Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kebangkitan Sayap Timur (3)



Kebangkitan Sayap Timur (3)

0Ekspresi Yan Bu Gui semakin tak berdaya mendengarkan ceramah Kepala sekolah, dan He Qiu Sheng berdiri gembira di sisinya.     

"Jika aku bisa menambahkan kepala sekolah, aku rasa Sayap Timur harus dipimipin oleh orang lain. Lihat apa yang dilakukan Yan Bu Gui sekarang? Ia hanya menarik beberapa murid belakangan ini. Selain pengemis kecil itu, siapa yang akan menerima dirinya sebagai Guru mereka? Dan sekarang, situasi di Sayap Timur semakin buruk. Mereka tiba-tiba memutuskan untuk mengambil pengemis kecil lagi dari luar sana yang juga tak akan membayar, menjadi beban bagi Akademi. Pengemis kecil itu bahkan dengan lancang melukai muridku dari Sayap Selatan! Jika kau membiarkan hal ini terus terjadi, Akademi pasti akan menemui kehancurannya!" He Qiu Sheng bersikeras, kata-katanya seolah mengandung racun.     

"Ini …." Sang Kepala Sekolah bingung, dan begitu kesal.     

Jun Wu Xie mengamati dengan tenang apa yang terjadi di ruangan kerja, dan tatapan tajam di matanya semakin menusuk.     

"Kepala Sekolah, kau jangan ragu-ragu lagi. Apakah kau mau menunggu hingga lintah di Sayap Timur benar-benar membuat semua murid di Sayap Selatan keluar dari Akademi baru kau akan bertindak? Murid-murid itu semuanya …." He Qiu Sheng tak sempat menyelesaikan perkataannya ketika ….     

Jun Wu Xie menggebrak meja Kepala Sekolah. Suaranya jernih dan membuat mata lain di ruangan itu berpaling melihatnya. Mereka melihat tangan kecil di atas meja dan melihat selembar uang kertas di bawah tangannya.     

"Apakah ini cukup?" Jun Wu Xie bertanya dingin.     

Di saat itu, ruangan kerja itu sunyi senyap.     

Mata Kepala Sekolah tua itu terpaku pada uang kertas itu dan ia tak bergeming, tetapi matanya berbinar-binar ketika melihatnya.     

Selembar uang kertas ….     

Kapan terakhir kalinya ia melihat uang kertas?     

He Qiu Sheng yang sebelumnya berapi-api memaksa Kepala Sekolah untuk mengusir Yan Bu Gui dan menendang semua murid pengemisnya tiba-tiba wajahnya menjadi seputih kertas ketika ia melihat selembar uang kertas!     

Wajahnya berkedut dan ia mencoba menenangkan diri sebelum melanjutkan, "Sayap Timur telah berhutang selama bertahun-tahun. Jangan pikir kau bisa meredakan situasi hanya dengan beberapa ratus tael. Muridku datang dari keluarga kaya dan keluarganya tak akan menganggap beberapa ratus tael itu banyak. Itu bukan sesuatu yang pengem …."     

Suara He Qiu Sheng memudar dan di saat yang sama tenggorokannya tercekat.     

Kepala Sekolah tua mengulurkan tangannya mengambil uang kertas itu seraya He Qiu Sheng terus berbicara dan menelitinya dengan seksama. Ketika ia melihat jumlah yang tertera di uang itu, ia tiba-tiba menarik napas panjang!     

He Qiu Sheng mengintip seraya memasang wajah tak peduli. Ketika matanya menangkap angka yang tertulis di uang itu, ia langsung melotot dan menatap tak percaya hingga lututnya lemas.     

Di secarik uang kertas yang berwarna putih seperti salju itu, sebuah angka yang menakjubkan tertulis dengan jelas ….     

Seratus ribu tael!     

Tangan Kepala Sekolah tua bergetar seraya memegang uang kertas itu, dan janggutnya berdiri tegak.     

Penghasilan tahunan Akademi Phoenix dikurangi dengan total biaya pengeluaran hanya sekitar tiga puluh hingga empat puluh ribu tael, dan Jun Wu Xie baru saja melemparkan seratus ribu tael tanpa berkedip!     

Itu adalah keuntungan Akademi Phoenix selama tiga tahun di tangan Kepala Sekolah.     

Tak heran Sang Kepala Sekolah bergetar bagaikan daun yang diterpa angin.     

He Qiu Sheng terlihat seperti baru saja menelan tinja dan ia benar-benar tak dapat berkata-kata.     

Muridnya mungkin mampu mengeluarkan ratusan tael dan perusuh itu melemparkan seratus ribu tael begitu saja!     

He Qiu Sheng berpikir matanya pasti menipu dia.     

"Uang kertas … uang itu pasti palsu!" He Qiu Sheng berteriak tak percaya. Mustahil seorang pengacau yang terlihat begitu lusuh memiliki uang sebanyak itu!     

Jun Wu Xie mengangkat alisnya dan menatap He Qiu Sheng yang berasap tetapi bahkan tak peduli untuk berbicara padanya.     

Kepala Sekolah tua mendengar He Qiu Sheng dan ia memicingkan matanya seraya meneliti surat itu dengan cermat.     

Setelah beberapa saat, ia tersenyum lebar, "Uang ini asli! Ini adalah segel Bank Bulan Jiwa! Ini benar-benar autentik!"     

He Qiu Sheng sepenuhnya bungkam kali ini. Bank Bulan Jiwa adalah bank yang paling besar di wilayah itu dan cabang mereka tersebar di seluruh dataran dan segel mereka dicetak dengan kekuatan spiritual dan tak dapat ditiru oleh orang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.