Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Keenam (8)



Tamparan Keenam (8)

"Hei, Kakak Hua, jika ini diteruskan, ia akan mati." Qiao Chu melihat bahwa Qin Yue semakin lama semakin lemah dan waktu hampir habis. Mereka tak menyangka Qin Yue masih menyangkal semuanya bahkan ketika ia di ambang kematian. Mereka tak peduli jika Qin Yue mati, tetapi dengan kematiannya, Qin Yue akan membawa serta satu-satunya petunjuk mereka mengenai keberadaan peta itu.     

Hua Yao bingung, keheranan. Wajahnya yang begitu tampan mengerut karena khawatir.     

Klan Qing Yun sangat besar. Jika Qin Yue menolak untuk memberikan informasi dan mati, mereka harus mengobrak-abrik seluruh Gugusan Puncak Berawan dan mereka akan membutuhkan waktu lama untuk mencarinya.     

"Serahkan padaku." Jun Wu Xie tiba-tiba berbicara.     

Hua Yao melihat Jun Wu Xie bertanya-tanya.     

"Aku sudah mengatakannya. Kita hanya punya waktu satu jam." Jun Wu Xie berkata pelan. Qin Yue akan mati seperti yang sudah dikatakannya, dalam satu jam, dan tak akan bertahan lebih lama dari itu.     

Hua Yao menyuruh Ular Tulang Berkepala Dua melepaskan Qin Yue dan meletakkannya di lantai. Qin Yue dipenuhi darahnya sendiri dan napasnya menjadi semakin pendek. Ia kelihatannya tak dapat berbicara karena wajahnya meringis tak terkendali.     

Jun Wu Xie berjongkok dan menatap Qin Yue yang semakin lemah. Ia mengambil jarum peraknya, dan menusukkannya di dua belas arteri utama dan menghentikan pendarahan akibat lukanya untuk sementara. Kemudian, ia membuka paksa mulut Qin Yue dan melemparkan tiga ramuan ke dalam mulutnya dan memaksanya untuk menelan ramuan itu sebelum ia berdiri.     

Tak memahami apa yang sedang terjadi, Hua Yao menatap Jun Wu Xie. Ia telah melihat Jun Wu Xie beraksi sebelumnya dan ia telah percaya sepenuhnya ketika menyerahkan Qin Yue pada Wu Xie, walaupun ia tak yakin apa yang akan dilakukan gadis ini.     

Mengapa ia menghentikan pendarahannya, memberikan ramuan obat padanya, dan mengabaikannya setelah itu?     

Qiao Chu menjulurkan lehernya dan melihat Qin Yue yang mulai kaku. Ia penasaran dengan berbagai ramuan aneh yang dimiliki Jun Wu Xie dengan khasiat surgawi. Ia telah melihat siksaan macam apa yang diberikan "Tampilan Indah" pada korbannya dan ia bertanya-tanya apa efek ramuan lain yang diberikan pada Qin Yue saat ini?     

Waktu seakan berhenti pada saat itu. Para Tetua terus gemetar dan saling berpelukan tak bersuara di pinggir. Mereka mengintip sosok Qin Yue yang tak bergerak, tergeletak di lantai.     

Jun Wu Xie mengabaikan semuanya dan hanya menyeka tangannya dengan sebuah sapu tangan dengan cermat dan teliti.     

Tak ada yang tahu apa yang diberikan Jun Xie pada Qin Yue dan mengapa tak ada efek apa pun.     

Beberapa saat kemudian, pemandangan yang menyenggol rasa penasaran mereka membuat semua orang menganga terkejut!     

Tubuh Qin Yue tiba-tiba melenting. Ia membungkuk dan anggota tubuhnya melengkung membentuk sudut yang aneh dan teriakan mengerikan tiba-tiba terdengar memecah kesunyian di aula utama! Anggota tubuh Qin Yue terlihat seperti dipelintir oleh sebuah kekuatan besar hingga bengkok membentuk sudut aneh, dan ini baru permulaan. Jari-jarinya mulai hancur dan tampaklah luka-luka menganga, lalu semacam bubuk berwarna putih mengalir keluar bersama darah dari luka-luka tersebut. Tubuh Qin Yue mengalami kram dan ia kejang-kejang bagaikan disambar petir.     

"Penguraian Tulang?" Mata Qiao Chu tiba-tiba membesar. Menatap zat tak dikenal yang mengalir keluar dari luka dalam bentuk bubuk putih, Qiao Chu akhirnya mengerti bahwa itu pasti berasal dari tulang, yang hancur hingga menjadi bubuk!     

Tulang jari Qin Yue melebur menjadi abu dan mengalir keluar dengan darah, mengotori lantai putih itu.     

Seluruh jari-jarinya berdarah, dan orang hanya dapat membayangkan siksaan yang ia alami dengan mendengar ratapan yang tak henti-hentinya dari Qin Yue, yang terlalu lemah bahkan hanya untuk berbicara.     

Wajah Qin Yue yang memerah kemudian menjadi pucat kelabu dan matanya yang melotot berwarna merah seperti darah. Air mata dan ingus mengalir keluar tak terkendali di wajahnya dan suara giginya yang digertakkan menunjukkan siksaan pedih luar biasa yang dialami Qin Yue.     

"Pertama-tama tangannya, kemudian kakinya. Dimulai dengan keempat anggota tubuh, kemudian tulang belakang dan tulang rusuk. Jangan khawatir, kau akan baik-baik saja. Selama aku di sini, aku tak akan membiarkan kamu mati dulu." Jun Wu Xie akhirnya berbicara padanya, dan sudut mulutnya mengerut licik sekali lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.