Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Seni Membunuh (2)



Seni Membunuh (2)

0Kaisar gemetar ketakutan ketika menatap Jun Wu Xie. Ia menyadari bahwa ketika Jun Wu Xie membunuh, ia tak mengenal belas kasihan, dan memiliki penilaian yang menyeluruh, tak meninggalkan ruang untuk pembantahan.     

Ketika sorakan dari rakyat semakin keras, dan kerumunan itu menjadi gila, tumpuan yang diletakkan Prajurit Rui Lin di hati mereka melambung semakin tinggi.     

Mereka tercengang dengan Jun Wu Xie yang sebelumnya dikritik begitu banyak, telah menjadi seorang wanita muda yang percaya diri dan mendominasi. Rumor negatif yang menyebar sebelumnya malam ini telah dicabut.     

Keturunan Keluarga Jun memang, sosok yang mengesankan di usia yang begitu muda!     

Cahaya rembulan yang pucat menyinari Jun Wu Xie, membuatnya berkilauan dengan pancaran kelembutan, sebuah kecantikan yang begitu mempesona. Orang yang melihatnya tak dapat menahan untuk tak memikirkan betapa tololnya Mo Xuan Fei, mencampakkan wanita muda yang memikat seperti ini.     

Jun Wu Xie mengamati mereka diam-diam, matanya memperhatikan reaksi mereka.     

Reputasi Istana Lin dibangun oleh Jun Xian seorang diri. Dan kakeknya, ayahnya, serta pamannya telah mengabdikan hidup mereka untuk mempertahankan kehormatan Istana Lin.     

Ia tak akan pernah mengizinkan reputasi Istana Lin tercemar!     

Bahkan jika ia hendak memaksa Kaisar untuk turun takhta, ia akan melakukannya di bawah bendera keadilan, dan menambah kehormatan bagi Istana Lin.     

Jun Wu Xie ingin Kaisar melihat anteknya dieksekusi sebelum dirinya, dan tak berdaya untuk menghentikannya, sementara itu Istana Lin akan dibawa pada puncak kejayaannya di seluruh negeri! Dan siapa pun yang melawan Istana Lin, akan dibunuh!     

Membunuh seseorang tidak selamanya mengundang kritik, selama didasari keadilan, itu dapat membawa kejayaan.     

"Ayah, apakah kau akan membiarkan Jun Wu Xie melanjutkan kekejian ini?" Mo Xuan Fei meradang karena marah. Selain dipaksa untuk melihat kakeknya dihukum mati, kejahatannya juga diungkap di depan semua orang!     

Kaisar pucat pasi, ia tak menyangka seorang gadis muda dapat menjadi begitu cermat dengan rencananya, memperhitungkan semua detail. Dari saat ia muncul di depan gerbang, semua tindakan yang dilakukan dengan begitu penuh perhitungan dan terhubung sempurna, memaksanya menelan kemarahannya pada setiap langkah yang ditempuhnya. Yang benar-benar membuat Kaisar frustrasi adalah, ia masih tak dapat menemukan alasan untuk membantahnya!     

Jun Wu Xie memberikan alasan kuat atas eksekusi yang dilakukannya pada Wu Wang dan Wei Qun Hua. Pertama-tama, Istana Lin melakukan semuanya di bawah perintah Sang Kaisar sendiri. Kedua, ia merinci semua kejahatan yang mereka lakukan dan mengungkapnya pada khalayak ramai.     

Dua tembok tinggi ini tak mungkin diukur dan menjadi perisai pelindung yang kuat untuk Jun Wu Xie.     

Walaupun Kaisar sangat ingin menguliti dirinya hidup-hidup saat ini juga, tak ada yang dapat dilakukannya tanpa memancing kemarahan rakyat.     

Ia tak pernah mengalami kejatuhan seperti ini sejak menaiki takhta. Penindasan yang dilakukannya terhadap Istana Lin telah dikalahkan dengan kemunculan Jun Wu Xie!     

Kaisar memaksa otaknya untuk menemukan sebuah cara untuk meredakan situasi, ia tahu, Jun Wu Xie tak akan berhenti sampai di sini.     

"Instruksikan mereka untuk membunuh Jun Xian." Kaisar, dengan gigi bergemeletuk, memerintahkan kasim senior yang berdiri di sisinya, dan kasim itu berlari pergi.     

Dengan kematian Jun Xian, Jun Wu Xie tak akan memiliki apa pun untuk bertarung setelah malam ini!     

Begitu pagi datang, dengan berita kematian Jun Xian diumumkan, Istana Lin akan binasa!     

Aku hanya harus bertahan melewati malam ini, Aku akan menghancurkan Jun Wu Xie menjadi ribuan keping!     

Kaisar dibutakan kemarahan, sedangkan Jun Wu Xie baru saja memulai pertunjukannya!     

Semakin banyak pejabat istana yang diseret oleh Prajurit Rui Lin. Mereka diikat erat, dan berlutut dalam sebuah barisan di depan gerbang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.