Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Fan Bersaudara (2)



Fan Bersaudara (2)

0Jun Wu Xie menatap Fan Zhuo yang duduk di hadapannya dan langsung menyadari identitas pemuda ringkih di sebelah Fan Jin.     

Kepala Sekolah Akademi Angin Semilir memiliki dua putra. Putra adopsi Fan Jin dan yang satu lagi adalah pemuda yang sedang tersenyum padanya, Fan Zhuo.     

Fan Zhuo adalah putra kandung kepala sekolah tetapi ia dilahirkan dengan tubuh yang ringkih dan pembawaan lemah dibandingkan dengan anak lain. Ia berusia enam belas tahun dan jarang keluar dari kamarnya. Karena tubuh lemah yang dimiliki Fan Zhuo, kepala sekolah bisa dibilang sudah melakukan segala upaya dan menghabiskan sangat banyak obat penguat stamina dan ramuan untuk membuatnya tetap hidup.     

Bagi orang-orang di luar, hanya sedikit yang tahu seperti apa Fan Zhuo dan hanya tahu ia memiliki tubuh yang lemah.     

Jun Wu Xie diam-diam mengamati keadaan Fan Zhuo.     

Di bawah pakaian yang longgar, tubuh kurus kerempeng itu hampir tinggal kulit dan tulang, membuat orang yang melihatnya khawatir. Wajahnya pucat pasi dan di bawah kulitnya yang tipis, pembuluh darahnya dapat terlihat. Siksaan yang disebabkan oleh tubuh lemah itu tak dapat dimengerti oleh orang biasa tetapi kali ini, bahkan dengan rasa sakit yang menyiksa, Fan Zhuo tetap berhati tegar. Senyumannya yang tulus bukan senyuman yang biasa diperlihatkan seorang pemuda yang sedang sekarat.     

Jun Wu Xie memiliki kesan baik pada kedua Fan bersaudara. Fan Jin berulang kali membelanya dan mungkin membuatnya mudah menyukai Fan Zhuo, bagaikan kawanan burung yang selalu bersama.     

"Haha, Zhuo Kecil. Kau tepat sekali kali ini. Jujur saja, aku membawa Xie Kecil ke sini hari ini untuk ikut menikmati makanan mewahmu di sini. Makanan di ruang makan akademi tidak bisa dimakan. Aku tahu kau memiliki banyak makanan enak di sini, jadi cepat suruh Ah Jing untuk menyiapkan sesuatu yang dapat kami cicipi." Fan Jin berkata sambil tertawa. Hal ini menyadarkan Jun Wu Xie bahwa tempat yang dikatakan Fan Jin memiliki makanan yang enak pasti di sini, dan ia berniat untuk memanfaatkan adiknya.     

Fan Zhuo ikut tertawa dan kelihatannya sering "mengeksploitasi" adiknya. Ia membunyikan lonceng di meja dengan tangannya dan segera, pemuda itu, Ah Jing, datang terburu-buru ke ruangan itu, masih memegang sapu di tangannya.     

"Tuan Muda, apa yang kau perlukan?"     

"Bawakan kami makanan."     

"Ya."     

Ah Jing segera keluar untuk menyiapkan makanan bagi mereka.     

Fan Jin tertawa keras karena puas dan berbalik pada Jun Wu Xie untuk berkata, "Tubuh Zhuo Kecil lemah dan biasanya tidak berselera makan. Makanan biasa hanya akan semakin membuatnya tidak napsu makan dan ayah kami bersikeras untuk mengatur banyak bahan untuk dipersiapkan dan dikirim ke sini. Biar kuberitahu, jika kapan-kapan kau ingin makan enak, datang saja temui Zhuo kecil di sini dan itu tak akan pernah salah."     

Fan Zhuo tidak keberatan tetapi malah memberikan Jun Wu Xie sebuah senyuman dan berkata, "Jangan dengarkan omong kosong kakakku. Makanan di sini biasa saja tetapi tubuhku tak dapat mencerna makanan biasa dengan baik, jadi ayahku membuat pengaturan spesial untukku. Jika di hari-hari ke depan kau merasa tidak selera dengan makanan di ruang makan, kau bisa datang ke sini. Ada teman makan bersama akan membuat suasana lebih hidup dan aku jadi memiliki teman."     

Perkataan baik dari kedua bersaudara ini mungkin spontan dan tak direncanakan, tetapi mereka benar-benar tulus dengan semua perkataan yang mereka ucapkan.     

Berada di antara dua orang yang hangat ini, Jun Wu Xie merasakan sedikit kehangatan menyala di dalam hatinya yang dingin.     

"Terima Kasih." Jun Wu Xie menjawab.     

Fan Zhuo masih tersenyum dan matanya terpaku pada kucing hitam kecil yang berdiri di pundak Jun Wu Xie, dan dengan dengan tatapan bertanya-tanya, ia mulai menggali informasi, "Kucing ini …."     

"Ini adalah roh cincin Xie Kecil." Fan Jin berkata.     

"Bolehkah aku melihatnya lebih dekat?" Mata Fan Zhuo tidak bergerak seraya menatap kucing itu sendirian.     

Fan Jin menoleh ke arah Fan Zhuo dan kemudian ia berbalik melihat Jun Wu Xie sebelum ia berkata dengan penuh keraguan, "Roh cincin bukan hanya seekor binatang biasa, seharusnya ia akan baik-baik saja."     

Jun Wu Xie menatap Fan Jin, tak mengerti apa yang dimaksud, tetapi Fan Jin hanya tersenyum.     

Kucing hitam kecil dapat merasakan bahwa Nonanya memiliki kesan baik terhadap dua bersaudara ini dan mereka juga memperlakukan Jun Wu Xie dengan baik. Kucing itu akhirnya menyerah dan melompat turun dari pundak Jun Wu Xie dan mendarat di meja, sebelum berjalan perlahan menghampiri Fan Zhuo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.