Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Rekan Sekamar yang Menyebalkan (1)



Rekan Sekamar yang Menyebalkan (1)

0Akademi Angin Semilir mengalokasikan dua orang dalam satu kamar. Setelah Fan Jin membawa Jun Wu Xie untuk mengambil seragamnya, ia langsung mengantarnya menuju ke kamarnya.     

Di dalam kamar itu, seorang pemuda yang berwajah pucat duduk, wajahnya murung, dan kepalanya menunduk membaca buku di dekat jendela. Ketika ia mendengar suara langkah mendekat, ia mengangkat kepalanya dan melemparkan pandangan muramnya, tatapan yang membuat seseorang tidak nyaman. Ia menatap Jun Wu Xie dan cemberut, dan ketika matanya melihat Fan Jin di belakang Jun Wu Xie, tatapan menyelidik itu berhenti sejenak dan matanya berkilat terang. Ia mengalihkan matanya menjauh setelahnya dan kembali membaca bukunya tanpa mengatakan apa-apa.     

"Kau akan tinggal di sini mulai sekarang. Aku di lantai tujuh, kamar terakhir di ujung kanan. Jika ada yang kau butuhkan dariku, kau bisa menemukanku di sana." Fan Jin berkata sambil tersenyum dan memberikan tepukan bahu yang sedikit menenangkan Wu Xie.     

Jun Wu Xie mengangguk dan Fan Jin pergi setelah berpamitan.     

Jun Wu Xie mengamati kamar itu dan tidak ingin mengatakan apa pun.     

Asrama murid dibagi antara pria dan wanita di mana jumlah murid wanita di Akademi Angin Semilir kurang dari satu dibanding sepuluh terhadap murid pria.     

Ranjang Jun Wu Xie berada di sisi kanan dan langsung berhadapan dengan ranjang si pemurung. Ia tak tertarik dengan urusan orang lain dan langsung membereskan barangnya.     

Di samping baju-bajunya, Fan Jin juga telah mempersiapkan kebutuhan harian di dalam sebuah paket.     

Dari saat Jun Wu Xie memasuki kamar hingga ia selesai membereskan semua barangnya, rekan sekamarnya tidak mengucapkan satu patah kata pun. Kamar itu sunyi senyap hanya sesekali terdengar suara halaman buku yang dibalik.     

Setelah beberapa saat, seorang pemuda yang mengenakan lencana di dadanya masuk dan ketika ia melihat Jun Wu Xie di dalam ruangan, ia terkejut sesaat sebelum ia berjalan menghampiri si pemurung.     

"Yin Yan, bocah ini adalah rekan sekamarmu?" Pemuda yang baru datang itu bertanya pada Yin Yan, yang kepalanya masih tertunduk membaca buku.     

Yin Yan mengangkat kepalanya dan mengangguk pelan, ekspresinya menunjukkan dirinya sedikit tidak sabar.     

"Kau akan kesulitan. Semua murid baru selalu merepotkan ketika mereka baru masuk. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh sang kepala sekolah. Ia seharusnya melemparkan semua anak baru ini ke divisi cabang untuk dipoles sedikit. Aku tidak tahu mengapa mereka semua di sini." Pemuda itu mencemooh, kelihatannya sengaja mengarahkan kata-katanya pada Jun Wu Xie.     

Yin Yan membalas tanpa ragu, "Jika mereka begitu menyulitkan, mereka seharusnya tahu tempat." Kata-kata itu pun sepertinya ditujukan untuk Jun Wu Xie.     

"Betul, aku dengar Senior Fan membawa seorang murid baru ke sini hari ini. Apa yang dipikirkan Fan Jin!? Kita baru saja akan memulai Perburuan Roh, mengapa ia tiba-tiba memutuskan untuk menyulitkan dirinya dengan menyeret barang tak berguna itu?     

Mata Yin Yan tiba-tiba menjadi licik. Tatapannya terpaku pada Jun Wu Xie, yang duduk dengan tenang di ranjangnya. Jun Wu Xie memanggil kucing hitam kecil dan ia bersandar di kepala ranjang dengan si kucing hitam duduk di pangkuannya, menggambarkan pemandangan yang penuh kedamaian.     

Yin Yan berdiri tiba-tiba dan berjalan menghampiri Jun Wu Xie.     

Bayangannya terpantul di kasur dan Jun Wu Xie mendongak perlahan, matanya yang dingin menatap sepasang mata murung dan licik itu.     

"Akademi Angin Semilir tak mengizinkan pemanggilan roh cincin seenaknya di dalam kompleks kampus. Apakah kau buta? Tidakkah kau melihatnya di peraturan akademis?" Suara Yin Yan terdengar jahat sehingga membuat rekannya merinding.     

Mata Jun Wu Xie tak menunjukkan ekspresi apa pun dan ia hanya menatap rekan sekamarnya yang agresif tanpa mengatakan apa-apa.     

Pemuda yang masuk belakangan terkejut dengan kejengkelan yang ada di nada suara Yin Yan, yang sekarang menatap tajam.     

Walaupun semua murid senior tidak menyukai pendatang baru, tetapi ia merasa bahwa nada suara Yin Yan sedikit terlalu provokatif.     

Jun Wu Xie berkata dengan suara yang dingin dan jernih, "Di bawah satu meter."     

Setelah mengatakan itu, Jun Wu Xie menundukkan kepalanya dan tak peduli untuk memandang Yin Yan lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.