Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Keinginan Mu Chen yang Tak Terpatahkan (3)



Keinginan Mu Chen yang Tak Terpatahkan (3)

0Semua murid Klan Qing Yun tahu jika mereka berakhir di Puncak Awan Tersembunyi, itu juga berarti akhir dari hidup mereka.     

Tetapi para murid Puncak Menapak Awan memiliki reaksi yang berbeda. Mereka tahu bahwa kematian menunggu mereka jika mereka pergi ke Puncak Awan Tersembunyi, tetapi untuk mencegah Qin Yue memiliki alasan untuk menyentuh Mu Chen, mereka memilih untuk mengorbankan diri dan melindungi Mu Chen!     

Hal ini membuat seseorang bertanya-tanya seberapa tinggi Mu Chen dihormati oleh para muridnya sehingga mereka rela mengabaikan keselamatannya sendiri dan memberikan nyawa mereka demi Tuannya.     

Jun Wu Xie mengamati semua ini tanpa berkata-kata dan tatapannya berpaling pada Mu Chen.     

Para muridnya rela mati untuknya, apa yang akan ia lakukan?     

Mu Chen menarik Rong Heng dan murid lainnya serta mendorong mereka ke belakang tubuhnya sebelum berkata pada Hua Yao, "Aku tak akan mengizinkanmu mengambil satu orang murid pun dari Puncak Menapak Awan. Jika kau memaksa, kau harus melakukannya dengan melangkahi mayatku! Silakan pergi, Penatua Ke. Silakan pergi ke Qin Yue jika kau mau, atau lakukan apa saja yang kau ingin di Klan Qing Yun, tetapi aku, Mu Chen, akan tetap di sini, berdiri menentangmu. Aku telah mengatakan bagianku, selama aku masih menjabat sebagai Tetua Puncak Menapak Awan dan menjadi Tuan para murid ini, tak ada yang dapat memaksa muridku melakukan apa pun yang tak mereka kehendaki!!"     

Mu Chen tak menunggu jawaban Hua Yao dan berbalik, mendorong muridnya kembali. Ia memperjelas sikapnya dan muridnya bukan untuk dijadikan mangsa!     

"Aku merasa aku mulai menyukai Mu Chen, ia jauh lebih baik daripada Tetua munafik dari puncak lain." Qiao Chu mengamati Mu Chen yang pergi dengan murid-muridnya memberikan acungan jempol di hatinya untuk kebijaksanaannya.     

"Karakter Mu Chen akan membuatnya terbunuh jika aku adalah Ke Cang Ju yang asli." Hua Yao menyingkirkan ekspresi kejinya dan kembali ke sikap tenangnya seperti biasa.     

"Seekor Naga bisa berubah menjadi sekecil biji-bijian, dan begitu pula sebaliknya dengan manusia. Mu Chen selama ini menahan penindasan yang dilakukan padanya tetapi jika seseorang menekan tombol yang salah, ia tak akan memberikan toleransi lagi." Jun Wu Xie senang Mu Chen bereaksi seperti itu. Jika Mu Chen bertindak seperti Tetua lain dan mengizinkan Hua Yao mengambil murid mereka, ia tak akan mempertimbangkan untuk bekerja sama dengannya sama sekali.     

"Dengan keadaan seperti ini, apakah aku masih harus menyembunyikan situasi sebenarnya di Puncak Menapak Awan?" Qiao Chu bertanya, memegang tas kain kecil di tangannya.     

Jun Wu Xie menggelengkan kepalanya.     

"Kita perlu duduk dan berbicara pada Mu Chen. Diskusi yang serius." Jun Wu Xie berkata.     

"Itu jika Mu Chen masih mau menemui kita. Melihat reaksinya sebelum ini, ia terlihat seperti akan membunuh Kakak Hua." Qiao Chu tak berpikir ada kesempatan mereka duduk dan melakukan percakapan baik-baik.     

"Ia akan menemui kita." Jun Wu Xie yakin.     

"Kau memiliki sebuah rencana?" Hua Yao berbalik menghadap Jun Xie, merasa bocah kecil ini tidak kehabisan dengan ide ulung di dalam kepalanya.     

Jun Wu Xie memanggil Hua Yao, dan Hua Yao mendekatkan telinganya.     

Kata-kata pelan dibisikkan ke telinganya.     

Mata Hua Yao berseri-seri dan berkata, "Ini mungkin akan berhasil."     

Sekejap kemudian, Hua Yao dan muridnya tetap berada di Puncak Menapak Awan walaupun telah diminta untuk pergi oleh Mu Chen. Mereka mulai berkeliling di kawasan puncak dan murid Puncak Menapak Awan berpikir mereka telah pergi. Mereka melakukan tugas rutin mereka dan tak menyangka bahwa ….     

Mu Chen duduk di ruang kerjanya, wajahnya suram, dan kepalan tinjunya menumbuk meja dengan keras! Ia mengatupkan rahangnya seraya menatap pintu yang terkunci rapat di hadapannya, matanya penuh kebencian yang hampir meledak.     

Tiba-tiba, Rong Heng menyerbu masuk dengan panik.     

"Penatua Mu! Penatua Ke menculik Lin kecil dan ia membawanya ke Puncak Awan Tersembunyi!"     

Mu Chen tiba-tiba berdiri dan kursinya terpental ke belakang jatuh ke lantai, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.     

Ke Cang Ju sudah keterlaluan!     

"Jaga semua murid di dalam Puncak Menapak Awan dan jangan biarkan mereka keluar! Aku akan pergi ke Puncak Awan Tersembunyi!" Mu Chen menggertakkan giginya. Ia tak menyangka Ke Cang Ju sanggup berbuat hina seperti itu setelah menerima penolakannya dengan jelas. Ke Cang Ju telah dengan sengaja mengabaikannya dan memaksa menculik salah seorang murid Puncak Menapak Awan!     

Mu Chen tak dapat menahan dirinya lebih lama lagi, bertahun-tahun penindasan yang dialaminya telah menjadi bahan bakar api kemarahan yang membara di dalam dadanya dan kemarahan itu akan menyembur keluar. Setelah memberikan instruksi pada Rong Heng, ia bergegas menuju ke Puncak Awan Tersembunyi sesegera mungkin!     

Jika Ke Cang Ju berani menyentuh satu helai rambut muridnya, ia kan mengubur seluruh Puncak Awan Tersembunyi bersamanya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.