Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kematian Mendekat (1)



Kematian Mendekat (1)

0Tidak ada gunanya menangisi susu yang sudah tumpah, Kaisar tahu, Mo Xuan Fei juga tahu.     

Mereka hanya dapat berdoa, para penjaga lambat dalam menjalankan perintah, dan Jun Xian masih hidup, atau mereka harus menemaninya di dalam kematian!     

Angin dingin bertiup, tetapi tidak sedingin pemandangan mengerikan pembantaian di hadapan orang banyak. Bau darah yang menyesakkan membuat perut mereka bergolak, malam ini, Kerajaan Qi telah kehilangan satu per tiga pejabat mereka, kepala mereka tergeletak di depan gerbang istana, di antara debu.     

Setelah pejabat terakhir jatuh ke tanah tak bernyawa, Jun Wu Xie mengangkat tangannya. Prajurit Rui Lin mundur, dan menyeka pedang mereka serta menyarungkannya, tetapi tak dapat menghapus kenyataan bahwa pedang itu menghabiskan banyak nyawa malam itu.     

Jun Wu Xie tersenyum pada Sang Kaisar.     

Senyum itu menakuti Kaisar yang berdiri di atas tembok istana, ia takut akan apa yang mungkin terjadi setelah senyum itu dan berkata dengan gugup, "Wu Xie, kau telah melakukan yang terbaik untuk menghapus penyakit kanker yang selama ini bercokol di negeri Qi. Kau adalah keturunan Jun Xian, Istana Lin pasti akan diberikan penghargaan!"     

Jun Wu Xie menghapus senyumnya dan matanya menjadi dingin seperti es yang membeku, dan Kaisar berkeringat di bawah tatapan itu.     

Ini adalah pertama kalinya Kaisar menyebut Jun Xian padanya, dan ia mengerti konotasi tersembunyi di balik perkataan itu.     

Bagus, itu adalah apa yang ia inginkan!     

Kaisar telah terkunci dengan perasaan takut kehilangan nyawanya, dan memilih untuk melepaskan Jun Xian.     

Tetapi ….     

Jun Wu Xie tetap berharap dalam diam, tak menunjukkan reaksi atas penghargaan Kekaisaran yang diberikan padanya, dan duduk tegar di atas punggung monster hitam itu.     

Wajah Kaisar berkedut geram tetapi hanya dapat menelan bantahan yang ada di benaknya. Jun Wu Xie tak percaya kata-katanya begitu saja, ia menginginkan Jun Xian hadir di sana!     

Sementara keduanya meninggalkan tempat itu, Kaisar hanya dapat berdoa dalam pengharapan bahwa mereka membawa Jun Xian dalam keadaan hidup.     

Jun Xian adalah satu-satunya orang yang dapat membuat Jun Wu Xie menunduk untuk menjaga hubungan harmonis antara penguasa dan pengikutnya.     

Waktu berjalan, butiran keringat Kaisar bergulir turun di wajahnya.     

Langkah kaki yang terburu-buru terdengar mendekat dari belakang dan Kaisar membalikkan tubuhnya penuh harap, wajahnya pucat seperti hantu.     

Kasim yang dikirim untuk menghentikan tragedi itu kembali terengah-engah - tanpa Jun Xian!     

"Di mana dia? Di mana Jun Xian!?" Kaisar berteriak tertahan.     

Kasim itu hampir menangis, "Yang … Mu … Mulia …. Ketika hambamu tiba di sana … tempat itu … kosong … menjadi sebuah kolam darah …."     

Kaisar hampir jatuh di atas lututnya mendengar berita itu.     

Darah ….     

Apakah … itu darah Jun Xian!?     

Selama bertahun-tahun, ia telah menginginkan Jun Xian mati. Dengan berita yang dibawa kasim itu, ia merasakan ketakutan yang belum pernah dirasakan sebelumnya!     

Jun Xian mati! Jun Wu Xie tak akan mengizinkannya hidup!     

Keputusasaan menyelimuti Kaisar, ia tak sanggup berbalik menghadap ke gerbang. Matanya membelalak ketakutan, keringat mengalir deras di wajahnya.     

Jun Wu Xie akan membasmi Istana Kekaisaran! Ia tak akan menyisakan satu orang pun!     

"Yang Mulia!" Suara dingin tiba-tiba terdengar, bagaikan pedang runcing, yang menusuk nuraninya.     

"Y … ya?" Kaisar terbata-bata dengan gigi bergemeletuk, mencoba dengan segala kekuatan yang tersisa mempertahankan penampilannya untuk tetap tenang. Jun Wu Xie tak boleh tahu bahwa Jun Xian telah dibunuh!     

Tatapan beku mengamati sekelompok orang yang membungkuk di atas tembok.     

Di saat itu, mata itu menyala dan memancarkan niat keji tak terbendung yang dirasakan oleh orang-orang dari ketinggian di atas tembok.     

Berani sekali dia!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.