[Mati kau bandot!]     

Tidak berguna. Otak Jun Wu Xie tidak berfungsi dan tidak dapat mencerna ucapan Kucing hitam kecil.     

Kucing hitam kecil itu hanya dapat meratapi kegagalannya dan dengan ciuman pertama nonanya dua nyawanya sudah dicuri, oleh bandot tak tahu malu dan licik ini!     

Kucing hitam kecil itu hampir kehilangan akal!     

Dan yang lebih sedih lagi adalah ….     

Kucing itu bukan tandingan bandot itu!     

Ia hanya menatap dengan diam, menelan kembali semua air matanya, dan berduka karena Nonanya kehilangan kemurniannya!     

Setelah sesaat berlalu, Jun Wu Yao enggan melepaskan bibirnya dari bibir Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie belum sepenuhnya sadar dan matanya berkilat.     

Jun Wu Yao tersenyum dan menutupi tubuhnya dengan sebuah jubah yang tergeletak di dekat bak rendamnya, lalu menggendongnya keluar dari bak itu.     

"Kau begitu menggoda untuk disantap, sayang …." Jun Wu Yao membawa Jun Wu Xie ke kasurnya yang lembut, melihat pipinya, berwarna kemerahan setelah berendam, matanya yang setengah terpejam, dan jarinya menyentuh wajahnya dengan penuh hasrat.     

Terlalu cepat. Walaupun lezat, namun itu bukan waktu untuk memetik dan menikmatinya.     

Bagi seorang penikmat, ia menunggu sampai bunganya mekar, sebelum ia memetiknya ketika keindahannya mencapai puncak.     

Dan Jun Wu Xie adalah tunas yang masih menanti untuk mekar, belum saatnya memetiknya.     

Tunggu. Masih harus menunggu.     

"Tumbuhlah dengan cepat." Jun Wu Yao berbisik.     

"Kau!" Jun Wu Xie menghardiknya sambil bangun, ia mengangkat tangannya dan jubah yang menutupi tubuhnya tergelincir turun dari pundaknya.     

Saat itu, kamar itu begitu hening.     

Jun Wu Yao menatap terkesima, alisnya naik, dan rasa senangnya semakin mendalam.     

"Keluar!" Jun Wu Xie menarik jubah di tubuhnya, menatap geram pada pria itu.     

Bawakan jarumku!     

"Tentu, aku telah menerima hadiah terima kasihku, dan sesungguhnya … itu adalah hadiah terbaik yang pernah kuterima." Jun Wu Yao tertawa keras, matanya menunjukkan kesenangan. Jalan kita masih panjang, kita punya banyak waktu. Bukankah begitu?     

Pertama kali ia mencicipi bunga itu meninggalkan keharuman yang menetap di mulutnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.