Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Akademi Phoenix (1)



Akademi Phoenix (1)

0Jun Wu Xie merendahkan pandangannya untuk melihat sosok mungil dan menggendong kucing hitam kecil dan memeluknya di dalam tangannya. Ia kemudian duduk kemudian bangun dari ranjang.     

Fei Yan tercengang dan secepatnya berdiri untuk menghentikan Wu Xie. "Kau belum cukup kuat!"     

Meskipun begitu, Jun Wu Xie tetap bersikeras dan ketika kakinya menyentuh lantai, kepalanya seakan berputar dan terasa pusing kemudian tubuhnya melayang dan lemas. Fei Yan menjulurkan tangannya ingin membantunya tetapi Jun Wu Xie menguatkan dirinya dan berjalan ke arah pintu.     

Pemandangan yang dijumpainya di luar kamar agak menyedihkan. Di halaman yang kosong, gedung-gedung itu tampak usang dan rumput liar tumbuh tinggi di antara lempengan batu di sepanjang jalan. Gedung tempat ia baru saja keluar tampak seperti sebuah reruntuhan akademi dan kelihatannya telah ditinggalkan dan tidak terlihat seperti didiami oleh gadis kecil itu dan Tuannya.     

Jun Wu Xie pernah mendengar mengenai beberapa akademi dan banyak pemuda yang mendaftarkan diri ke akademi setelah roh cincin mereka bangkit untuk belajar di bawah pengawasan seorang ahli. Mereka kemudian akan mempelajari semua tentang roh cincin dan energi spiritual.     

Jun Wu Xie seharusnya mendaftar masuk ke akademi di usianya, tetapi rentetan masalah yang mengguncang Kerajaan Qi telah menunda kesempatannya untuk belajar.     

Semerbak di udara di halaman itu, Jun Wu Xie mengenali aroma anggur. Ia mengangkat kepalanya dan mengikuti asal aroma itu.     

Di sebuah sudut halaman di pinggir kolam teratai, seorang pria berjanggut panjang duduk di sebuah kursi yang terbuat dari batu, menyeruput anggur dari kendi di tangannya. Setengah wajahnya tertutup oleh janggutnya tetapi rona merah di wajahnya dapat terlihat, dan lipatan matanya turun dan sayu karena mabuk. Apa yang menarik perhatian Jun Wu Xie adalah apa yang ada di belakang pria itu, sebuah bunga teratai yang layu di dalam kolam yang dipenuhi dengan daun kayambang.     

"Hei! Kau seharusnya tidak banyak bergerak! Kau belum sembuh!" Fei Yan bergegas menghampiri Jun Wu Xie yang berdiri di pinggir kolam teratai. Tatapan Fei Yan kemudian beralih ke pria berjanggut di sisi kolam yang tengah mengamati Jun Wu Xie sambil menyesap anggurnya dan berkata, "Tuan! Ia tidak mau menurut, ia memaksa keluar walaupun ia belum sepenuhnya pulih."     

Pria berjanggut panjang yang dipanggil Tuan oleh Fei Yan menatap Jun Wu Xie dan mengayunkan tangannya santai. "Biarkan dia melihat. Lagipula ini adalah roh cincinnya, dan keadaannya sudah seperti ini. Wajar jika ia begitu khawatir."     

Hanya ada satu bunga teratai di kolam, dan itu adalah Teratai salju. Setelah serangan telak Pria berjubah putih, Teratai salju kehilangan sebagian besar daya tahannya, dan karena itu ia tak dapat berubah wujud menjadi manusia. Kelopak bunganya yang indah telah menciut dan kisut, tepi kelopaknya berubah menjadi kecoklatan, dan hampir kehilangan keindahannya.     

Jun Wu Xie menatap Teratai salju tanpa berbicara dan wajahnya tak memiliki ekspresi. Satu jam kemudian, ia memalingkan wajahnya dan melihat pria berjanggut panjang yang tengah mengamati dirinya selama ini.     

"Apakah bunga itu dapat diselamatkan?"     

"Inti kehidupan dan kekuatannya telah rusak parah, tetapi memeliharanya di kolam ini mungkin masih dapat menyelamatkannya. Jika dipaksa dipindahkan, dalam waktu dua minggu, intisarinya akan sirna dan menguap ke udara." Pria berjanggut itu berbicara terus terang dan tak mengatur kata-katanya.     

Jun Wu Xie bingung, dan ia menundukkan kepalanya dan menatap Kucing hitam kecil di tangannya, dan tetap diam.     

"Daripada memikirkannya, kau seharusnya memikirkan dirimu. Luka-lukamu juga parah dan aku dengar dari Qiao Chu bahwa kalian bertemu dengan orang dari Dunia Tengah. Kau menggunakan teknik khusus untuk menyerang lawan, bukan?" Pria berjanggut itu ragu-ragu sesaat sebelum berkata, "Jangan khawatir, aku adalah Guru Hua Yao dan yang lain."     

Jun Wu Xie menatap pria berjanggut itu dan masih tidak berbicara.     

Pria berjanggut itu menatap putus asa pada wajah mungil Jun Wu Xie dengan ekspresi dinginnya sebelum ia berkata, "Baik, jika kau tak ingin membicarakannya, kau tak perlu memaksakan diri. Kerusakan jiwa sangat sulit ditangani. Kau harus berhati-hati mulai saat ini."     

Jun Wu Xie kembali menatap Teratai salju dan bertanya, "Kau bisa menyelamatkannya?" Ia tak dapat merasakan intisari jiwa Teratai Kecil dan Teratai Mabuk, tetapi entah bagaimana ia merasa bahwa Teratai salju yang sendirian di kolam itu kelihatannya memiliki lebih banyak kekuatan dibanding keadaannya di hari nahas itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.