Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Akademi Phoenix (3)



Akademi Phoenix (3)

0Jun Wu Xie berjalan menghampiri Qiao Chu dan berdiri di tepi ranjangnya dan tanpa bicara, ia mengangkat selimut yang menutupi tubuh Qiao Chu.     

Qiao Chu terbaring di kasur terkejut.     

Terungkap di balik selimut, perban berdarah-darah dan berbagai botol obat-obatan diletakkan, terlihat jelas tergesa-gesa ditumpuk dan disembunyikan di bawah selimut.     

Mata Jun Wu Xie langsung terpaku melihat itu semua.     

Qiao Chu menelan ludah dan menarik selimutnya kembali untuk menutupi bukti-bukti itu sepenuhnya.     

"Ini sudah ditaruh di sini beberapa hari dan aku terlalu malas untuk membuangnya. Haha … Ha …." Qiao Chu tertawa tertahan.     

Jun Wu Xie meraih jubah Qiao Chu dan membukanya lebar-lebar. Di bawah jubah itu, perban berdarah-darah menutupi hampir seluruh permukaan tubuhnya, darah masih merembes dari perban itu dan pemandangan itu membakar mata Jun Wu Xie.     

Qiao Chu terperanjat, tetapi sudah terlambat untuk menyembunyikan luka-lukanya. Ia tak bergerak seraya melihat wajah pucat Jun Wu Xie.     

"Ini … akan sembuh … sangat cepat."     

Jun Wu Xie mengabaikannya dan mengangkat kepalanya dengan yakin. Ia berbalik ke Hua Yao yang melenguh panjang tak berdaya sebelum ia membuka bajunya dengan sukarela dan menunjukkan pada Jun Wu Xie tubuhnya yang terbalut perban.     

Ia telah mengatakan pada yang lain bahwa Jun Xie pasti akan mengetahuinya.     

"Gunting." Jun Wu Xie bertanya dengan suara datar.     

Qiao Chu tak punya pilihan kecuali mencari-cari di kasurnya yang berantakan dan mengeluarkan sebuah gunting, dan menyerahkannya, hatinya begitu berat.     

Jun Wu Xie menggenggam gunting di tangannya dan dengan beberapa gerakan cepat, menggunting perban itu dengan terampil, membuka luka-luka yang tak terhitung jumlahnya yang tersebar di seluruh tubuhnya.     

Mata Jun Wu Xie mengecil.     

"Aku … baik-baik saja …." Melihat tatapan serius di mata Jun Xie, Qiao Chu buru-buru mengatakan, mencoba terlihat santai dengan semua itu.     

"Aku berkulit tebal, dan luka seperti ini tidak menjadi masalah besar."     

Wajah Qiao Chu yang tampan namun licik berwarna hitam kebiruan akibat lebam dan darah masih bergumpal di separuh wajahnya. Luka yang terbuka terlihat menganga lebar.     

Ruangan itu hening seperti kuburan. Luka dan cedera yang dialami Qiao Chu jauh lebih parah dari apa yang dikatakannya.     

Rong Ruo dan Fei Yan berdiri di satu sisi, merasa tak berdaya. Ketika keduanya baru saja kembali hari itu, luka mereka tak lebih ringan daripada Jun Wu Xie. Hanya saja luka Jun Wu Xie ada pada jiwanya dan perawatannya akan lebih rumit. Setelah tiba di akademi, keduanya hanya mengatakan satu kalimat bersamaan, dan kemudian langsung pingsan.     

Mereka mengatakan ….     

Selamatkan Jun Xie.     

Rong Ruo dan Fei Yan tidak mengenal siapa itu Jun Xie, tetapi semua menjadi jelas ketika melihat Qiao Chu dan Hua Yao memegang Jun Wu Xie begitu erat.     

Mereka tak menyangka bahwa perjalanan ke Klan Qing Yun membuat Hua Yao dan Qiao Chu pulang dengan begitu banyak luka berat.     

Jun Wu Xie tak mengatakan satu patah kata pun melainkan mengeluarkan obat yang dimilikinya. Ia membuka paksa mulut Qiao Chu dan mulai menuangkan obat itu ke dalamnya.     

Qiao Chu tersedak karena kaget dan baru akan protes ketika ia melihat ekspresi dingin di wajah Jun Wu Xie. Ia secepatnya menelan kembali kata-kata yang hampir keluar dari tenggorokannya dan duduk diam meratapi nasibnya.     

Setelah Qiao Chu menelan obat itu, Jun Wu Xie mulai merawat luka-lukanya.     

Awalnya Fei Yan dan Rong Ruo hanya diam mengamati dari pinggir, dan ketika mereka melihat Qiao Chu segera menjadi lebih baik di bawah perawatan Jun Wu Xie yang terampil, mereka takjub hingga tak dapat berkata-kata.     

"Ini … adalah bocah …." Fei Yan mengedipkan matanya yang semakin berbinar berulang kali karena kekagumannya terhadap Jun Wu Xie.     

Perawatannya, membuat kerja keras Tuan mereka selama berhari-hari tampak tidak berguna!     

Rong Ruo mengangguk setuju. Keahlian Jun Wu Xie yang hampir menyerupai sihir benar-benar membuka mata mereka melihat ke jendela cakrawala baru.     

Setelah luka-lukanya dirawat, Jun Wu Xie membalut kembali tubuh Qiao Chu dan segera berbalik berjalan ke arah ranjang Hua Yao di sisi berlawanan di dalam ruangan itu.     

Hua Yao menatap botol obat di tangan Jun Wu Xie dan berkata cepat, "Aku akan melakukannya sendiri."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.