Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Keinginan Mu Chen yang Tak Terpatahkan (2)



Keinginan Mu Chen yang Tak Terpatahkan (2)

0Di dalam Puncak Menapak Awan, Mu Chen berdiri di puncak gunung dengan semua muridnya di sekelilingnya. Matanya begitu tajam ketika mengamati Ke Cang Ju yang perlahan mendekat.     

"Penatua Mu, sudah lama tidak bertemu." Hua Yao menjadi sangat mahir ketika menirukan tawa Ke Cang Ju yang terkekeh saat ini, dan digabungkan dengan nada bicaranya yang sinis, suaranya membuat sensasi dingin menjalar di tulang belakang para murid di hadapan mereka.     

"Puncak Menapak Awan tidak menerima Penatua Ke, kami akan meminta Penatua Ke pergi dari sini." Wajah Mu Chen kaku dan ia tak ragu-ragu meminta mereka untuk pergi.     

Jun Wu Xie mengamati Mu Chen diam-diam berpikir dia memang berbeda dengan Tetua lain.     

Di Puncak berawan lain, para Tetua sudah mengetahui niat "Ke Cang Ju" tetapi menyerah dengan persetujuan Qin Yue dan mengizinkan murid mereka dikorbankan. Tak ada satu pun dari antara mereka yang bereaksi seperti Mu Chen, yang langsung menolak mereka untuk masuk dan melindungi murid-muridnya tanpa takut atau ragu.     

Para murid yang berdiri di samping Mu Chen tidak menunjukkan rasa takut di mata mereka tetapi lebih terlihat tegar dan kokoh. Di antara para murid itu, Jun Wu Xie mengenali Rong Heng, yang berdiri tepat di belakang Mu Chen. Ia terkejut melihat Jun Wu Xie sesaat, tetapi ia segera kembali ke sikap asalnya tegar seperti rekan muridnya yang lain.     

"Ke Cang Ju" mendengar kata-kata tidak sopan Mu Chen dan pembawaan sinisnya yang akan segera berubah menjadi kemarahan. Ia berkata mengejek, "Mu Chen, kita sama-sama Tetua, aku tak akan tersinggung dengan sikapmu. Tetapi setidaknya kau tahu tempat! Tujuan perjalananku ke sini untuk mengambil muridmu adalah ide Sang Penguasa. Apakah kau berani kekuasaanmu sebagai seorang Tetua mengalahkan Sang Pemimpin?"     

Serentetan kutukan meledak dan wajah Mu Chen semakin suram. Wajah para murid di belakang Mu Chen mulai berubah menjadi merah karena marah mendengar kata-kata kasar.     

"Aku baru tahu Kakak Hua semakin ahli menarik kebencian pada dirinya sendiri." Terkesan dengan tindakan Hua Yao yang memancing kemarahan semakin mendidih di antara para murid Puncak Menapak Awan, Qiao Chu tak dapat menahan untuk berbisik pada Jun Wu Xie memuji Kakak Hua.     

"Bukankah ia selalu begitu?" Jun Wu Xie mengangkat alisnya bertanya-tanya. Karakter Hua Yao tampaknya dingin dan tak berperasaan, dan ia selalu memiliki lidah yang beracun, dan kelihatannya mampu menggiring orang-orang dengan bakat berbicaranya.     

"Itu benar." Qiao Chu diam-diam mengangguk, sering mengalaminya sendiri.     

Hua Yao melanjutkan, "Penatua Mu, aku menyarankan kau menerima permintaan damai kami sekarang dan tidak mempersulit situasi untuk dirimu sendiri. Tugasku memilih beberapa murid dari berbagai Puncak adalah perintah langsung dari Sang Penguasa sendiri. Tetua lain telah bekerja sama dengan baik dan aku memohon pada Penatua Mu untuk tidak melakukan perlawanan sia-sia, karena itu hanya menyangkut dua orang murid saja."     

Rahang Mu Chen terkatup rapat dan wajahnya suram karena kemarahan. Ia hanya menjawab, "Aku tidak akan menerima perintah itu!"     

Wajah Hua Yao menjadi semakin bengis. "Sepertinya Penatua Mu bertekad menentang perintah mulia Sang Penguasa? Bahkan sebagai seorang Tetua, menentang perintah dari Sang Pemimpin adalah sebuah kejahatan yang hukumannya tak akan dapat Anda tanggung!"     

Setelah Qin Yue diangkat menjadi Pemimpin Klan Qing Yun, kekuatan beberapa Tetua perlahan memudar. Qin Yue memiliki kekuatan untuk menegur dan menghukum seorang Tetua tanpa dasar. Terlebih lagi, Mu Chen dan Qin Yue tidak memiliki hubungan baik dan itu diketahui di seluruh wilayah Klan Qing Yun.     

Mu Chen selalu bersahaja dan tidak menarik perhatian dan Puncak Menapak Awan selama ini tidak memberikan alasan bagi Qin Yue untuk melakukan perlawanan terhadapnya. Tetapi jika ia sekarang melakukan sebuah kejahatan dengan melawan perintah Sang Penguasa, Qin Yue akan memiliki alasan sempurna untuk menyingkirkan Mu Chen sejak saat ini!     

Semua orang yang ada di situ sangat paham dengan apa yang dimaksud oleh "Ke Cang Ju."     

Tanpa menunggu jawaban Mu Chen, Rong Heng yang berdiri di belakangnya melangkah ke depan.     

"Penatua Ke, kau tak perlu mengatakan apa-apa lagi. Aku akan ikut denganmu."     

Mu Chen tak dapat berkata-kata ketika ia menatap Rong Heng yang menyerahkan diri untuk berkorban demi orang lain. Segera setelah itu satu lagi murid Puncak Awan Tersembunyi melangkah maju, memperlihatkan kerelaannya untuk mengikuti Penatua Ke kembali ke Puncak Awan Tersembunyi.     

Situasi ini sama sekali belum pernah terjadi! Di puncak lain, semua murid menjauh dari Hua Yao, takut mereka akan terpilih untuk pergi ke Puncak Awan Tersembunyi. Dan mereka yang terpilih sepenuhnya ketakutan dan berlutut di hadapan guru mereka menangis tersedu-sedu dan memohon, supaya para Tetua menyelamatkan mereka dari takdir yang tak terelakkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.