Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Aku yang Melakukannya. Kenapa? (2)



Aku yang Melakukannya. Kenapa? (2)

0Qiao Chu dan yang lainnya mengatupkan rahang mereka rapat-rapat, tangan mereka mengepal erat, tetapi tak mengatakan satu patah kata pun.     

Mereka telah dikutuk seperti ini sering kali sebelumnya, dan mereka hanya bisa menahan diri dan menelan makian yang dilontarkan.     

"Mohon berikan waktu beberapa hari lagi untuk kami." Rong Ruo akhirnya memohon, suaranya melembut.     

Siapa yang sangka bahwa kepala geng remaja itu tiba-tiba meludahi wajah Rong Ruo!" Bahkan jika kami beri waktu beberapa bulan, kalian tak akan pernah bisa membayar satu sen pun! Keluar dari Akademi Phoenix! Kami tak menginginkan pengemis seperti kalian di sini!"     

Saat itu, air muka mereka berempat berubah. Qiao Chu semakin tegang dan ia melangkah ke depan tak mampu menahan kemarahannya. Namun, ia hanya mengambil satu langkah ketika Rong Ruo menahan pundaknya dan menggelengkan kepalanya.     

"Oh? Ada apa? Kau mau memukulku kan?" Pemuda itu menatap Qiao Chu, wajahnya mengejek dengan puas.     

Ia mengingat sudah sering melakukan hal ini pada mereka, dan setiap kali, pengemis di Sayap Timur tak berani membalas.     

Qiao Chu mengepalkan tinjunya begitu erat hingga darah mengalir dari telapak tangannya. Jika bukan karena perintah Yan Bu Gui ia sudah akan merobek wajah sinis itu.     

Sayang, sebelum ketua geng itu dapat bergabung merayakan kesenangan mereka dengan teman-temannya, sebuah tinju keras mendarat tepat di wajahnya dan ia menemukan dirinya terbang melayang di udara!     

Semua mata memandang orang yang memberikan tinju.     

Jun Wu Xie masih menggendong kucing hitam kecil yang tertidur di tangannya, sementara tangan lainnya masih melayang di udara. Raut wajahnya tak menunjukkan emosi apa pun, tetapi mata itu berkilat dengan tatapan tajam yang menusuk!     

"Xie Kecil …." Kemarahan Qiao Chu sirna bagaikan balon yang kempis saat itu dan ia menatap Jun Xie tak dapat berkata-kata, perasaannya bercampur aduk.     

Pemuda yang melayang secepatnya ditolong oleh rekannya yang lain seraya ia mengerang kesakitan memegang wajahnya yang membengkak, matanya menatap marah pada Jun Wu Xie.     

"Seorang pengemis berani memukulku!? Kau pasti sudah bosan hidup! Semuanya! Serang dia!" Ketua geng ini berteriak marah, dan pemuda lain di sekelilingnya menyerang Jun Wu Xie.     

Mata Jun Wu Xie memicing tajam dan menyelipkan Kucing hitam kecil ke dalam tangan Hua Yao. Tubuhnya yang gesit tiba-tiba mengeluarkan sinar jingga terang dan ia langsung menerobos ke tengah-tengah pemuda yang menyerangnya!     

Pemuda yang lebih besar darinya berpikir mereka dapat mengalahkan pengacau kecil ini dengan mudah dan berlari menyerang tanpa rasa takut. Dan ketika kilauan jingga itu tiba-tiba terpancar dari tubuh pengacau itu, keterkejutan tampak di mata para pemuda itu!     

APA?     

Pengacau remeh itu adalah seorang level jingga?     

Sudah terlambat bagi mereka untuk menghentikan momentum serangan mereka dan sebuah sinar jingga berkilau di tengah-tengah mereka dan semua pemuda itu tiba-tiba jatuh luka-luka!     

Hanya sekejap saja, tetapi pemuda yang tadi arogan dan memandang rendah sekarang tergeletak di tanah menangis, mengerang kesakitan. Kemarahan dan keangkuhan di wajah sang ketua geng segera sirna dan matanya membelalak ketakutan melihat sosok Jun Wu Xie yang perlahan mendekatinya.     

"Kau …. Apa yang kau inginkan! Aku … aku adalah ketua murid pemimpin Sayap Selatan … Jangan kau berani melukaiku atau …."     

"BAM!"     

Sebelum pemuda itu menyelesaikan perkataannya, Jun Wu Xie melayangkan tinju lagi di wajahnya dan merenggut kerah baju pemuda itu dengan tangannya yang lain sebelum ia menumbuknya dengan kekuatan tinjunya!     

Setelah itu, dengan kerah bajunya dicengkeram erat dan kepalanya masih pusing akibat tinju Jun Wu Xie, pemuda itu ingin melawan tetapi tinju brutal Jun Wu Xie sudah mendarat di wajahnya lagi dan tinju tanpa ampun itu membuat wajahnya yang sudah membengkak tak karuan rusak semakin parah dan berdarah-darah.     

Pemuda lain tidak berani bergerak dan hanya tetap terpaku di tempat mereka berdiri, terkejut menatap serangan brutal Jun Wu Xie, sementara mulut mereka menganga lebar.     

Itu brutal! Terlalu brutal!     

Hentikan dia! Atau seseorang akan mati!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.