Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Hadiah Terima Kasih (2)



Hadiah Terima Kasih (2)

0Setelahnya, Jun Wu Yao berdiri dengan tiba-tiba dan tubuh tingginya membungkuk lalu mendekat ke arahnya, wajah tampannya hanya berada satu langkah darinya.     

"Sini, katakan padaku jika kau dapat menciumnya."     

Aksinya sangat tiba-tiba namun terasa alami ketika ia mendekat. Jun Wu Xie tak menyangka sama sekali, ketika aroma maskulin menyerbak di dekatnya, tak ada bau darah dan keringat, hanya aroma menyegarkan yang menyapanya.     

"Kau … keluar dahulu." Jun Wu Xie tak sadar memiringkan wajahnya ketika merasakan pipinya merona, ia merasakan ada sesuatu yang tak benar dengan aroma ini.     

"Mengapa? Aku sudah membersihkan diriku dengan teliti, bukan?" Jun Wu Yao tersenyum padanya, tanpa sedikit pun niat untuk pergi seraya bertanya pada gadis itu dengan suara misterius.     

Jun Wu Xie mengernyitkan keningnya.     

"Berhenti khawatir, bukankah Kakek sudah kembali dengan selamat? Ekspresi ini tidak cocok untukmu." Jun Wu Yao mengangkat tangannya dan mengulurkannya seraya menelusuri area di antara alisnya dengan jarinya yang basah, membelai keningnya yang berkerut.     

Bersedih sepanjang hari tidak sesuai untuk gadisnya.     

Jun Wu Xie menatapnya, dan pandangannya tertuju pada bibir merahnya yang sedikit terbuka, ia terpaku sesaat sebelum akhirnya memaksakan diri berkata, "Terima kasih."     

Tangan Jun Wu Yao belum meninggalkan wajahnya dan ia pun membelai pipinya yang lembut dan halus, matanya begitu hangat menatap sang gadis sambil mengeluarkan senyuman licik.     

"Terima kasih padaku?"     

"Untuk menyelamatkan Kakek." Jun Wu Xie membalas dengan canggung, jika bukan karena kedatangan Jun Wu Yao yang tepat waktu, ia mungkin akan kehilangan seseorang yang begitu berharga bagi dirinya.     

Walaupun Jun Wu Xie dingin dan penyendiri, ia masih tahu bagaimana bersikap sopan, lagi pula, ia telah menyelamatkan anggota keluarganya yang penting.     

Jun Wu Yao perlahan menghapus butiran air di bibir merah menggoda gadis itu dengan ibu jarinya.     

"Tidak perlu berterima kasih padaku, aku telah mengatakan padamu sebelum ini, aku tinggal di sini karena aku ingin membalas kebaikanmu, bukan?" Jun Wu Yao menatapnya dengan kilatan di matanya, memperlihatkan senyuman penuh misteri. Menyelamatkan Jun Xian adalah hal kecil baginya, Apakah Jun Xian mati atau hidup tak ada bedanya baginya tetapi ia tahu itu sangat berarti bagi gadisnya dan yang ia inginkan hanyalah membuatnya bahagia.     

Selama Wu Xie bahagia, ia akan melakukan apa pun.     

Jun Wu Xie menatapnya sedikit tak percaya. Menggunakan alasan membalas budi? Ia sudah lama melemparkan alasan itu keluar dari jendela.     

"Wu Xie."     

"Hmm?" Jun Wu Xie merasakan sesuatu yang tidak beres, tetapi ia telah menyelamatkan Jun Xian dan ia memutuskan bahwa ia harus menaruh toleransi lebih banyak padanya.     

"Jika kau benar-benar ingin berterima kasih padaku, bolehkan aku menukarnya dengan sesuatu yang lain?" Mata ungu gelap Jun Wu Yao terlihat berseri-seri ketika menatap bibirnya dengan penuh hasrat.     

"Selama aku memilikinya." Jun Wu Xie menjawabnya dengan tenang, jika itu tentang membuat obat, selama pria itu memintanya, dan ia sanggup melakukannya, ia pasti akan membuatkannya untuknya.     

Jun Wu Yao tak dapat menahan tawanya ketika ia melihat gadis itu menjawab dengan serius sambil memiliki ekspresi sungguh-sungguh di wajahnya. Siapa yang percaya bahwa ini gadis yang sama yang baru saja melakukan pembantaian besar-besaran beberapa jam yang lalu? Melihatnya sekarang, ia benar-benar seperti secarik kertas putih.     

"Tentu saja kau memilikinya."     

"Apa itu?" Ekspresi Jun Wu Xie semakin serius ketika ia menatap laki-laki itu bertanya-tanya.     

"Yah, kau mengatakan selama kau memilikinya, kau berjanji memberikannya padaku, kan?" Jun Wu Yao tidak terburu-buru menjawab pertanyaannya.     

"Ya."     

"Kalau begitu, ini adalah pilihan yang kau buat sendiri." Ia terkekeh dan seringai licik menyebar ke seluruh wajahnya.     

Tiba-tiba sebuah perasaan merayapi hati Jun Wu Xie dan sepertinya ada yang tidak benar tetapi sebelum ia dapat berpikir lebih jauh, Jun Wu Yao sudah menghampirinya!     

Jun Wu Xie membelalakkan matanya, ia merasa sesuatu yang hangat dan lembut menekan bibirnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.