Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Berurutan - Bentuk Kedua (2)



Tamparan Berurutan - Bentuk Kedua (2)

0Pakaian murid itu compang-camping dan terkoyak dan ia memiliki sebuah luka besar yang menganga lebar dan dalam hingga tulangnya terlihat. Luka-luka dan memar memenuhi seluruh tubuhnya membuat seseorang ingin berpaling karena ketakutan dan wajahnya begitu pucat. Melihat ekspresi wajahnya, murid itu pasti ketakutan setengah mati.     

Arah dari mana datangnya murid itu keluar menunjukkan bahwa itu adalah area di luar batas yang ditandai di dalam peta yang diberikan pada mereka oleh Akademi Angin Semilir dan seharusnya, tidak ada satu pun murid Akademi Angin Semilir berada di sana.     

"Apa yang terjadi?" Fan Jin menolong murid itu berdiri dan melihat bahwa murid itu gemetar ketakutan dan berbicara dengan gagap, "Binatang Roh … Itu adalah sebuah Binatang Roh[1] … Ada Binatang Roh di dalam sana! Besar! Raksasa!" Murid itu mengoceh dan itu sebelum dirinya menyadari bahwa yang berdiri di hadapannya adalah Fan Jin. Ia tiba-tiba kembali sadar dan memohon dengan segenap kekuatannya, "Senior Fan! Selamatkan aku! Tolong selamatkan aku!"     

"Ada orang lain di dalam sana?" Fan Jin bertanya khawatir. Wilayah pusat Hutan Binatang Roh adalah tempat yang tak pernah didatangi orang. Jadi apa yang dilakukan semua murid ini di sana?     

"Ya … kami … beramai-ramai … Senior Fan, tolong cepat selamatkan mereka …." Murid itu menangis seraya air mata turun mengaliri wajahnya.     

Jun Wu Xie terdiam seraya menatap murid yang bersujud di kaki Fan Jin, matanya tak menunjukkan emosi sedikit pun.     

Fan Jin menoleh ke arah Jun Xie ketika itu sambil tanpa sadar meminta opini Jun Xie. Ia tak tahu Binatang Roh jenis apa yang ditemui murid-murid ini, dan kemungkinan besar di pusat hutan, itu bisa jadi Binatang Roh kelas unggulan dan jika itu memang benar, mereka mungkin tak akan bisa bertahan untuk menyelamatkan diri.     

Selamatkan atau tinggalkan?     

"Senior Fan ingin menyelamatkan mereka?" Jun Wu Xie bertanya tiba-tiba.     

Fan Jin ragu-ragu sesaat sebelum ia mengangguk pelan. "Lagipula kita semua berasal dari akademi yang sama." Murid yang kabur ini masih memegang kaki Fan Jin dengan tangannya yang berlumuran darah, dan darah hangat yang merembes ke pakaiannya terasa jelas di kulitnya.     

Jun Wu Xie tidak segera menjawab tetapi hanya memandang murid itu dari tempatnya yang lebih tinggi dan setelah sesaat, ia berkata pelan, "Ketika kau bertemu bahaya, mengapa kau tidak menyalakan cerawat?"     

Sebelum memasuki Hutan Pertempuran Roh, semua murid diberikan cerawat untuk dibawa jika mereka menemui keadaan darurat seperti ini.     

Murid ini mendongakkan kepalanya dan ketika matanya melihat Beruang Yin Yang yang besar, ia tiba-tiba tak dapat berbicara. Matanya yang dipenuhi teror terlihat terkejut sebentar tetapi kemudian segera berubah menjadi ketakutan lagi. "Dedaunan yang membentuk kanopi terlalu lebat dan kami tak dapat menyalakan cerawat kami di sana." Setelah mengatakan hal itu, murid itu mengeluarkan dua cerawat bekas dan menunjukkannya pada kelompok ini.     

Di area di mana pepohonan sangat tinggi dan tumbuh berdekatan satu sama lain, pohon-pohon itu akan menghalangi sinar dari cerawat yang ditembakkan. Cerawat yang diberikan pada murid Akademi Angin Semilir diberikan dengan maksud untuk digunakan hanya di dalam batas area yang diberi tanda di dalam peta. Walaupun pepohonannya juga lebat, ketinggian puncak pohonnya jauh lebih rendah, dan tidak akan menghalangi pancaran sinar tembakan cerawat. Tetapi jika para murid masuk lebih jauh, menembus area pusat Hutan Pertempuran Roh, akan mustahil menembakkan cerawat jika ada keadaan darurat.     

Jun Wu Xie terus menatap murid yang terluka ini, matanya yang dingin berhenti sebentar menatap wajah yang berlumuran darah ini. Ia akhirnya memutar matanya dan berkata, "Kalau begitu, ayo pergi."     

Kata-kata Jun Wu Xie membuat Fan Jin mengembuskan napas lega tetapi Qiao Chu dan kawan-kawannya saling bertukar pandangan, seolah mereka berkomunikasi melalui telepati, tanpa menggunakan kata-kata.     

"Ini cerawatku. Kita akan menyelamatkan mereka sekarang. Tembakkan ini dan para guru yang bertugas akan segera menghampirimu ke sini." Fan Jin menyerahkan obat dan cerawat suar yang dimilikinya pada pemuda itu dan memberikan instruksi dengan cermat.     

Murid itu segera mengangguk berterima kasih.     

[1] Catatan Penerjemah: Selanjutnya "Roh Binatang Buas akan diganti menjadi "Binatang Roh" karena lebih sesuai dengan inti cerita. Mohon maaf     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.