Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Apakah Kau Mau Lagi? (2)



Apakah Kau Mau Lagi? (2)

0Mata Yan Bu Gui hampir lompat keluar dari kepalanya. Ia terkejut tak dapat berkata-kata melihat jumlah uang yang dimasukkan Jun Xie ke dalam lengan bajunya. Matanya menyapu tumpukan uang itu dan ia menghitung jumlah total angka itu di kepalanya. Setidaknya ada satu juta tael di tangannya ….     

Seolah Jun Xie memberikan arang panas di tangannya, Yan Bu Gui cepat-cepat mengembalikannya pada Jun Xie.     

"Aku tidak memerlukannya. Kau lebih baik menyimpannya." Ketika kata-kata itu keluar dari mulutnya, hatinya meskipun demikian, penuh dengan tetesan darah ….     

Seorang bocah kecil benar-benar memiliki uang dalam jumlah yang sangat banyak!     

Membuat Yan Bu Gui yang gagah perkasa merasa begitu kecil di hadapan Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie menyimpan kembali uang itu ke dalam lengan bajunya, tak menyadari harga diri Yan Bu Gui yang runtuh dan hatinya yang mengalami konflik batin.     

Ketika mereka kembali ke Sayap Timur, Qiao Chu dan kawan-kawannya menunggu dengan gelisah di halaman. Ketika mereka melihat Jun Xie dan Yan Bu Gui kembali begitu cepat, mereka segera berlari menghampiri pasangan itu di gerbang.     

"Bagaimana? Apa yang dikatakan Kepala Sekolah?" Qiao Chu bertanya cemas.     

Yan Bu Gui melenguh panjang dan wajahnya diselimuti kesedihan mendalam, membuat hati murid-muridnya begitu berat seakan hampir mencapai jari kaki mereka.     

"Ke depan …."     

Qiao Chu dan yang lain menatap Yan Bu Gui yang bersuara berat, menatapnya dengan air mata mulai menggenangi mata mereka.     

"He Qiu Sheng tak akan pernah datang ke sini lagi untuk mencari masalah dengan kita!" Wajah Yan Bu Gui tiba-tiba berseri-seri dengan senyum lebar.     

"Apa?" Qiao Chu dan ketiga murid lainnya menatap bertanya-tanya pada Tuan mereka.     

Di saat itu, mata Qiao Chu semakin lebar seraya ia berpaling pada Jun Wu Xie dan bertanya, "Xie Kecil! Jangan bilang kau … kau juga membantai He Qiu Sheng dan Sang Kepala Sekolah!?"     

Dengan sifat Jun Xie, pasti itu yang terjadi!     

"Tidak." Jun Wu Xie menjawab.     

"Kau … kau seharusnya tidak bertindak seperti itu. Jika mereka melakukan sesuatu padamu, Yan Kecil dan aku akan menculiknya dan membalaskan dendammu tanpa membiarkan Guru tahu." Qiao Chu berjanji dengan memperlihatkan kekhawatirannya, bahkan tak berpikir lebih jauh.     

Tangan besar Yan Bu Gui menoyor kepala belakang Qiao Chu sekali lagi, dan ia berkata sambil memutar bola matanya melihat muridnya yang dungu, "Kau pasti pikir aku tuli!"     

Jun Wu Xie dibuat tercengang dengan sikap antik Qiao Chu. Ia tak dapat memahami bagaimana masalah sederhana seperti ini menjadi begitu rumit di dalam benak mereka.     

"Baik, baik. Semua baik-baik saja sekarang, kalian anak-anak teruskan pelatihan, dan jangan hanya diam di sini bermalas-malasan." Yan Bu Gui melontarkan kata-kata itu pada murid-muridnya, dengan senyum lebar yang tersembunyi di balik janggut tebalnya.     

Murid kecilnya yang baru, benar-benar melebihi harapannya!     

Yan Bu Gui tidak siap untuk menjelaskan semua secara rinci dan Jun Wu Xie kelihatannya juga tak mau menjelaskan. Qiao Chu dan yang lain hanya dapat pergi dengan enggan dan meneruskan pelatihan mereka, tetapi pikiran mereka masih dipenuhi dengan kekhawatiran. Mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi He Qiu Sheng dan Kepala Sekolah untuk melindungi rekan junior mereka jika mereka datang lain kali untuk mencari masalah.     

Jun Wu Xie kembali ke kamarnya dan duduk memangku Kucing hitam kecil di tangannya. Ia memanggil dengan perlahan dan Ye Sha tiba-tiba muncul di pintu.     

"Nona, apa perintahmu?" Ye Sha bertanya, berlutut di hadapannya.     

Jun Wu Xie mengeluarkan setumpuk uang kertas dan meletakkannya di meja. Ia membisikkan beberapa kata pada Ye Sha dan beberapa saat kemudian, Ye Sha menyimpan uang itu baik-baik sebelum ia menghilang tanpa suara.     

Jun Wu Xie tetap duduk di kursinya dan menunduk melihat kucing hitam yang sedang tidur itu.     

Jika kucing itu bangun, mungkin sang kucing dapat memberitahunya bagaimana mengatasi situasi di hadapannya ini.     

Keesokan pagi, Qiao Chu dan yang lain berjalan keluar dari kamar mereka dengan lingkaran hitam di bawah mata mereka. Mereka tidak tidur sepanjang malam, mondar-mandir sepanjang malam karena khawatir, tetapi tak ada yang datang di malam itu. Kegelisahan mereka semakin menjadi ketika memikirkan apa yang terjadi di ruangan Kepala Sekolah dan ketika mereka melihat mata rekan mereka yang juga berkantung, mereka semua tersipu malu.     

"Sepertinya Kepala Sekolah benar-benar tak akan datang membuat masalah lagi. Tetapi bagaimana Guru dan Xie Kecil melakukannya?" Qiao Chu menggaruk kepalanya bingung.     

Wajah putih Hua Yao membuat matanya yang menghitam terlihat lebih menonjol dan ia berdiri menggelengkan kepalanya, sama bingungnya dengan murid-murid lain.     

"Bagus mereka tidak datang, jangan khawatir tentang itu." Fei Yan merentangkan tubuhnya dengan santai dan wajah cantik itu masih terlihat mengantuk.     

Rong Ruo baru saja menarik bajunya dan merapikannya, dan tak mengatakan apa pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.