Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Keinginan Mu Chen yang Tak Terpatahkan (1)



Keinginan Mu Chen yang Tak Terpatahkan (1)

0Sementara Hua Yao yang menyamar sebagai Ke Cang Ju membuat keributan dan membakar kebencian dan ketakutan di seluruh Klan Qing Yun, Jun Wu Xie tidak menganggur. Ia memanfaatkan malam hari untuk mengembangkan kekuatan spiritualnya dengan Manik Kayu Berhias dan memilih herba yang sesuai di Puncak Awan Tersembunyi untuk membuat ramuan dengan berbagai khasiat.     

Di tengah semua kesibukan itu, ia melakukan sebuah perjalanan spesial menuruni Puncak Awan Tersembunyi untuk memberikan obat dan ramuan herbal khusus untuk merawat dan menyembuhkan komplikasi pembuluh darah vena dan arteri pada Rong Heng.     

Rong Heng sudah berpikir pemuda yang diantarkannya ke Puncak Awan Tersembunyi beberapa minggu yang lalu sudah meninggal, dan ketika ia menerima paket darinya, ia benar-benar bahagia dan begitu berterima kasih pada Jun Wu Xie. Sebelum ia pergi, tak lupa ia mengingatkan Jun Wu Xie untuk lebih berhati-hati di dalam Puncak Awan Tersembunyi dan bahwa Ke Cang Ju telah membuat kekacauan di puncak lain, maka ia harus tetap berada di Puncak Awan Tersembunyi untuk menghindari adanya tindakan pembalasan dari Puncak lain.     

Murid-murid Puncak lain ketakutan dan memendam kebencian mendalam pada Puncak Awan Tersembunyi, dan mereka mungkin akan menjatuhkan pembalasan dendam mereka pada murid Puncak Awan Tersembunyi.     

Jun Wu Xie mendengarkan peringatan tulus dari Rong Heng, tetapi ia tetap diam. Ia sangat senang keributan di antara Gugusan Puncak semakin parah.     

Hanya ketika seluruh Klan Qing Yun dikuasai oleh teror, barulah rencananya dapat berjalan seperti yang sudah disusun!     

Setiap beberapa hari sekali, ia pergi dengan Hua Yao dan Qiao Chu untuk menjalankan "misi jahat" mereka. Jun Wu Xie berhasil memahami dengan baik situasi yang berbeda di antara berbagai Puncak juga karakter yang berbeda dari setiap Tetua. Beberapa berkarakter tenang, yang lainnya begitu berapi-api, sisanya murung, tetapi mereka semua adalah korban kesewenangan Hua Yao karena ia membawa bendera persetujuan Sang Penguasa atas tindakannya yang menginjak-injak kepala para Tetua, reputasi mereka yang terpandang dihancurkan berkeping-keping dan eksistensinya hampir punah.     

Gelombang kekacauan mengambil kendali dan menyelimuti Gugusan Puncak Berawan dengan suasana suram dan semua murid bahkan para Tetua, tak dapat tidur nyenyak di tengah penganiayaan ini.     

Setelah menanam benih ketakutan di berbagai Puncak, Jun Wu Xie mengincar target terakhirnya, Puncak Menapak Awan Mu Chen!     

Puncak Menapak Awan adalah kelompok yang paling tidak menonjol di antara kedua belas puncak lain dan itu adalah puncak dengan jumlah murid paling sedikit. Di seluruh kawasan puncak, total muridnya hanya sekitar dua puluh. Puncak Menapak Awan yang sangat luas itu hanya didiami oleh Mu Chen dan sekitar dua puluh murid sepanjang tahun, dan biasanya kawasan itu terlihat lengang dan tak berpenduduk.     

Dibandingkan dengan Puncak lain, di mana biasanya terdapat ratusan murid, jumlah murid Mu Chen terlihat sangat menyedihkan.     

Mu Chen jarang menerima murid, karena baginya lebih baik ia tak memiliki murid daripada menerima kandidat yang tidak sesuai. Jika mereka tak mencapai standar, ia akan memilih untuk pergi tanpa merekrut seorang pun. Selain itu, Qin Yue selalu menekan kekuatan Mu Chen diam-diam sehingga membuat situasi di Puncak Menapak Awan begitu suram.     

"Penatua Mu Chen sepertinya berbeda dibandingkan dengan Tetua lain." Qiao Chu berkata, menggosok dagunya. Ia telah hidup mewah dan bersenang-senang di bawah kekuasaan Hua Yao sambil meneror Gugusan Puncak, dan ia merasa dagunya sedikit tumpul.     

"Mmm, jika Klan Qing Yun memiliki sisi yang bersih, itu adalah Puncak Menapak Awan. Tetuanya mungkin sangat muda, tetapi ia seorang pria yang tegas dan jujur. Memiliki integritas dan semua yang kudengar tentangnya tak menunjukkan ia melakukan perbuatan keji atau tidak bermoral. Ia satu-satunya pengecualian di antara puncak lain yang aku tahu." Hua Yao mengangguk setuju, karena ia juga memiliki kesan baik mengenai Mu Chen.     

Jun Wu Xie berdiri di kaki Puncak Menapak Awan dan mendongakkan kepalanya untuk melihat ke puncak gunung itu.     

Di puncak, ia sepertinya dapat melihat sesosok pria, berpakaian biru, jubahnya berkibar terkena tiupan angin.     

Pria itu kelihatannya sedang melihat ke arah mereka.     

"Dapatkah kita memanfaatkan Mu Chen?" Hua Yao menatap Jun Wu Xie yang tak bersuara. Perintah yang membuat Tetua lain ketakutan dipilih oleh Jun Xie, dan ia telah meletakkan Mu Chen sebagai yang terakhir. Dalam perjalanan mereka ke sini, Jun Wu Xie telah mengisyaratkan dengan perkataannya yang membuat Hua Yao mengerti bahwa Mu Chen sepertinya berbeda dari Tetua lain di Klan Qing Yun.     

Baik itu kepribadiannya atau situasinya, ia tak sesuai berada di Klan Qing Yun yang sekarang.     

"Apakah ia dapat berguna, akan menjadi pilihannya sendiri." Jun Wu Xie menundukkan kepalanya, menatap dengan serius.     

Hua Yao tersenyum tak bersuara setuju dengannya.     

Qiao Chu tertawa keras dan berseru, "Ayo pasang wajah angkuh dan diktator kita dan maju ke depan!"     

Satu-satunya balasan yang ia dapat dari seruannya yang gaduh adalah dua tatapan dingin yang ditujukan tepat padanya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.