Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pendaftaran (6)



Pendaftaran (6)

0"Aku akan menyembuhkannya." Jun Wu Xie bertekad. Ketika mereka semua masih di Akademi Phoenix, ia mungkin tak dapat menemukan cara dan hanya dapat mengandalkan air dari mata air surga. Tetapi kini ia menyaksikan teknik Gu Li Sheng dengan mata kepalanya sendiri sebagai seorang penyembuh roh dan ia telah bertekad untuk mempelajari itu.     

Kucing hitam kecil menggosokkan tubuhnya di tangan Jun Wu Xie.     

….     

Tiga hari waktu pendaftaran untuk masuk ke Akademi Angin Semilir akhirnya selesai dan kebanyakan pemuda itu dialokasikan ke divisi cabang, sementara itu hanya sepuluh di antara mereka yang masuk ke divisi utama.     

Jun Wu Xie memasuki pintu menuju ke divisi utama dengan kesepuluh murid lainnya tetapi dari sejak mereka semua melangkah masuk, ia terdesak dan terdorong keluar dan selalu berada di bagian belakang rombongan.     

Insiden ketika Jun Wu Xie menerima perawatan istimewa Gu Li Sheng telah menyebar di antara rekan-rekannya. Semua yang langsung masuk ke divisi utama sangat berbakat dan mereka otomatis merasa lebih hebat dibandingkan dengan yang lain. Ketika mereka datang ke Akademi Angin Semilir, mereka sudah mengincar untuk masuk ke Fakultas Penyembuh Roh tetapi mereka menemukan pemuda yang sama sekali tidak mencolok ini telah mencuri posisi mereka, dan mereka merasa agak getir dengan hal ini.     

Pemuda yang memandu murid baru ke dalam Akademi Angin Semilir tampaknya berusia sekitar delapan belas atau sembilan belas tahun dan ia mengenakan sebuah lencana giok yang diukir dengan bentuk tiga bintang. Pemuda itu tak mengatakan satu patah kata pun dan walaupun salah satu murid itu mendekatinya untuk sekedar mengobrol, pemuda yang lebih tua itu memberikan tatapan tajam yang dingin.     

Akademi Angin Semilir begitu terkenal sebagai salah satu dari tiga akademi terbaik di seluruh dataran. Setiap sentimeter arsitektur bangunan di dalam wilayahnya sangat mewah dan sama sekali tak terlihat berlebihan tetapi begitu berkelas dan klasik. Seraya mereka berjalan melewati banyak ruangan, mata murid baru ini terbuka lebar, melihat keagungan akademi ini dan mereka sibuk memutar kepala mereka ke segala penjuru, kagum dengan kemegahan yang terbentang di sepanjang mata memandang.     

Mereka akhirnya dibawa ke sebuah aula besar ketika para pemuda yang memimpin mereka berhenti dan berbalik untuk melihat murid baru ini. Ia melanjutkan berbicara tanpa ekspresi, "Semua murid baru akan dilatih oleh murid senior kami."     

Segera setelah pemuda yang lebih tua itu menyelesaikan kalimatnya, puluhan pemuda yang berpenampilan menarik dan tampan keluar dari balik aula. Usia mereka berkisar antara delapan belas hingga sembilan belas tahun dan lencana giok yang mereka gunakan di dada mereka juga diukir dengan bentuk tiga bintang.     

Sudah menjadi tradisi sejak lama di dalam Akademi Angin Semilir bahwa murid baru akan dilatih oleh senior mereka supaya mereka akrab dengan kampus sejak awal. Ini tentu saja berkaitan dengan keistimewaan ini hanya diberikan pada para murid yang sudah melewati tes pada saat pendaftaran dan langsung lolos masuk ke divisi utama. Bagi mereka yang masuk ke divisi cabang, mereka akan dibiarkan menyesuaikan diri sendiri.     

Memahami bahwa mereka akan sangat bergantung pada senior mereka di hari-hari mendatang, pemuda yang lebih tua semua mengangkat kepala mereka dan menatap kagum pada kelompok murid senior di hadapan mereka.     

"Ini adalah murid baru untuk tahun ini? Aku tidak melihat ada yang istimewa tentang mereka." Salah satu murid senior berkata sambil menguap, terlihat sama sekali tidak antusias untuk melatih junior yang baru masuk ini.     

Menjadi mentor murid baru terdengar hebat, tetapi sesungguhnya, itu adalah tugas yang dibenci semua senior.     

Bagi para pemuda yang baru saja datang ke Akademi Angin Semilir, mereka sepenuhnya tidak mengerti apa-apa dan tidak peka terhadap peraturan yang berlaku di sana. Para senior bukan hanya berkewajiban menjelaskan peraturan itu satu per satu, mereka juga perlu meluangkan waktu keluar dari pelatihan mereka dan mendidik junior mereka. Tugas yang tidak menantang itu sangat membosankan dan membuang waktu bagi mereka, dan terlebih lagi, begitu mereka mengambil tugas itu, mereka terjebak dengan juniornya setidaknya selama dua tahun sebelum mereka dapat melepaskan diri dari ikatan itu.     

Kecuali senior itu dipilih secara khusus, tak ada yang mau menerima tugas tanpa tanda jasa seperti itu.     

Karena faktor inilah para senior Akademi Angin Semilir tak dapat menunjukkan sikap baik mereka terhadap murid baru dan malah menghina mereka.     

Bagaimana pun, para senior itu tak memiliki banyak pilihan dalam masalah ini dan mereka langsung memilih siapa pun yang terlihat lumayan di tengah kelompok junior itu.     

Kriteria pemilihan mereka sederhana. Berdasarkan umur. Semakin tua mereka, mereka diharap semakin mandiri, dan semakin muda mereka, dapat dipastikan lebih banyak masalah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.