Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Aku yang Melakukannya. Kenapa? (3)



Aku yang Melakukannya. Kenapa? (3)

Pemuda itu sudah terlalu lemah bahkan untuk bersuara dan anggota kelompoknya terlalu terkejut dengan pemandangan itu sampai tak mampu bergerak.     

Bahkan Qiao Chu dan yang lain juga terkejut.     

Serangan mendadak itu … sangat brutal!     

Rong Ruo tiba-tiba kembali sadar dan berbisik pada Qiao Chu, "Kita tak boleh membiarkan Jun Xie meninjunya lagi, atau konsekuensinya akan betul-betul mengerikan."     

Qiao Chu menyadari apa yang dikatakan Rong Ruo dan bergegas meletakkan tangannya di antara Jun Wu Xie dan pemuda yang babak belur itu. "Xie Kecil, sudah cukup." Qiao Chu menatap Jun Xie, matanya begitu lembut. Jun Xie hanya melindungi mereka berempat.     

Mereka tak dapat melawan dan Jun Xie melakukannya demi mereka.     

Ia tak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan saat itu dan emosinya membuncah dengan liar di dalam dirinya.     

Kepalan tangan Jun Wu Xie masih diacungkan tinggi-tinggi dan kilau jingga masih terpancar darinya. Tangannya dipenuhi darah dan ia pun mengangkat kepalanya menatap Qiao Chu. Ia masih memegang pemuda yang telah tak sadarkan diri itu beberapa saat lagi sebelum ia melepaskan cengkeramannya dan tubuh lawannya terjerembab di atas tanah. Ia berbalik menghadap sekelompok pemuda di sekelilingnya dan hanya berkata, "Enyah."     

Kelompok pemuda itu segera mengangkat rekan mereka yang pingsan dan kabur tunggang langgang.     

Tak ada satu pun di antara mereka yang menyangka bahwa pengecut tak bertulang di Sayap Timur yang selalu tak berani membalas walaupun dihina dan dipermainkan terus menerus tiba-tiba memiliki tirani kecil yang menjengkelkan dan tak masuk akal. Perusuh kecil itu menyerang mereka dan menghabisi mereka semua, tak memberikan mereka kesempatan untuk berbicara.     

Setelah semua pemuda itu pergi, suasana di halaman dipenuhi dengan aroma darah dan tempat itu mendadak menjadi hening.     

Qiao Chu mendengus dan menekan emosinya. Tanpa berkata-kata, ia mengangkat tangan Jun Wu Xie yang berlumuran darah dan menyeka darahnya dengan hati-hati menggunakan ujung bajunya yang lusuh.     

"Mengapa kau memukul mereka? Sekarang tanganmu menjadi kotor."     

"Ingin saja." Jun Wu Xie berkata dengan tenang, seraya aura keji di matanya memudar.     

Qiao Chu mendengus lagi dan tak mengatakan apa-apa lagi. Hanya setelah membersihkan tangan Jun Wu Xie, Qiao Chu menatap Jun Wu Xie, tetapi tak mengatakan apa pun dan hanya menggaruk-garuk kepalanya.     

Jun Wu Xie berbalik dan berjalang menghampiri Rong Ruo dan memberikan sapu tangan padanya.     

Rong Ruo terkejut sesaat sebelum menerimanya dan menggumamkan ucapan terima kasihnya seraya menyeka ludah dari wajahnya.     

"Rasanya puas." Hua Yao menggendong Kucing hitam kecil dan menghampiri Jun Wu Xie, mengembalikan kucing yang tengah tertidur ke tangannya.     

Jun Wu Xie menggendong kucing hitam itu di tangannya dan menurunkan pandangannya. Mata itu sekarang tenang dan bersahaja, sepenuhnya berbeda dengan apa yang baru saja mereka lihat beberapa saat yang lalu, brutal dan biadab.     

"Aku bersumpah, jika Qiao Chu tak menghentikan Jun Xie tadi, Liu Chan pasti akan mati sekarang." Fei Yan berbisik pelan di telinga Rong Ruo.     

Tubuh Jun Xie kecil dan kurus, dan ia tak banyak bicara. Tetapi sifatnya lain cerita. Ia berbicara dengan tinjunya, sederhana dan terang-terangan.     

Rong Ruo menatap Jun Xie penuh perhatian, sebuah senyuman terlukis di sudut mulutnya.     

Dia lumayan … menyenangkan.     

"HAH! Kesalahan apa lagi yang kalian perbuat!?" Yan Bu Gui yang baru saja meninggalkan mereka beberapa saat yang lalu kembali setelah mendengar keributan ini. Ketika ia melihat Jun Wu Xie berdiri di tengah keempat muridnya, ia berhenti. Tetapi bau darah yang samar di udara tercium olehnya dan ia melemparkan pandangan ke sekelilingnya, melihat semburan darah di pintu masuk halaman.     

"Guru, Liu Chan membawa orang-orang dari Sayap Selatan ke sini lagi." Qiao Chu menjadi tegang ketika melihat Yan Bu Gui dan ia menjawab dengan jujur.     

Yan Bu Gui merengut, tetapi janggutnya yang berantakan menutupi sebagian besar wajahnya dan mereka tak dapat membaca raut wajahnya.     

"Kalian membalas?" Suara Yan Bu Gui tiba-tiba menjadi keras.     

Qiao Chu membuka mulutnya sedikit dan berhenti. Ia kemudian menundukkan kepalanya dan bergumam dengan suara pelan, "Mereka sangat kasar pada Rong Ruo dan aku tak dapat menahan diri."     

Qiao Chu mengambil seluruh beban tanggung jawab untuk dirinya sendiri.     

Mata Yan Bu Gui melotot dan kilatan cahaya meledak dari tangannya, menghantam dada Qiao Chu, ledakan itu melemparkan tubuhnya di halaman itu.     

"Aku sudah sering mengingatkan kalian! Kalian tidak boleh menyentuh murid lain di Akademi Phoenix! Apakah kata-kataku kurang jelas!?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.