Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Sang Tetua Muncul (1)



Sang Tetua Muncul (1)

0Matahari bersinar terik di puncaknya dan tempat itu dipenuhi orang. Itu adalah hari pertama pendaftaran murid baru di Akademi Angin Semilir dan semua orang bergegas menuju ke pintu utama untuk mendapatkan tempat. Matahari yang terik memancarkan sinarnya turun dan udara menjadi semakin panas, dan remaja muda yang dimanjakan kekayaan dari keluarga berada segera mengeluh dan mengerang seraya keringat membasahi punggung mereka. Tetapi untuk mempertahankan perawakan bermartabat mereka, mereka menantang panas luar biasa dengan berbagai cara. Terutama bagi mereka yang berada di barisan belakang antrian, mereka tahu itu akan berlangsung lama tetapi mereka tak mau menyerah. Pengawal mereka segera beraksi, payung dan terpal dibentangkan membentuk jamur, sejumlah pria berdiri di bawah teriknya matahari memayungi Tuan muda dan Nona muda mereka. Bahkan ada yang menyimpan es di dalam kereta mereka dan beberapa pengawal berlarian sambil menyiapkan minuman buah plum yang dingin.     

September mungkin bukan bulan paling panas dalam setahun, tetapi di tengah siang matahari sangat terik hingga membuat orang pening karena panasnya.     

Beberapa gadis muda yang bertubuh lemah, pingsan di tempat. Mereka diangkut ke kereta kuda untuk berlindung dari teriknya sinar matahari.     

Gelombang panas tak lama membuat kerumunan yang bersemangat menjadi hening. Pemuda yang mengobrol sejak tadi kini kepanasan dan satu-satunya suara yang terdengar adalah perintah yang diberikan kepada para pengawal mereka untuk terus memayungi mereka, dan segera tidak memiliki keinginan untuk mengobrol mengenai hal yang tidak penting.     

Di tengah keheningan itulah sebuah seruan yang keras dan bersemangat terdengar, dan itu telah membuat semua mata berpaling ke arah datangnya teriakan itu.     

Semua orang sudah gelisah dengan udara panas itu tetapi mereka masih mengangkat kepala mereka karena penasaran, kerutan terlihat di kening mereka ketika melihat dua sosok yang berdiri di bawah sebuah pohon besar di dekat situ. Sosok yang tinggi dan anggun yang mengenakan jubah putih berdiri dengan tangan di belakang punggungnya di bawah pohon itu dan seorang pemuda yang begitu bersemangat berdiri di hadapannya dengan tangan menutup mulutnya. Teriakan bersemangat itu sepertinya datang dari pemuda itu.     

Pemuda di dalam antrian di depan akademi semua menoleh untuk melihat apa yang menyebabkan kericuhan dan apa yang diutarakan pemuda yang bersemangat itu setelahnya membuat telinga mereka semua berdiri dan mereka memusatkan perhatian pada apa yang terjadi di bawah pohon itu.     

"Mu Chen! Bukankah kau Mu Chen, Tetua Klan Qing Yun!? Aku menemukanmu di sini akhirnya, Tetua Mu! Aku mohon padamu jual lagi padaku ramuan seperti waktu itu. Setelah kakakku meminumnya, kecepatan pengembangan Kekuatan spiritualnya berlipat ganda! Aku mohon padamu! Jual lagi ramuan itu!" Pemuda yang bersemangat itu memohon dengan keras pada pria berpakaian putih.     

Pemuda lain di depan Akademi mengedipkan mata mereka sambil menatap tak percaya akan apa yang baru saja mereka dengar dari percakapan di bawah pohon itu.     

Pikiran mereka meledak ketika mendengar tiga kata "Klan Qing Yun" dan ketiga kata itu terdengar jelas bagaikan petir di telinga mereka!     

Siapa yang tak pernah mendengar Klan Qing Yun, Klan terbaik di bawah langit? Dan sesuatu yang besar baru saja terjadi pada Klan terbaik itu! Tetua Puncak Menapak Awan, Mu Chen, tiba-tiba mengumumkan pembubaran Klan Qing Yun dan Pemimpin serta para Tetua dari puncak lain sudah pergi. Mu Chen adalah satu-satunya Tetua yang tetap tinggal dan setelah pengumuman itu, Mu Chen juga menghilang dan tak ada yang tahu mengenai keberadaannya sekarang.     

Klan terbaik tiba-tiba mengumumkan pembubarannya dan berita itu telah mengguncang dunia. Spekulasi beredar tetapi tak ada yang tahu alasan sebenarnya di balik kejadian itu.     

Pembubaran Klan Qing Yun telah membuat orang-orang yang masih menunggu untuk mendapatkan pengobatan menangis di seluruh bumi. Dan selain itu, orang-orang di bumi tidak hanya mencari pengobatan dari Klan Qing Yun, tetapi juga ramuan langka mereka!     

Apakah pemuda itu baru saja memanggil pria berpakaian putih itu "Mu Chen!?"     

Bukankah itu nama Tetua Puncak Menapak Awan yang terakhir meninggalkan Klan Qing Yun?     

Ketika mereka menyadari bahwa pria berpakaian putih yang berdiri di bawah pohon kemungkinan Tetua dari Klan Qing Yun, mata mereka semua terpaku pada kejadian di bawah pohon itu.     

Puncak Menapak Awan memiliki spesialisasi di bidang perawatan dan pengembangan pembuluh darah vena dan arteri dan tak banyak orang yang pernah melihat Mu Chen secara langsung. Kebanyakan dari mereka ragu akan apa yang mereka lihat hingga mereka melihat hiasan giok yang bergantung di pinggang pria itu. Seluruh keraguan mereka menguap saat itu juga!     

Itu adalah lencana giok yang diukir dengan lambang "awan", yang merupakan simbol dari Klan Qing Yun!     

Lencana seperti itu hanya digunakan oleh Sang Pemimpin, para Tetua, dan murid-murid dari Wisma Dalam saja dan bahkan murid dari Wisma Luar hanya bisa bermimpi untuk memilikinya.     

Sang Penguasa dan Tetua lain nampaknya sudah menguap ke udara dalam semalam dan hanya orang dari Puncak Menapak Awan yang terlihat sejak saat itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.