Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Menarik Jala (2)



Menarik Jala (2)

0Di dalam Puncak Awan Tersembunyi, Qiao Chu duduk dengan nyaman di kursi, kakinya disilangkan santai. Ia menatap Jun Xie, yang membelai bulu kucing hitam kecil, matanya berkilat karena senang. "Xie Kecil, itu terlalu jahat. Kau benar-benar mengirimkan mayat itu kembali ke Puncak mereka. Begitu para Tetua melihatnya, mereka pasti akan melonjak marah!"     

Murid mereka direbut paksa dari tangan mereka, dan hanya dalam beberapa hari, murid-murid itu meninggal dan dilemparkan di kaki puncak pegunungan mereka. Apa yang tak dapat ditoleransi adalah di tubuh mayat itu terdapat sebuah surat dari "Ke Cang Ju."     

Di dalam surat itu, hanya beberapa kata-kata sederhana yang dituliskan. 'Muridmu telah dikembalikan dengan baik. Aku akan kembali untuk mengambil yang lain!'     

Beberapa kata itu sangat arogan dan pesan itu sangat kejam. Tetua lain tak mungkin tetap tenang setelah membaca surat itu, karena bahkan Qiao Chu selalu ingin menampar Jun Xie ketika ia membaca isi surat itu!     

Itu sangat keterlaluan bagi siapa pun yang membacanya! Mayat murid-murid mereka sudah dihancurkan hingga keadaannya begitu menyedihkan dan Jun Xie berani menyebutkan "dikembalikan dengan baik", dan ia akan kembali!!? …. Kata-kata itu mungkin akan membunuh para Tetua di tempat mereka berdiri membaca surat itu!     

"Orang-orang itu pantas mendapatkan apa yang kita perbuat pada mereka." Jun Wu Xie berkata halus. Selain Puncak Awan Tersembunyi, seluruh murid-murid Wisma Dalam Klan Qing Yun telah melakukan kejahatan di bawah pemerintahan yang busuk. Desa-desa yang lenyap, penduduk yang hilang, semua dikarenakan tindakan murid-murid itu. Sangat memuakkan ketika mendengar para murid Puncak Awan Tersembunyi membual mengenai para wanita di desa yang mengalami teror tak terbayangkan di tangan para murid ketika mereka melaksanakan misi mereka, seperti itulah kekejaman para murid Klan Qing Yun.     

Tak banyak yang dapat mengguncang hati Jun Wu Xie di kehidupan sebelumnya, tetapi satu hal yang pasti ia benci dan membuatnya murka, adalah ketika wanita dipermainkan.     

Bahkan ketika ia masih menjadi bagian organisasi itu, jika ada anggota mereka yang ketahuan berbuat kekejian terhadap wanita, ia akan menolak untuk merawat dan menyelamatkan mereka bahkan jika perintahnya datang dari jajaran petinggi. Ia hanya akan menatap dingin orang-orang itu menderita tersiksa di bawah kematian tak terelakkan yang akan datang tanpa perawatannya.     

Mengetahui hal itu, hanya mengeraskan tekad Jun Wu Xie.     

Jika langit tak dapat memberikan penghukuman, ia dengan senang hati akan mengulurkan bantuan!     

"Heh, heh, tebakanku, waktunya sudah dekat, para Tetua itu akan menyerbu Sang Penguasa dan membuat keributan. Dan itulah saatnya bagi kita, untuk menarik kembali jala kita." Qiao Chu mengatakan, sambil menggosok kedua tangannya dengan senang. Menjalankan rencana Jun Xie memang menegangkan sekaligus menggembirakan. Sulit membayangkan pemuda kecil di hadapan mereka, yang jarang bicara, begitu teliti dan efisien ketika menjalankan misi seperti ini.     

Ia ingin sekali membuka kepala Jun Xie, dan melihat apa isinya.     

"Apakah semua sudah siap pada tempatnya?" Hua Yao bertanya dari pinggir. Ia tidak secuek Qiao Chu. Ia tahu bagaimana kritisnya situasi ini. Jika mereka gagal melenyapkan musuh dalam satu kali serangan, mereka justru akan menjadi korban dan mati di sini.     

"Aku telah menyiapkannya tadi. Tugas yang diberikan oleh Xie Kecil, adalah mengantar surat itu." Qiao Chu tergelak, menepuk dadanya dengan yakin.     

"Dalam tiga hari, para Tetua akan bergerak. Beritahu Mu Chen supaya bersiap-siap. Aku tak ingin ada insiden tak terduga." Jun Wu Xie berkata sambil menegakkan kepalanya. Setelah melakukan persiapan selama hampir satu bulan, kini waktunya untuk menarik jala.     

Ia akan membuat Klan Qing Yun, membayar semua dosa mereka.     

Setelah pergi begitu lama, ia merasakan kerinduan pada kampung halaman.     

Kakek, Paman, … Jun Wu Yao ….     

Ini waktunya pulang ke rumah.     

Ketika semua masalah sudah beres di sini, ia akan kembali ke Istana Lin, sebelum pergi lagi untuk membuat ramuan yang diinginkan Qiao Chu dan Hua Yao.     

"Baik. Aku akan pergi ke Puncak Menapak Awan malam ini. Aku tak berani masuk ke sana karena para murid Puncak Menapak Awan saat ini akan menolak mati-matian murid Puncak Awan Tersembunyi yang ingin masuk ke wilayah mereka." Qiao Chu menjelaskan, menggaruk-garuk kepalanya. Persekutuan Jun Xie dan Mu Chen hanya diketahui oleh mereka berempat. Murid Puncak Menapak Awan masih berpikir bahwa Penatua mereka mengalami ketidakadilan di Puncak Awan Tersembunyi, dan ketika mereka melihat murid Puncak Awan Tersembunyi, wajah mereka berubah penuh kemarahan dan mereka menyerang murid Puncak Awan Tersembunyi tanpa ragu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.