Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Iri, Dengki, dan Benci (4)



Iri, Dengki, dan Benci (4)

0Bahkan Kucing hitam kecil yang sedang mendengkur di pangkuan Jun Wu Xie dapat merasakan kebencian yang mendalam dari semua tatapan tajam itu. Kucing itu membuka matanya dan menatap Nonanya yang tenang.     

Wajah Jun Wu Xie tak menunjukkan emosi apa pun melainkan sangat tenang seolah terbuat dari batu.     

Kucing hitam kecil menutup matanya dengan tapak kakinya. Dari sudut pandang lain, reaksi Nonanya hampir sama dengan anak autisme.     

Sebelum kucing hitam kecil selesai meratapi Nonanya yang tak menghiraukan orang lain, salah satu dari antara pemuda itu sudah berjalan menghampiri Jun Wu Xie.     

"Yang dipilih oleh Guru Gu, adalah kau!?" Pemuda itu masih tidak mau menyerah dan tak dapat menahan diri untuk tidak bertanya.     

Jun Wu Xie mengangkat kepalanya perlahan dan menatap pemuda yang agresif di hadapannya. Ia hanya memandangnya sekilas sebelum menundukkan kepalanya lagi kembali membelai sang kucing hitam kecil.     

Merasa dirinya diabaikan dengan kasar, tiba-tiba api terbakar di dalam diri pemuda itu. Bocah ini sangat arogan! Tidak menjawab sepatah kata pun tetapi hanya memberikan pandangan menghina! Bagaimana orang dapat diam saja menerima semua perlakuan itu!?     

Jika kucing hitam kecil itu bisa bicara, ia akan memberitahu pemuda yang sedang panas ini,     

"Bocah, Kau salah … Nonaku bukan arogan, ia hanya tidak pandai berbicara!"     

Baik di kehidupan sebelumnya dan sekarang, Jun Wu Xie tidak hidup dan beraktivitas di lingkungan sosial. Bahkan setelah bergabung dengan organisasi itu, ia melakukan tindakan operasi sendirian. Sehubungan dengan tempat seperti sebuah sekolah di mana ada banyak orang di satu tempat yang sama, ini akan menjadi yang pertama kali baginya untuk masuk ke tempat seperti ini.     

Ketika ia di Akademi Phoenix, seluruh sayap timur hanya berisi beberapa orang dan itu tidak terlalu buruk. Tetapi di Akademi Angin Semilir, tempat ini dipenuhi tatapan yang menusuk dan orang-orang yang tidak ramah maka tembok pertahanan Jun Wu Xie berdiri secara natural.     

Efek dari tembok ini telah menyebabkan Jun Wu Xie dicap sebagai orang yang congkak dan angkuh, yang membuat semua orang geram!     

Melihat pemuda itu akan memukul Jun Xie, pria itu memperingatkan mereka agar berhenti, mencegah tragedi yang akan terjadi. Ia mengatakan agar pemuda itu menjauh dengan tegas, mencegah pertikaian sengit yang meledak dari situasi tegang ini. Seraya ia menegur para pemuda ini, matanya selalu tertarik pada sosok biasa yang duduk di sudut ruangan.     

Itu adalah bocah yang diincar Gu Li Sheng?     

Kepribadiannya sedikit aneh.     

Sebelum pria itu datang ke ruang kelas, ia bertemu Gu Li Sheng terlebih dahulu dan mengetahui bahwa murid yang dipilih Gu Li Sheng ada di antara kelompok pemuda di sana. Ia datang ke ruang kelas dengan rasa penasaran, tetapi selama pelajaran berlangsung, ia tak menyadari ada yang istimewa dengan bocah itu, Jun Xie. Satu-satunya yang terlihat lain adalah sikapnya. Sejak ia tiba hingga sekarang, bocah itu tak pernah mengangkat kepalanya, dan hanya bermain-main dengan roh cincinnnya. Ia tak mengerti apa yang begitu luar biasa dari anak ini.     

Pria ini awalnya berpikir karena Gu Li Sheng telah memutuskan untuk hanya menerima satu murid tahun ini, murid yang dipilihnya pasti luar biasa hebat. Tetapi kini setelah ia melihat bocah itu, sepertinya bukan begitu kejadiannya.     

Walaupun ia telah menghentikan murid lain menyentuh Jun Xie, ia merasa bahwa ia tak begitu suka dengan sifat Jun Xie.     

Seorang bocah yang individualis tak akan menjalani hari-hari yang mudah di Akademi Angin Semilir.     

Tepat sebelum waktu makan malam, pria itu akhirnya membubarkan seluruh murid.     

Pemuda itu tak berani mengabaikan perintah pria itu dan tak bergerak mengganggu Jun Wu Xie lagi di ruangan itu tetapi berniat menemukan sebuah sudut tak bertuan dan memberikan pelajaran pada bocah sombong ini. Namun, ketika para pemuda keluar dari pintu, mereka semua terpaku.     

Dengan senyum cemerlangnya, Fan Jin berdiri tepat di depan pintu. Tubuhnya yang tinggi membuatnya bisa memandang seluruh pemuda di hadapannya dan ia menemukan Jun Wu Xie di barisan belakang keluar seorang diri. Di bawah tatapan terkejut pemuda lain, Fan Jin berjalan dengan langkah besar menghampiri Jun Wu Xie.     

Apa yang terjadi ….     

Senior Fan Jin benar-benar datang ke sini hanya untuk menjemput perusuh itu!!?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.