Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Aku di Sini Sekarang (1)



Aku di Sini Sekarang (1)

0Di bukit di belakang Akademi Phoenix, sebuah kuburan yang masih baru terlihat. Di bawah tanah, tak ada mayat, tetapi hanya tumpukan tulang ular.     

Rong Ruo membawa Jun Wu Xie ke depan kuburan tak bernama itu. Jun Wu Xie berdiri di hadapannya dan memandang batu nisan yang kosong, matanya tak memiliki ekspresi.     

Sejak kelahirannya kembali, tangannya selalu penuh dengan noda darah. Untuk melindungi keselamatan Keluarga Jun, dan memastikan Istana Lin berdiri tegak di dalam Kerajaan Qi, ia telah membunuh banyak orang.     

Ia tak membunuh pria berjubah hitam itu, tetapi pria itu mati karenanya.     

Namun ia bahkan tak memberikan penguburan yang layak karena tubuhnya meledak hancur berkeping-keping. Di dalam kuburan ini, hanya ada tumpukan tulang seekor ular.     

Jun Wu Xie berhutang nyawa padanya. Walaupun ia melakukan semua itu di bawah perintah Jun Wu Yao untuk melindunginya, ia merasa bertanggung jawab atas kematiannya.     

Untuk melindunginya, ia telah mengakhiri hidupnya sendiri.     

Apakah ini yang disebut kesetiaan?     

Jun Wu Xie berdiri di depan kuburan tak bernama itu untuk waktu yang lama, dan angin di bukit meniup rambut panjangnya yang berwarna hitam. Ia mengangkat kepalanya dan menatap hujan gerimis yang mulai turun, dan hujan itu mengalir turun di tubuhnya, membuatnya basah kuyup.     

Tubuhnya menjadi dingin, tetapi tak ada yang dapat dibandingkan dengan apa yang dirasakan oleh hatinya.     

"Ayo pulang dulu." Rong Ruo menatap Jun Xie penuh simpati. Jun Xie masih sangat lemah dan kini basah dan kedinginan karena hujan. Tubuh mungilnya mungkin tak akan tahan.     

Jun Wu Xie tak menjawab dan hanya terus menatap langit. Tetesan air hujan membasahi wajahnya dan masuk ke matanya. Hujan dingin ini terasa begitu menyegarkan tetapi angin mulai bertiup menusuk ke dalam tulang-tulangnya.     

"Jika aku tak mengawasimu, berapa besar lagi siksaan yang akan kau jalani?" Suara misterius yang berat tiba-tiba terdengar.     

Tubuh Jun Wu Xie menjadi kaku dan sebelum ia dapat memutar kepalanya, ia terbungkus di dalam pelukan yang hangat dan terasa begitu familiar.     

Rong Ruo menatap terkejut pria yang tiba-tiba turun dari langit. Bagaikan sosok dewa yang turun, tak bersuara tetapi tak mungkin salah, karena ia dapat merasakan aura berat yang dikeluarkan oleh pria itu yang membuat rasa takut merayap masuk ke dalam relung hatinya yang terdalam dan Rong Ruo menyadari dirinya tak dapat mendekat.     

"Sayangku, apakah kau tahu seberapa pedihnya hatiku melihatmu seperti ini?" Suara familiar itu datang tepat dari belakang dan Jun Wu Xie hanya menjawab pelan, "Kakak?"     

Wu Yao memutar tubuh kecil Jun Wu Xie menghadapnya dan wajah tampannya yang sempurna tercermin di mata Wu Xie.     

Sedikit percikan air hujan membasahi rambut hitam pekat Jun Wu Yao dan mengalir turun di wajahnya yang memesona tanpa cela, menyusuri profil wajahnya yang begitu tajam dan sempurna.     

"Sayangku, kau tak perlu takut lagi. Aku di sini sekarang." Ia memeluk Jun Wu Xie erat-erat di dalam tangannya dan menenangkan gadis itu dengan suara lembutnya.     

Berpisah beberapa bulan terasa hampir seperti selamanya. Mata Jun Wu Yao menatap Jun Wu Xie dengan lembut penuh dan kasih sayang, dan tersembunyi di balik tatapannya adalah kemarahan yang tak terkatakan dan hasrat untuk membunuh.     

Tak peduli siapa pun itu, jika mereka berani membahayakan kesayangan kecilnya, mereka harus siap menghadapi amukannya yang tak terbayangkan.     

Mungkin karena Jun Wu Xie terlalu lelah, dan bisa juga karena luka-luka parah yang dideritanya. Jun Wu Xie tiba-tiba tak sadarkan diri di pelukannya tanpa berbicara lagi.     

Jun Wu Yao menggendongnya di dalam tangannya dan udara tiba-tiba berputar di sekitarnya membentuk putaran udara yang berbentuk bola. Angin yang berputar menguapkan air hujan dari kedua sosok di dalam bola itu dan air hujan tak dapat menembus bola itu, membentuk sebuah bola sakti yang melindungi Jun Wu Xie dari air hujan.     

Dengan Jun Wu Xie di dalam pelukannya, Jun Wu Yao melompat dan terbang langsung ke Akademi Phoenix.     

Rong Ruo berdiri tak dapat berkata-kata di tengah hujan seraya menatap sosok yang mengecil semakin jauh, dan baru tersadar kembali beberapa saat setelah sosok itu menghilang.     

"Pria itu …. Apakah dia berasal dari alam Dunia Tengah?"     

Menyadari kemungkinan itu, Rong Ruo tiba-tiba tersentak dan ekspresi lembut lenyap dari wajahnya ketika itu juga dan bergegas kembali ke Akademi Phoenix.     

Duduk bermalas-malasan di pinggir kolam, dan menikmati anggurnya seraya berteduh dari hujan yang dingin, pria berjanggut itu tiba-tiba terkejut ketika ia merasakan sebuah kekuatan luar biasa mendekat dengan kecepatan yang tak tertandingi. Tatapan santai dan acuh tak acuh itu tiba-tiba berubah menjadi tegang dan serius!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.