Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Aku di Sini Sekarang (2)



Aku di Sini Sekarang (2)

0Bergerak bagaikan seberkas cahaya, sebuah kilat membawa hembusan angin yang kuat ke dalam Akademi Phoenix. Jun Wu Yao mengikuti jejak sari pati Jun Wu Xie yang tertinggal dan datang ke sebuah halaman.     

Di halaman itu, sosok bertubuh tinggi berdiri menunggu di tengah hujan.     

Jun Wu Yao mengangkat sebelah alisnya menatap pria yang berdiri di hadapannya dan sudut mulutnya melengkung memperlihatkan kebiadaban.     

Siapa pun yang berani muncul di depan matanya saat itu hanya akan berhadapan dengan kematian!     

Namun, pria berjanggut di halaman berdiri seolah disambar petir ketika ia melihat Jun Wu Yao. Matanya membelalak ketakutan dan ia mulai gemetar tak terkendali. Persis ketika Jun Wu Yao hendak mengangkat tangannya, pria berjanggut itu tiba-tiba jatuh tersungkur di atas lututnya di hadapan Jun Wu Yao!     

"Tuanku!"     

Jun Wu Yao memicingkan matanya. "Siapa kau?"     

Di Dunia Bawah, ada orang yang mengenalinya?     

"Istana Kehidupan, Yan Bu Gui." Pria berjanggut langsung menjawab.     

Mulut Jun Wu Yao melengkung membentuk senyuman licik dan gumpalan kabut hitam terbentuk di bawah Yan Bu Gui, yang tiba-tiba mengangkat sosok yang tengah berlutut itu melayang di udara bebas!     

"Istana Kehidupan dari Dua belas Istana. Bagus …. Aku baru saja berpikir siapa di dunia bawah ini yang mampu menyakiti kesayangan kecilku."     

Yan Bu Gui menjadi pucat saat itu dan pembuluh darahnya menonjol di wajah pucat itu.     

"Jun Xie …. Aku tak mencederainya …." Yan Bu Gui memaksakan kata-kata itu keluar dari tenggorokannya yang tercekat karena panik dan jika ia sedikit lebih lambat, ia sudah mati di tempatnya berdiri.     

Jun Wu Yao mengernyitkan kening tetapi kabut hitam itu melemparkan Yan Bu Gui ke tanah.     

"Bicara! Siapa yang melakukan ini?"     

Batu roh Ye Sha sudah hancur dan itu berarti ia telah meninggal. Ia dikirim untuk melindungi Jun Wu Xie dan kematian mendadak Ye Sha telah membuat Jun Wu Yao merasa ketakutan. Ia meninggalkan semua yang sedang dikerjakannya terlepas apa pun itu konsekuensinya dan segera bergegas pergi ke Klan Qing Yun.     

Di Gugusan Puncak Berawan, ia hanya melihat reruntuhan sisa-sia Klan Qing Yun dan ia mengikuti intisari Jun Wu Xie yang tertinggal dan mengikutinya ke sini untuk mencarinya.     

Hanya langit yang tahu, ketika ia melihat Jun Wu Xie masih hidup, hatinya yang mengamuk panik akhirnya mereda. Tetapi ketika Jun Wu Xie tiba-tiba pingsan di tangannya, amukan dahsyat hingga sanggup menghancurkan semua yang ada di hadapannya yang telah ditahan selama beberapa abad kini lepas lagi!     

"Itu adalah orang-orang dari Istana Iblis Api …." Yan Bu Gui berkata, terengah-engah.     

"Istana Iblis Api …." Kebiadaban di mata Jun Wu Yao terlihat dan seekor ular hitam melesat keluar dari tangan jubahnya, langsung menuju ke kepala Yan Bu Gui.     

Rasa sakit yang mendera meledak di kepalanya dan Yan Bu Gui mengalami kejang, berkeringat deras.     

Kemudian, rasa sakit itu sepenuhnya sirna tanpa meninggalkan jejak apa pun dan Yan Bu Gui berdiri, wajahnya pucat kelabu dan tubuhnya melayang.     

"Dua Belas Istana semakin bejat, dan mereka bahkan kini melakukan kekejian. Berhasil kabur dari Istana Kehidupan benar-benar menguntungkan bagimu." Ular hitam itu mengalihkan semua informasi yang dikumpulkan dari kepala Yan Bu Gui pada Jun Wu Yao. Ia tahu bahwa Yan Bu Gui tidak berbohong dan di samping itu, ia telah menemukan hal lain yang menarik.     

"Terima kasih pada Tuanku karena telah menyelamatkan nyawa hamba." Yan Bu Gui tak memendam kebencian tetapi hanya bersyukur karena dirinya masih hidup.     

Pria di hadapannya, tak pernah ragu untuk membunuh. Jumlah orang yang berhasil tetap hidup setelah niat Jun Wu Yao untuk membunuh bangkit, sangat sedikit.     

Yan Bu Gui menatap sekilas Jun Xie yang masih dipeluk erat di tangan Jun Wu Yao, dan itu membuatnya paham.     

Jun Wu Yao pasti tidak membunuhnya karena ia telah menyelamatkan Jun Xie. Jika itu tak terjadi, ia akan menjadi seonggok mayat beku yang tak bernyawa sekarang.     

Di sisi lain, hatinya menjadi dingin karena kenyataan ini.     

Sang Penguasa masih hidup ….     

Pertumpahan darah akan segera terjadi di alam Dunia Tengah, kiamat di Dua Belas Istana sekarang bergantung di atas kepala mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.