Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Bertahan Hidup (3)



Bertahan Hidup (3)

0Dalam satu kedipan, kecuali Teratai Mabuk, semua terbang melayang karena sentakan dari pancaran energi spiritual!     

"Kalian kroco tak memiliki kekuatan untuk membunuhku." Pria berjubah putih tertawa dingin dan matanya terbakar dengan kemarahan. Telapak tangannya melesat ke perut Teratai Mabuk dalam satu pukulan dan wajah Teratai Mabuk meringis kesakitan. Energi Spiritual menjalar di tubuh Teratai Mabuk dan beberapa saat kemudian, tubuh Teratai Mabuk terjatuh dan tak bergerak lagi. Kobaran api biru yang menyelimuti Teratai Mabuk sirna dan tubuhnya perlahan mulai menguap menjadi cahaya emas yang berkilauan, berubah menjadi sebuah Teratai salju yang terkoyak di tangan Pria berjubah putih.     

Membuang Teratai salju yang layu ke atas tubuh Jun Wu Xie, Pria berjubah putih mengejek, "Aku akan membuat kalian semua merasakan penderitaan yang tak terbayangkan."     

Jun Wu Xie tergeletak di tanah, tak dapat menggerakkan otot-ototnya dan menatap lemah Teratai salju yang berguling untuk beristirahat di dadanya. Sebuah bunga yang seharusnya berwarna putih bersih, yang bersinar dengan keindahan tak bercela, kini tergeletak layu dan menyedihkan, dan kehilangan setengah kelopak pucatnya, terlihat akan segera mati.     

"Kau belum selesai?" Suara tanpa emosi terdengar, dan pria berjubah abu-abu muncul di hadapan orang-orang yang berkerumun di dekat kaki gunung, langkahnya terhalang oleh Ye Sha yang berdarah-darah dan tak sadarkan diri, yang diseret di belakang tubuh pria berjubah abu-abu.     

"Hanya melemaskan urat-urat, aku akan segera selesai." Pria berjubah putih menjawab.     

Pria berjubah abu-abu hanya menatapnya tidak sabar tetapi tidak mengatakan apa pun.     

Tiba-tiba, Ye Sha yang tak sadarkan diri melompat beraksi!     

Ia membebaskan diri dari cengkeraman pria berjubah abu-abu kemudian mengumpulkan darah di tubuhnya dan memusatkan darahnya di telapak tangannya. Cahaya merah terbentuk dan melesat cepat ke arah pria berjubah putih, menusuknya tepat di dada!     

Ye Sha mengerahkan segenap kekuatan terakhirnya dan melepaskan seekor ular hitam raksasa. Ular hitam itu melata cepat dan melilit semua yang tergeletak di tanah dengan ekornya!     

"Nona! Izinkan aku mengantar kalian semua pergi dari sini!"     

Segera setelah perkataannya terdengar, tubuhnya meledak begitu keras! Ledakan berkekuatan tinggi sepenuhnya menelan pria berjubah abu-abu yang berdiri paling dekat dengan dirinya dan tubuhnya terkena ledakan hebat!     

Di saat yang sama …     

Gugusan Puncak Berawan berguncang!     

Ular hitam itu melilit Jun Wu Xie dan yang lainnya di ekornya dan membawa mereka pergi dari pegunungan!     

Angin kencang tiba-tiba bertiup, memporak-porandakan pegunungan. Kabut hitam yang menyebar menyelimuti seluruh jalur pegunungan dan bintik-bintik merah terlihat, darah Ye Sha, pengorbanan terakhirnya dengan meledakkan diri.     

Jun Wu Xie meringkuk di belitan ekor ular hitam, Teratai salju yang layu berada di dalam tangannya. Matanya yang tak berekspresi menatap ledakan berdarah itu.     

Hingga saat Ye Sha meledakkan diri demi menyelamatkan dirinya, ia bahkan tak mengetahui namanya. Siapa dia ….     

Tak sanggup untuk tetap sadar lebih lama karena trauma berat yang dialami jiwanya, Jun Wu Xie menyerah dan jatuh dalam tidur pulas.     

…..     

Ia tak tahu sudah berapa lama dirinya tertidur, dan Jun Wu Xie terbangun dari tidur pulasnya dalam keterkejutan.     

Kabut berdarah itu meninggalkan kesan mendalam di dalam benaknya dan seolah ia kembali ke tempat di mana dirinya hampir meninggal.     

"Kau sudah bangun!" Suara yang halus dan lembut mendadak terdengar di telinga Jun Wu Xie. Jun Wu Xie memalingkan kepalanya dan melihat gadis muda yang cantik dan menyenangkan duduk di tepi tempat tidurnya, matanya bagaikan kolam yang jernih, tersenyum senang padanya.     

Jun Wu Xie sedikit bingung, tetapi ia tak merasakan aura bahaya dari gadis kecil ini. Ia menundukkan pandangannya dan menemukan sosok mungil tidur di sampingnya, sebuah pemandangan yang akrab baginya.     

Kucing hitam kecil tertidur pulas, tubuhnya ditutupi perban. Tubuh mungilnya meringkuk seperti bola, bersandar di tepi bantal Jun Wu Xie.     

"Tuan ingin membawanya keluar untuk mendapatkan perawatan tetapi kucing itu menolak meninggalkanmu. Tenang saja, Tuan sudah menstabilkan jiwanya yang terkoyak dan kucing itu akan kembali pulih setelah beristirahat dan mendapatkan perawatan." Gadis muda yang manis itu membalas tatapan Jun Wu Xie, dan tersenyum hangat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.