Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tim Terkuat atau Terlemah (3)



Tim Terkuat atau Terlemah (3)

0Fan Jin sangat lega tetapi Qiao Chu dan kawannya tidak percaya sedikit pun.     

Jun Xie mengolok?     

Itu malah lebih tak dapat dipercaya!     

Bocah itu serius dengan semua perkataan yang keluar dari mulutnya dan ketika ia mengatakan ia datang ke sini untuk membunuh, ia memang datang ke sini untuk membunuh dan bukan yang lain!     

Qiao Chu dan Hua Yao sudah menyaksikan Jun Xie beraksi sebelumnya dan mereka yakin, tanpa keraguan sedikit pun, bahwa Jun Xie memang serius dengan semua perkataannya.     

Ia berpartisipasi di Perburuan Roh dan datang ke sini hari ini … untuk membunuh orang.     

Tetapi Hua Yao dan Qiao Chu menyimpan pemikiran mereka sendiri supaya tidak mengejutkan Fan Jin lebih jauh, dan hanya saling bertukar pandang di antara mereka sendiri.     

Hua Yao melemparkan pandangan penuh makna dan Rong Ruo segera mengerti. Ia berjalan ke hadapan Fan Jin dan berkata, "Kakak Fan, ada sesuatu yang tertinggal di belakang lokasi perkemahan divisi cabang. Bolehkah aku merepotkanmu untuk menemaniku pergi mengambilnya? Ketika aku melihat mata para murid dari divisi utama …." Wajah tampan Rong Ruo tiba-tiba menjadi khawatir, seraya ia memandang ke semua mata tidak ramah yang menatap kelompok mereka.     

Fan Jin langsung menepuk dadanya penuh percaya diri dan memandu Rong Ruo kembali ke lokasi perkemahan divisi cabang untuk mengambil barangnya.     

Begitu Fan Jin melangkah pergi, Qiao Chu langsung melompat untuk berdiri di sebelah Jun Xie dan bertanya, "Xie Kecil, siapa yang ingin kau bunuh?"     

Mata Qiao Chu begitu cerah, menyala karena bersemangat. Setelah pembunuhan massal Klan Qing Yun dengan Jun Xie terakhir kali, Qiao Chu jatuh cinta dengan ketegangan dan semangat yang dibawa Jun Xie.     

Dengan keberadaan Fan Jin sebelumnya, mereka tak dapat berterus terang dengan Jun Xie, karena Fan Jin jelas melihat Jun Xie sebagai kelinci kecil yang pemalu dan tak berbahaya. Tetapi ia tak tahu bahwa kelinci kecil di hadapannya mampu menelan orang bulat-bulat bahkan tanpa membuang tulangnya. Sudah begitu banyak orang yang menjadi mangsa wajah mungil tak menonjol itu, dan mereka sudah mati dengan tubuh terbujur kaku dan dingin sebelum mereka bahkan menyadari apa yang telah terjadi.     

"Tidak tahu." Jun Xie menjawab.     

"Hah?" Tidak tahu … apa maksudnya?     

Jun Wu Xie mengangkat tangannya dan bermain-main dengan kelingkingnya. "Siapa pun yang datang, dia akan mati."     

Tidak nyaman baginya untuk mencari mangsa di dalam akademi, tetapi setelah mereka masuk ke Hutan Pertempuran Roh itu sama sekali lapangan yang berbeda. Ia tak perlu mempertimbangkan dilemanya seperti ketika di akademi lagi dan aura pembunuhan di matanya menyala. Ia telah mengatakan siapa pun yang berupaya memancingnya untuk datang, sebaiknya tidak menyesal nantinya.     

Ia tidak terlalu banyak berpikir untuk mencoba menebak siapa dalang di balik semua kejadian yang memancingnya ini, ia hanya tahu satu hal, dan tidak peduli siapa pun itu, yang penting siapa yang berani menantangnya, harus siap untuk menghadapi balasannya yang tanpa ampun.     

Wajah Qiao Chu dan Hua Yao tersenyum ketika mereka melihat wajah sadis yang mereka lihat sepanjang hari saat Klan Qing Yun dimusnahkan, tampak di hadapan mereka sekali lagi.     

"Tidak masalah. Siapa pun yang datang mencari mati, keinginan mereka akan dikabulkan." Qiao Chu menggosok tangannya gembira.     

Informasi yang dikumpulkan Fei Yan menyalakan api di dada teman-teman Jun Xie ketika mereka mendengarkannya. Mereka mengenal Jun Xie, dan dengan kemampuannya yang luar biasa, tak banyak di bawah langit ini yang mampu menandinginya. Pengacau itu menuduh Jun Xie mencoba mencuri sebuah posisi rendahan di Fakultas Penyembuh Roh dengan cara licik? Itu pasti sebuah lelucon!     

Tetapi jika begitu banyak orang mencari mati, mereka tak akan pernah bermimpi untuk menghindar dari "keinginan" mereka yang pantas mereka dapatkan.     

Jun Xie sudah pernah membunuh, beberapa lagi tak akan banyak berbeda.     

Jun Wu Xie menatap Qiao Chu dan kawannya, dan mengangguk pelan pada mereka.     

Ketika Fan Jin dan Rong Ruo kembali, Qiao Chu dan yang lain sudah kembali ke pembawaan normal mereka dan setelah berbicara sedikit lagi, suara drum yang memekakkan telinga terdengar dan murid Akademi Angin Semilir mempersiapkan diri untuk masuk ke Hutan Pertempuran Roh.     

Kelompok-kelompok yang sudah terbentuk mengumpulkan anggota mereka ketika mendengar suara drum yang bergemuruh, dan bendera Akademi Angin Semilir diangkat, berkibar ditiup angin.     

Murid divisi utama berdiri dengan percaya diri, kepala diangkat tinggi, dada dikembangkan, sangat kontras dengan murid-murid divisi cabang, yang pundaknya semua lunglai karena kalah sebelum berperang, tubuh mereka meringkuk ketakutan.     

Ketika suara tabuhan gendang berakhir, semua tim langsung lari menerobos ke dalam Hutan Pertempuran Roh.     

Mereka memegang obor mereka tinggi-tinggi, dan langsung ditelan di dalam kegelapan hutan yang lebat.     

Banyak di antara mereka yang berlari semangat, tetapi siapa yang menyangka banyak di antara mereka yang akan terkubur di kedalaman hutan lebat kali ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.