Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Peta Kulit Manusia (2)



Peta Kulit Manusia (2)

0"Orang-orang mengabdikan hidupnya untuk mencari makam Kaisar Kegelapan demi para penguasa yang mereka layani, mereka telah menderita di bawah kutukan dan penindasan verbal semasa hidupnya dan tak dapat beristirahat dengan tenang setelah kematian mereka. Mereka meninggal di bawah dera siksa dan jiwa mereka sepenuhnya hancur. Keluarga mereka tak diampuni dan dibantai tanpa kecuali." Qiao Chu tiba-tiba tertawa keras setelah menceritakan kisah itu, air mata keluar dari matanya seraya ia menatap Jun Wu Xie.     

"Tidakkah menurutmu orang-orang itu sangat dungu? Mereka tahu bahwa makam Kaisar Kegelapan tidak boleh dinodai dan mereka menjadi korban serta keluarga mereka dibantai karena kesetiaan buta pada para penguasa mereka. Dua Belas Istana mencari harta karun Kaisar Kegelapan, tetapi mereka tak mau memikul beban tanggung jawab atas pengkhianatan yang mereka lakukan dan menggunakan orang-orang itu sebagai kambing hitam. Mereka benar-benar dungu sehingga jatuh ke dalam tipu muslihat Dua Belas Istana."     

Jun Wu Xie mendengarkan setiap perkataan itu dengan hening. Qiao Chu tertawa, seolah mengejek dirinya sendiri dan air mata pun menuruni wajahnya di saat yang sama.     

"Jika bukan karena campur tangan Tuan yang menyelamatkan kami berempat ke sini, kami tak akan berada di sini sekarang. Tuan Guru menyelinapkan kami keluar dari Dunia Tengah dan membawa kami ke Dunia Bawah dengan risiko tinggi. Di sini, ia mengajarkan kami untuk mengembangkan kekuatan spiritual kami, dan menyembunyikan identitas kami untuk sementara. Sejak seluruh keluarga kami dibantai, kami telah menyerah dengan hidup. Satu-satunya yang terus membuat kami bertahan hidup adalah untuk membalas dendam kepada Dua Belas Istana! Tuan kami telah melarang kami berkelahi dengan murid lain sehingga kami tidak menarik perhatian dan mengungkap identitas kami yang pastinya akan membawa kiamat datang pada kami. Jadi, Xie Kecil, tolong jangan menyalahkan dia. Jika bukan karenanya, kami tidak akan hidup sekarang." Qiao Chu berkata seraya menghapus air mata dari wajahnya dan menekan emosi yang bergejolak di dalam dirinya.     

Ia membuka luka yang sangat perih di dalam hatinya pada Jun Xie karena ia tak ingin saudara yang baru ditemuinya memendam prasangka buruk pada Guru yang sangat dihormatinya.     

Mereka berdua begitu berharga baginya dan ia berharap mereka dapat menjaga hubungan baik.     

Jun Wu Xie menyipitkan matanya dan tiba-tiba berjalan ke arah pintu.     

Yan Bu Gui menatap Jun Wu Xie seraya bocah itu berjalan menghampirinya, wajahnya diselimuti kekhawatiran.     

Jun Wu Xie berhenti di hadapan Yan Bu Gui dan berkata dengan suara jernih.     

"Guru."     

"Muridku."     

Yan Bu Gui bukan bersikap lemah, tetapi melakukan semua yang ia mampu untuk melindungi keempat muridnya. Metodenya mungkin sedikit ekstrem tetapi niatnya begitu mulia.     

Bagi Yan Bu Gui melarikan diri dari Dunia Tengah dengan menyeret empat pemuda, hanya langit yang tahu kesulitan yang dilaluinya untuk menyembunyikan dan melindungi keempat pemuda itu dari perburuan yang dilakukan oleh Dua Belas Istana sementara ia membawa dan melatih mereka.     

Panggilan sederhana "Guru" membuat Hua Yao yang tegang dan yang lainnya melenguh lega. Pertahanan Jun Wu Xie untuk Rong Ruo yang ditindas dan dipermalukan oleh kelompok pemuda itu meninggalkan rasa syukur mendalam di hati mereka dan mereka senang semua berakhir dengan baik.     

"Uhuk … Karena kamu telah memanggilku sebagai Gurumu, apakah itu berarti kau akan mendengarkan tuanmu sejak saat ini? Ketika hal seperti ini terjadi di masa yang akan datang …." Yan Bu Gui senang sekali dengan murid barunya dan baru saja akan mulai mendidiknya mengenai "Cara untuk bertahan hidup di Akademi Phoenix" ketika Jun Wu Xie tiba-tiba menyela dan mengatakan,     

"Jika hal seperti ini terjadi lagi, aku akan berkelahi persis seperti yang kulakukan tadi." Wajahnya tenang dan tanpa ekspresi.     

Yan Bu Gui benar-benar kehilangan kata-kata.     

"Aku menghargai niat mulia Tuan dan perhatian Anda untuk kami, para murid. Tetapi aku tidak setuju." Mata Jun Wu Xie penuh keteguhan hati. Ia mengakui kepribadian Yan Bu Gui yang jujur dan mulia, tetapi caranya menangani masalah sedikit berlebihan.     

"Untuk hal seperti ini, mohon biarkan muridmu yang menangani di masa depan." Jun Wu Xie akhirnya berkata.     

Mereka kini berada di atas kapal yang sama ketika ia mengakui Yan Bu Gui sebagai seorang Tuan. Ia tak akan pernah, walau seribu tahun lamanya, membiarkan Guru dan rekan seniornya hidup di bawah penindasan dan penganiayaan seseorang.     

Yan Bu Gui menganga seperti ikan mas dan tak ada kata-kata keluar dari mulutnya.     

Berdiri di satu sisi, Qiao Chu berbinar-binar bagaikan matahari yang baru saja terbit. Mereka menahan kemarahan mereka karena penindasan sekian lama, dan mereka tak mengharapkan lebih dari melihat junior mereka memberikan perusuh dari sayap lain itu pelajaran yang tak akan pernah mereka lupakan.     

Keempat pemuda yang selalu patuh dengan kata-kata Yan Bu Gui dan tak sekali pun menentangnya, tak menyadari bahwa dengan kedatangan Jun Wu Xie, kehidupan mereka mulai berubah. Ini adalah langkah pertama menuju takdir mereka dan hidup mereka akan berubah drastis. Dalam waktu dekat, enam orang yang ditakdirkan mengguncang ketiga dunia dengan badai besar kini sudah berjumlah lima orang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.